Peran Perpustakaan Dalam Mendukung TPB

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Salemba, Jakarta—Pembangunan berkelanjutan pada abad ke-21 ini dapat dicapai melalui tersedianya akses informasi. Meningkatnya kebutuhan informasi sejalan dengan beragamnya kebutuhan masyarakat. Semua dapat dipenuhi melalui penyediaan akses informasi. Peran yang dapat dimainkan oleh perpustakaan, baik secara layanan tradisional maupun elektronik.

Tahun 2015, menandai berakhirnya program Millennium Development Goals (MDGs) atau tujuan pembangunan millennium, paradigma pembangunan global yang dideklarasikan KTT Milenium oleh 189 negara anggota PBB, pada September 2000. MDGs berisi paket tujuan terukur untuk pembangunan dan pengentasan kemiskinan.

Berakhirnya MDGs di 2015, ditandai dengan dimunculkan program berkelanjutan meneruskan kesuksesan MDGs, yakni SDGs (Sustainable Development Goals). SDGs membawa program kesejahteraan manusia dan bumi. SDGs memuat 17 program tujuan dengan 169 target ukuran. Tujuan ini dicanangkan bersama negara-negara lintas pemerintahan pada resolusi PBB yang diterbitkan pada 21 Oktober 2015 sebagai ambisi pembangunan bersama hingga 2030.

Program SDGs sejatinya telah masuk ke dalam program pembangunan “Nawa Cita” di era Presiden Jokowi saat ini. Bidang perpustakaan menjadi salah satu fokus pembangunan Nawa Cita, dimana perannya amat diperlukan sebagai pendidikan yang berkarakter.

“Peran perpustakaan sangatlah penting dalam proses pendidikan yang berkarakter. Tingkat kesejahteraan masyarakat akan terangkat apabila masyarakat benar-benar memanfaatkan perpustakaan sebagai sarana mendapatkan pengetahuan untuk diaplikasikan dalam kehidupan dan aktivitas sehari-hari,” ujar Deputi I Perpusnas Ofy Sofiana dalam Sosialisasi rumusan IFLA tentang peran perpustakaan dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) di Jakarta, Selasa, (28/2).

Ke-tujuh belas TPB tersebut adalah:

Tujuan 1 – Tanpa kemiskinan: Pengentasan segala bentuk kemiskinan di semua tempat.
Tujuan 2 – Tanpa kelaparan: Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan perbaikan nutrisi, serta menggalakkan pertanian yang berkelanjutan.
Tujuan 3 – Kehidupan sehat dan sejahtera: Menggalakkan hidup sehat dan mendukung kesejahteraan untuk semua usia.
Tujuan 4 – Pendidikan berkualitas: Memastikan pendidikan berkualitas yang layak dan inklusif serta mendorong kesempatan belajar seumur hidup bagi semua orang.
Tujuan 5 – Kesetaraan gender: Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan.
Tujuan 6 – Air bersih dan sanitasi layak: Menjamin akses atas air dan sanitasi untuk semua.
Tujuan 7 – Energi bersih dan terjangkau: Memastikan akses pada energi yang terjangkau, bisa diandalkan, berkelanjutan dan modern untuk semua.
Tujuan 8 – Pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi: Mempromosikan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan inklusif, lapangan pekerjaan dan pekerjaan yang layak untuk semua.
Tujuan 9 – Industri, inovasi dan infrastruktur : Membangun infrastruktur kuat, mempromosikan industrialisasi berkelanjutan dan mendorong inovasi.
Tujuan 10 – Berkurangnya kesenjangan: Mengurangi kesenjangan di dalam dan di antara negara-negara.
Tujuan 11 – Kota dan komunitas berkelanjutan: Membuat perkotaan menjadi inklusif, aman, kuat, dan berkelanjutan.
Tujuan 12 – Konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab: Memastikan pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan.
Tujuan 13 – Penanganan perubahan iklim: Mengambil langkah penting untuk melawan perubahan iklim dan dampaknya.
Tujuan 14 – Ekosistem laut: Pelindungan dan penggunaan samudera, laut dan sumber daya kelautan secara berkelanjutan.
Tujuan 15 – Ekosistem daratan: Mengelola hutan secara berkelanjutan, melawan peruba­han lahan menjadi gurun, menghentikan dan merehabilitasi kerusakan lahan, menghentikan kepunahan keanekaragaman hayati.
Tujuan 16 – Perdamaian, keadilan dan kelem­bagaan yang tangguh: Mendorong masyarakat adil, damai, dan inklusif.
Tujuan 17 – Kemitraan untuk mencapai tujuan: Menghidupkan kembali kemitraan global demi pembangunan berkelanjutan.
Sedangkan, peran-peran perpustakaan dalam pencapaian TPB di antaranya yaitu:

Mempromosikan literasi universal, termasuk literasi media dan informasi
Menutup kesenjangan pada akses ke informasi dan membantu pemerintah, masyarakat serta swasta dalam memahami kebutuhan informasi masyarakat sekitar
Menyediakan jaringan untuk sosialisasi program pemerintah
Meningkatkan akses ke TIK bagi masyarakat serta membantu masyarakat dalam mengembangkan kemampuan dalam bidang TIK
Berperan sebagai jantung lembaga pendidikan dan penelitian
Melestarikan dan menyediakan akses ke warisan budaya bangsa
Mendukung implementasi TPB melalui penyediaan akses ke informasi, dukungan terhadap gerakan literasi, keahlian TIK serta ruang publik.
Artinya, perpustakaan berperan besar untuk memastikan akses bagi masyarakat terhadap informasi dan melindungi kebebasan dasar sesuai dengan peraturan nasional dan internasional. Akses informasi dan pengetahuan, dan kemampuan literasi merupakan pilar utama pembangunan berkelanjutan yang dapat meningkatkan kualitas hidup manusia.

Masyarakat yang memiliki akses ke beragam informasi berkesempatan luas menghapus kemiskinan dan ketidaksetaraan, meningkatkan produksi pertanian, kualitas pendidikan dan kesehatan serta kebudayaan, penelitian dan inovasi.

TPB merupakan agenda dunia untuk mengubah tatanan masyarakat yang lebih baik. “Indonesia menjadi salah satu bukti bagaimana perpustakaan berperan besar mengatasi kesenjangan akses informasi karena faktor geografi, yaitu dengan program Kapal Perpustakaan Keliling yang terbukti mampu menjangkau pulau-pulau terpencil,” tambah Ofy Sofiana.

Perpustakaan mampu membantu masyarakat menggunakan dan mengakses informasi, menjaga warisan budaya, membantu pemerintah, mengembangkan keahlian dan keterampilan masyarakat sesuai tujuan dari pencapaian TPB pada tahun 2030.

 

Reportase : Hartoyo Darmawan

PerpusnasPerpustakaan NasionalBuku TerbaruPerpusnas RIPerpustakaan Nasional Republik IndonesiaKoleksi Digital

Hak Cipta 2022 © Perpusnas Republik Indonesia

Jumlah pengunjung: NaN