Dorong Inovasi Perpustakaan Sekolah, Perpusnas Apresiasi Olimpiade Kepustakawanan
Menteng, Jakarta—Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya Olimpiade Kepustakawanan yang digelar oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi DKI Jakarta sebagai bentuk penghargaan terhadap peran strategis tenaga perpustakaan sekolah dalam mendorong budaya literasi.
Kegiatan yang berlangsung di Gedung Pusat Dokumentasi Sastra Hans Bague (HB) Jassin, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat pada Rabu (30/7/2025) ini merupakan penyelenggaraan tahun kedua dan diikuti oleh puluhan tim dari jenjang SD hingga SMA/SMK.
Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpusnas, Adin Bondar, menegaskan bahwa kegiatan ini sejalan dengan program nasional dan internasional dalam menguatkan peran pustakawan.
“Kegiatan ini sejalan dengan program nasional dan internasional dalam mendorong pustakawan dan pengelola perpustakaan menjadi garda terdepan peningkatan budaya belajar dan kecakapan literasi masyarakat,” ujarnya.
Ia juga menekankan bahwa rendahnya indikator pembangunan manusia di Indonesia banyak disebabkan oleh beberapa faktor. “Karena masih adanya kemiskinan informasi dan pengetahuan, maka rendahnya budaya baca dalam indikator pembangunan ini harus dijawab dengan memperkuat peran perpustakaan sebagai ruang terbuka untuk inovasi dan pertumbuhan pengetahuan,” ungkapnya.
Selain itu, Adin menyoroti tantangan era brain rot atau kemunduran kognitif akibat konsumsi informasi instan, serta era post-truth yang melahirkan distorsi informasi. Dalam konteks ini, menurutnya, pustakawan berperan penting sebagai penyaring dan penyampai informasi yang valid dan kredibel.
Lebih lanjut, Adin memaparkan bahwa program unggulan seperti Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) telah menjangkau lebih dari 8 juta masyarakat dan menjadi finalis Top Inovasi Pelayanan Publik Kementerian PANRB.
Mengakhiri sambutannya, Adin mengajak para pustakawan sekolah untuk terus meningkatkan kompetensi dan tidak menyerah dalam perjuangan literasi. Ia juga mengutip Barbara Tuchman, sejarawan Amerika, “Buku adalah pengusung peradaban. Tanpa buku, ilmu, seni, dan pemikiran akan terhenti.”
Sementara itu, Asisten Kesejahteraan Rakyat Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta, Ali Maulana Hakim, menyampaikan bahwa ajang Olimpiade Kepustakawanan merupakan wujud nyata penghargaan terhadap para pustakawan sekolah yang selama ini menjadi “dapur” pendidikan.
“Perpustakaan itu adalah dapurnya sekolah. Dari sanalah bahan-bahan pembelajaran disiapkan, dari sana pula semangat literasi bisa tumbuh. Kalau dapurnya tidak ada, anak-anak kita juga kesulitan menyerap ilmu,” ucapnya.
Ali juga menekankan pentingnya sinergi antara sekolah, keluarga, dan perpustakaan dalam membentuk generasi literat dan mempopulerkan perpustakaan, sama populernya dengan tren kafe masa kini, sebagai gaya hidup.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi DKI Jakarta, Nasruddin Djoko Surjono, menambahkan bahwa ajang ini tidak hanya ajang kompetisi, tetapi juga ruang untuk transmisi intelektual antar generasi, mendorong inovasi, dan menghidupkan kegiatan literasi di sekolah.
“Perpustakaan sekolah harus menjadi ruang kreatif, bukan sekadar tempat menyimpan buku. Kami berharap para pemenang dapat menjadi role model dan agen perubahan di sekolah masing-masing,” jelasnya.
Tiga sekolah yang berhasil meraih juara pertama hingga ketiga dalam ajang ini adalah SMAN 1 Jakarta, SMA Yasporbi, dan SMAK 6 Penabur. Pengumuman turut dimeriahkan dengan penampilan seni dari para siswa, seperti pembacaan puisi “Bung Hatta” oleh SMAN 1 Jakarta, lagu duet “Lesung Pipi” dari SMA Santo Antonius, Gambang Kromong dari SMPN 130 Jakarta, serta Tari Betawi “Renggong Manis” dari SMKN 2 Jakarta.
Reporter: Alditta Khoirun Nisa
Dokumentasi: Prakas Agrestian
Galeri



