Ketua Umum PP IPI : Kolaborasi Pustakawan dan Perpustakaan Kunci Sukses Transformasi Perpustakaan

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Medan Merdeka Selatan, Jakarta- Setelah melewati berbagai dinamika, Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) akhirnya terbentuk melalui Kongres di Ciawi, Bogor, pada 1973. Sesuai cita-cita di awal pendirian, IPI bertekad untuk meningkatkan profesionalisme pustakawan sehingga bisa berperan membangun bangsa.

Pada Kongres dan Rapat Kerja IPI 2019 di Batam, IPI memiliki dan tujuan besar untuk meningkatkan profesionalisme pustakawan Indonesia, mengembangkan ilmu perpustakaan, dokumentasi dan informasi, serta mengabdikan dan mengamalkan tenaga dan keahlian untuk bangsa dan negara.

"Tema pustakawan di masa lalu, kini, dan yang akan datang diharapkan akan memunculkan gairah, energi serta semangat yang selalu terbarukan untuk memajukan profesi dan perpustakaan menjadi lebih maju," ucap Ketua Umum Pengurus Pusat (PP-IPI), T. Syamsul Bahri, saat peringatan Hari Pustakawan Indonesia dan Hari Ulang Tahun ke-47 IPI di Jakarta, Selasa, (7/7).

IPI mengharapkan lewat sejumlah inovasi-inovasi program akan muncul kader-kader potensial yang mampu membawa harum asosiasi di level regional maupun internasional.

Salah satu program yang difokuskan IPI adalah pengembangan profesi pustakawan. Namun, di tengah situasi pandemi Covid-19, penyelenggaraan program tersebut harus dilakukan melalui webinar. Topik-topik perihal kebijakan perpustakaan, transformasi perpustakaan, dan literasi kesejahteraan ataupun best practice di bidang layanan, misalnya, akan diselenggarakan IPI secara berseri selama 16 pekan ke depan.

Pandemi Covid-19 memang mengubah tatanan sosial dalam keseharian. Pun layanan perpustakaan tidak luput dari prosedur kesehatan. Meski demikian, kehadiran layanan perpustakaan digital milik Perpusnas di saat hampir seluruh aktifitas dilakukan dirumah dirasa sangat membantu penyelesaian tugas- tugas sekolah maupun akademik para siswa dan mahasiswa.

"Setidaknya ada tiga prinsip layanan perpustakaan di masa pandemi, yakni bagaimana membuat perpustakaan semakin dicari, mengubah situasi pandemi menjadi benefit dan profit, serta menjadikan peran pustakawan semakin bersemi di masa pandemi," tambah Syamsul.

Syamsul juga menekankan, paradigm perpustakaan sudah berubah. Tidak melulu bergaya konvensional. Perpustakaan sudah wajib memakai sentuhan teknologi dan pendekatan humanistik sehingga manfaat dari keberadaan perpustakaan terasa di masyarakat.

Oleh karena itu, IPI siap mendukung program transformasi perpustakaan di era digital. Mau tidak mau perpustakaan harus beradaptasi dengan perkembangan zaman. Mengingat perpustakaan berperan penting sebagai sumber ilmu pengetahuan.

Kolaborasi peran pustakawan dan perpustakaan sangat dibutuhkan dalam mendukung terwujudnya transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial lewat ketersediaan dan kemudahan akses bahan pustaka dan sumber informasi bermutu serta dukungan tenaga yang memiliki kompetensi yang mumpuni dalam mengelola informasi.

"Perpustakaan harus menjadi ruang sinergitas kegiatan kemasyarakatan agar ada manfaat dan dampaknya di masyarakat dan pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraannya," terang Syamsul Bahri.

Di samping itu, Ketua Umum IPI juga menghimbau agar PD IPI di tingkat provinsi, kabupaten/kota untuk segera untuk melakukan konsolidasi kepengurusan, bersinergi dengan PP IPI terkait program-program yang akan digulirkan.

Sebagai asosiasi, IPI masih memiliki banyak pekerjaan rumah ke depan. Terlebih tanggung jawab IPI sebagai mitra kerja pemerintah.

"Tugas dan peran IPI sebagai sayap Perpusnas adalah mendukung dan mensukseskan seluruh program Perpusnas dan perpustakaan di daerah," pungkas Syamsul Bahri.

Reportase : Hartoyo Darmawan

Fotografer : Hartoyo Darmawan

PerpusnasPerpustakaan NasionalBuku TerbaruPerpusnas RIPerpustakaan Nasional Republik IndonesiaKoleksi Digital

Hak Cipta 2022 © Perpusnas Republik Indonesia

Jumlah pengunjung: NaN