Jambi Terapkan Wajib Baca Buku, Sijunjung Dorong Literasi Strategis

Jambi Terapkan Wajib Baca Buku, Sijunjung Dorong Literasi Strategis

Jambi Terapkan Wajib Baca Buku, Sijunjung Dorong Literasi Strategis

Salemba, Jakarta — Perpustakaan bukan tempat buangan, tetapi lahan strategis untuk berinovasi dan membangun reputasi. 

Pernyataan tersebut disampaikan Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas), Adin Bondar, saat menerima kunjungan audiensi dari dua Kepala Dinas Perpustakaan Daerah yang baru dilantik pada Mei 2025, yaitu Sijunjung, Sumatera Barat dan Jambi, di Ruang Rapat Deputi 2, Gedung Perpusnas, Salemba, Jakarta, Rabu (2/7/2025). 

Adin menekankan pentingnya peran kepala dinas dalam membangun persepsi positif perpustakaan di mata pemerintah daerah. Ia juga menegaskan bahwa perpustakaan memiliki jangkauan literasi seumur hidup yang mencakup semua usia, berbeda dengan pendidikan formal yang terbatas pada usia sekolah.

Pendidikan seumur hidup itu ada di perpustakaan. Maka kita harus menyadarkan semua pihak bahwa perpustakaan bukan buangan, tetapi justru tempat strategis membangun sumber daya manusia, ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Adin menambahkan bahwa program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) telah menjadi perhatian dunia internasional dan menjadi rujukan bagi negara-negara anggota kelompok Colombo Plan, organisasi yang berfokus pada kerja sama antar negara di kawasan Asia-Pasifik untuk memajukan pembangunan ekonomi dan sosial. 

Program TPBIS sudah banyak hasilnya dan menjadi program yang mudah ditiru oleh negara-negara kelompok Colombo Plan. Sudah dua tahun ini mereka menjadikan program kita sebagai model, jelasnya. 

Audiensi ini juga membahas tantangan keterbatasan anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) 2026 dan pentingnya dukungan kebijakan dari pusat. Adin melanjutkan, Perpusnas akan mengupayakan untuk mengajukan tambahan anggaran dengan semangat kolaborasi dan keberlanjutan program yang tetap ditekankan. 

Salah satu solusi yang diusulkan adalah optimalisasi program Relawan Literasi Masyarakat (Relima) dan penguatan peran mereka melalui pemberian sertifikat dan nomor induk Pegiat Literasi Nasional.

“Kami ingin memastikan para pegiat literasi ini mendapat pengakuan yang layak, bukan hanya secara moral, tapi juga secara administratif,” imbuhnya. 

Kepala Dinas Perpustakaan Daerah Sijunjung, Edwin Suprayogi, mengemukakan kunjungannya untuk mendapatkan arahan langsung terkait pelaksanaan berbagai program nasional Perpusnas, seperti program TPBIS, DAK fisik dan non-fisik, distribusi buku bacaan bermutu, akreditasi perpustakaan, serta bantuan mobil dan motor perpustakaan keliling. 

“Dari diskusi ini, kami akan menindaklanjuti pengajuan bantuan mobil dan motor keliling. Tentunya, kami sampai menyimpulkan, hal-hal yang tidak dikerjakan oleh dinas lain, justru bisa dikerjakan oleh perpustakaan,” ungkapnya.

Edwin juga memastikan bahwa Kabupaten Sijunjung memperoleh alokasi DAK fisik untuk perluasan gedung perpustakaan walau pelaksanannya masih terkendala efisiensi anggaran. Namun, ia menyatakan komitmennya untuk terus mendorong peran perpustakaan dalam isu-isu strategis daerah melalui pendekatan literasi. 

Sementara itu, Kepala Dinas Perpustakaan Daerah Jambi, Tema Wisman, menegaskan kesiapannya untuk mereplikasi program TPBIS di desa-desa yang mumpuni secara infrastruktur dan sumber daya manusia. 

Ia juga memaparkan kebijakan Pemprov Jambi dalam mendukung literasi dan mencegah judi daring di kalangan pelajar, salah satunya melalui aturan wajib baca tiga judul buku sebagai syarat naik kelas.

“Kami batasi penggunaan ponsel selama jam sekolah, lalu kami arahkan untuk menghabiskan waktu di perpustakaan. Kami ingin menjadikan perpustakaan sebagai pusat kegiatan literasi yang hidup, bukan sekadar ruang sunyi,” pungkasnya. 

 

Reporter: Alditta Khoirun Nisa 

Dokumentasi: Prakas Agrestian

 

 

Galeri