Jakarta, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) berhasil meraih Juara 1 di Ajang Anugerah Reksa Bandha yang diselenggarakan Kementerian Keuangan Republik Indonesia.
Perpusnas berhasil meraih juara dalam kategori Utilisasi Barang Milik Negara (BMN) Kelompok II. Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando menerima penghargaan tersebut dari Menteri Keuangan Sri Mulyani, Rabu (22/11/2023) di Gedung Dhanapala, Jakarta Pusat.
Seperti dilansir melalui laman djkn.kemenkeu.go.id, Anugerah Reksa Bandha yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) merupakan kegiatan memberikan apresiasi atas kualitas kinerja pengelolaan BMN dan para stakeholder di bidang lelang.
Penghargaan ini terdiri dari lima kategori peghargaan di bidang pengelolaan BMN dan empat kategori di bidang lelang.
“Anugerah Reksa Bandha ini adalah upaya untuk meningkatkan motivasi dari seluruh stakeholder Kementerian Keuangan dalam rangka terus menyadari bahwa aset negara adalah output atau hasil kerja keras negara untuk memperolehnya oleh karena itu harus dijaga, dikelola, dan dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk rakyat kita. Ini hanya bisa dilakukan apabila awareness atau kesadaran mengenai pentingnya aset bagi perekonomian dan dalam upaya menciptakan nilai tambah terus ditanamkan dan ini termasuk upaya kita dengan memberikan Anugerah Reksa Bandha di 2023”, kata Menkeu dalam acara yang dihelat di Aula Gedung Dhanapala, Kementerian Keuangan, pada Rabu (22/11).
Menteri Keuangan menyampaikan bahwa BMN merupakan bagian dari kekayaan negara dan kita menata, menghimpun, dan mengelolanya dengan baik dalam rangka pertanggungjawaban kepada rakyat.
“Edukasi dan dukungan akan terus kami berikan mengenai pentingnya peran aset pemerintah, tidak hanya sebagai kumpulan aset dalam neraca keuangan, namun juga sebagai aset yang dapat memberi nilai tambah bagi perekonomian,” ujarnya.
Sebagai pengelola barang, Kemenkeu terus berupaya mengelola dan mendokumentasikan aset negara dengan baik.
Bentuk-bentuk pengelolaan aset pemerintah terus diperbaiki dan dapat diterjemahkan dalam prinsip efisiensi, efektivitas, dan akuntabilitas.
Sebagai bagian dari optimalisasi BMN, telah dilakukan beberapa langkah seperti penguatan standarisasi penggunaan BMN melalui standar barang dan kebutuhan, pelaksanaan pilot project pengukuran kinerja pembangkit, penerapan penjaminan BMN berupa tanah dan sertifikasi BMN yang ditargetkan selesai pada tahun 2024.