Kepala Perpustakaan Nasional Singapura (NLB): Pustakawan Harus Mengubah Pola Pikir Mereka

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Batam, Kep. Riau – Sekitar 25% dari populasi dunia merupakan generasi milenial. Di Singapura, jumlah mereka merupakan sebagian kecil dari total pengunjung NLB. Pertama-tama, penting untuk memahami karakter generasi ini untuk membuat program yang cocok untuk mereka. “Generasi milenial cerdas dalam hal digital dan merupakan generasi konsumen terbesar. Mereka dikenal sebagai orang yang berpikir cepat, mereka tidak menyukai stagnasi, menginginkan kepuasan segera, menikmati kerja tim, dan cepat berkembang dalam perubahan. Untuk mereka, NLB telah menyediakan layanan yang didedikasikan khusus untuk mereka mulai dari bayi hingga remaja (0-17 tahun),” kata Tan Huism, Kepala Perpustakaan Nasional Singapura ketika ia menjadi salah satu pembicara pada Rapat Kerja Pusat IPI XXII dan Seminar Ilmiah Nasional Ikatan Pustakawan Indonesia di Batam, Senin (8/7).

Tan mengakui bahwa sulit untuk menarik perhatian generasi milenial untuk mengunjungi perpustakaan. Karena itu, penting untuk memulai sedini mungkin memperkenalkan program membaca. NLB mengajarkan orang tua dan guru PAUD keterampilan untuk mengajar membaca dan literasi kepada anak-anak di bawah asuhan mereka. Untuk anak-anak usia sekolah, NLB memiliki program "read at school" untuk anak-anak berusia 7-12. Pustakawan pergi ke sekolah untuk bercerita dan peminjaman buku massal. NLB juga berusaha menarik anak-anak untuk membaca di luar area sekolah, yang sulit dilakukan karena mereka memiliki banyak hal yang harus dikerjakan dan untuk mereka NLB memiliki program yang disebut "Book Bugs".

NLB juga memiliki program untuk pemustaka segala usia mulai tahun 2013 disebut SURE, yang merupakan kependekan dari Sure, Understand, Research, Evaluate. Hal ini dimaksudkan untuk membantu pemustaka memeriksa validitas informasi, khususnya yang berasal dari internet. NLB bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan untuk memasukkan program tersebut ke dalam kurikulum sekolah, mengirim pustakawan ke sekolah, dan menampilkan informasi di situs web dengan cara yang bervariasi dan menarik.

Untuk menjangkau khalayak yang lebih luas, NLB bekerja sama dengan serikat pekerja, sukarelawan, sekolah pelatihan, bahkan militer dengan melatih mereka sehingga mereka dapat melatih orang lain dan dengan menampilkan materi digital apa pun yang dimiliki NLB di platform mereka. Platform media sosial juga digunakan untuk menjangkau generasi milenial.

Secara keseluruhan, Tan mengklaim bahwa bukanlah tugas yang mudah dalam menjangkau generasi milenial, tetapi NLB terus berusaha menciptakan strategi untuk menarik dan melibatkan generasi milenial. "Pustakawan dituntut untuk mengubah pola pikir mereka, mempelajari keterampilan baru, tidak hanya berdiri di belakang counter seperti yang biasa mereka lakukan di masa lalu," Tan menegaskan.

 

Reportase: Eka Cahyani

Fotografer: Radhitya Purnama

PerpusnasPerpustakaan NasionalBuku TerbaruPerpusnas RIPerpustakaan Nasional Republik IndonesiaKoleksi Digital

Hak Cipta 2022 © Perpusnas Republik Indonesia

Jumlah pengunjung: NaN