Jakarta,- Pemerintah Provinsi Jawa Timur kian memperkuat komitmen dalam pelestarian naskah nusantara melalui upaya pelestarian Naskah Kuno Ulama Nusantara.
Hal ini sejalan dengan salah satu dari tiga program besar yang menjadi fokus utama Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) tahun 2024 yaitu pengarusutamaan naskah nusantara.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Jawa Timur berhasil mengantarkan arsip tentang Indonesia Sugar Research Institute (ISRI) Tahun 1887-1986 menjadi Memory of the World Asia and Pacific Tahun 2024 di Mongolia pada Rabu (8/5/2024). Melalui upaya pelestarian ini, Pemerintah Provinsi Jawa Timur menargetkan Naskah Kuno Ulama Nusantara juga bisa masuk sebagai Memory Of The World oleh Unesco.
Atas komitmen yang dilakukan, Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur, Tiat Suwardi menjadi salah satu narasumber pada Rapat Koordinasi Nasional Bidang Perpustakaan Tahun 2024 yang digelar di Jakarta.
Pada kesempatan ini, Tiat membagikan cerita praktik baik pengelolaan perpustakaan khususnya pada aspek pelestarian naskah kuno yang dapat menjadi contoh baik bagi perpustakaan daerah lainnya.
“Banyak manuskrip maupun jejak-jejak peradaban lainnya yang bisa kita sampaikan kepada generasi penerus. Maka fokus kami dalam pelestarian manuskrip tidak hanya sekedar melestarikan secara fisik tapi juga nilai-nilai kebaikan di dalamnya untuk generasi muda kita,“ terangnya.
Menurut Tiat, di Provinsi Jawa Timur berdasarkan data tahun 2023 terdapat 1332 naskah kuno dan yang terbanyak ada di Kabupaten Sumenep sebanyak 268 naskah. Dirinya menuturkan, berbagai program dilakukan untuk melestarikan ribuan naskah kuno tersebut.
Beberapa program yang dilakukan Provinsi Jawa Timur adalah (1) penyusunan kebijakan terkait naskah kuno, (2) sosialisasi dan rakor pelestarian naskah kuno (3) pendataan/pencarian naskah kuno (4) konservasi naskah kuno (5) restorasi naskah kuno (6) pengolahan naskah kuno (7) pengembangan pengelolaan naskah kuno, dan (8) Benchmarking dan penjajakan kerja sama.
Namun upaya yang dilakukan bukan tanpa hambatan. Misalnya dalam proses pengolahan naskah hingga dapat dilayankan memerlukan dukungan sumber daya manusia yang besar.
“ Termasuk dalam proses alih aksara dan alih bahasa yang membutuhkan waktu dan SDM yang sesuai. Sedangkan kami tidak punya filolog,” terangnya. Untuk mengatasi hal ini, Dinas Perpustakaan Provinsi Jawa Timur banyak berkolaborasi dengan berbagai pihak diantaranya Pegiat Literasi, Filolog, Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa), Universitas Airlangga dan Universitas Gadjah Mada.
Lebih lanjut Tiat menegaskan, kegiatan pelestarian naskah kuno di Provinsi Jawa Timur ini diharapkan mampu berperan serta dalam merevitalisasi nilai-nilai budaya dan melestarikan identitas bangsa.
Reporter: Eka Purniawati