Tingkatkan Literasi Anak, Kemendukbangga dan Perpusnas Bercakap Penuh Makna
Salemba, Jakarta—Dalam upaya memperkuat pengasuhan anak usia dini yang berkualitas, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), yang sejak 2024 bertransformasi menjadi Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga), melakukan audiensi dengan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) pada Selasa (29/7/2025), di Gedung Perpusnas, Jalan Salemba, Jakarta.
Audiensi ini bertujuan membahas rencana kolaborasi dalam program “Peningkatan Kemampuan Literasi dan Numerasi bagi Anak Usia Dini bersama Taman Asuh Sayang Anak (TAMASYA) di Tempat Penitipan Anak (TPA) dan Bina Keluarga Balita Holistik Integratif (BKB HI)”.
Sekretaris Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK) Kemendukbangga, T. Sugita Pratama Usman, mengungkapkan bahwa langkah ini merupakan respons terhadap data Early Childhood Development Index (ECDI) 2024 yang menunjukkan rendahnya kemampuan literasi dasar anak usia 24–48 bulan. Bahkan, 5,88% anak usia di bawah satu tahun telah terpapar gawai.
“Kita ingin bagaimana peran perpustakaan mulai mengenalkan literasi pada balita, minimal buku bergambar daripada gawai. Mudah-mudahan dapat dukungan dari Perpusnas,” ujarnya.
Direktur Bina Ketahanan Keluarga Balita dan Anak, Irma Ardiana, menambahkan bahwa Kemendukbangga saat ini mengelola lebih dari 93 ribu kelompok BKB tingkat RT/dukuh, dan 3.070 TPA berbasis sistem informasi TAMASYA.
Ia berharap kolaborasi dengan Perpusnas dapat memperluas akses buku anak berkualitas hingga ke posyandu, balai desa, dan layanan penitipan anak.
“Kami berharap ada kesempatan untuk menjemput bola, misalnya pojok baca di posyandu atau jadwal kunjungan perpustakaan keliling ke TPA, karena mereka berada cukup lama di sana dan butuh sarana edukasi literasi,” tuturnya.
Irma juga menyadari bahwa platform literasi keluarga dari Perpusnas, seperti BintangpusnasEdu dan iPusnas, ternyata memiliki banyak manfaat dan perlu terus digerakkan dalam momen strategis, seperti kampanye di Hari Pahlawan mendatang.
“Kita bisa menggerakkan lagi kampanye membaca yang menumbuhkan semangat nasionalisme dalam pengasuhan anak. Kenapa kita tidak melihat nilai-nilai parenting apa yang cocok untuk dikampanyekan lewat literasi? Negara maju memang banyak menganut individualisme, tapi kita harus tetap kuatkan fungsi keluarga sebagai pilar pembangunan berkelanjutan,” usulnya.
Menanggapi hal tersebut, Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpusnas, Adin Bondar, menyambut baik rencana kerja sama. Ia menyoroti dampak negatif gawai terhadap tumbuh kembang anak, termasuk munculnya fenomena brainrot di berbagai negara, salah satunya Finlandia.
“Dampak teknologi saat ini sangat memengaruhi kognisi anak. Bahkan Finlandia kini kembali menerapkan metode pembelajaran berbasis dasar. Jadi, kebiasaan membaca harus dibangun sejak 1.000 hari pertama kehidupan. Banyak masyarakat kita tidak terbiasa membaca karena tidak dibiasakan sejak dini,” jelasnya.
Adin menerangkan bahwa Perpusnas telah menyiapkan berbagai infrastruktur seperti titik baca berbasis barcode yang bisa diakses hingga radius 300 meter, program perpustakaan keliling, serta koleksi komik edukatif bertema patriotisme dan budaya, misalnya Babad Diponegoro.
Dengan hal ini, ia juga membuka peluang integrasi konten edukatif dari Kemendukbangga ke dalam platform Perpusnas, serta sinergi dalam kegiatan, di antaranya membaca nyaring, lomba bertutur, dan festival literasi.
“Platform kami sudah ada. Kalau dari Kemendukbangga ada konten edukatif digital, nanti bisa langsung kami unggah ke dalam aplikasi. Kami juga sedang distribusi bahan bacaan bermutu ke 10 ribu perpustakaan desa dan taman bacaan masyarakat. Kita bise bersinergi di berbagai momen, contohnya Festival Literasi di bulan Oktober nanti” imbuhnya.
Usai audiensi, kedua lembaga sepakat untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor dalam membangun ekosistem literasi keluarga yang mendukung tumbuh kembang optimal anak. Upaya ini mencakup penyediaan bahan bacaan anak di titik layanan publik, pemanfaatan platform digital, serta penguatan peran keluarga dalam pembiasaan membaca sejak dini.
Kunjungan ini juga menjadi tindak lanjut dari Nota Kesepahaman antara BKKBN dan Perpusnas yang ditandatangani pada 2023, meliputi pengembangan bahan bacaan anak, layanan perpustakaan keliling, dan pelatihan pengasuh dalam penguatan budaya literasi keluarga.
Reporter: Alditta Khoirun Nisa
Dokumentasi: Prakas Agrestian
Galeri


