Salemba, Jakarta-Direktur Pendidikan Tinggi, Iptek, dan Kebudayaan Bappenas Hadiat mengatakan bahwa ujung dari pembangunan adalah kesejahteraan. Kesejahteraan dapat terlihat ketika bangsa mampu menciptakan SDM buang berkualitas dan menguasai teknologi. Sehingga pada saat memasuki usia emas pada 2045, Indonesia mampu menjadi salah satu negara dengan pendapatan tinggi dan barometer perekonomian dunia. Dan perpustakaan sebagai sumber ilmu bisa masuk ke dalam sektor manapun.
 "Perpustakaan dan inovasi harus ada dalam semua sektor pembangunan, tegas Hadiat saat menjadi narasumber Rapat Kerja Pusat (Rakerpus) Perpusnas 2020, pada Selasa, (28/1/2020).
Hal ini sejalan dengan pemikiran Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando bahwa saat ini perpustakaan tidak boleh lagi berpikir manage collection tapi juga bagaimana me-manage dan men-transfer knowledge. Oleh karena itu, Perpusnas siap melakukan perubahan demi memaksimalkan manfaat perpustakaan di masyarakat Indonesia.
“Kita tidak bisa lagi bekerja secara dogmatis. Jangan sekedar menyampaikan program kerja lalu selesai. Presiden Jokowi menginginkan setiap program kerja benar-benar dibuat fokus dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Bagaimana setiap rupiah dikeluarkan harus dapat memberikan dampak positif di masyarakat,†ujar Syarif Bando.
Rakerpus Perpusnas 2020 yang mengusung tema “Inovasi dan kreativitas pustakawan dalam penguatan indeks literasi untuk mewujudkan SDM Unggul Menuju Indonesia Maju, menurut Sekretaris Utama Perpusnas Sri Sumekar dihadiri tidak kurang 200 peserta dari lingkungan struktural maupun fungsional Perpusnas.
Â
Reportase : Hartoyo Darmawan
Fotografer : Rd Radityo