Perpusnas RI Terima Audiensi Panitia Pertemuan Penyair Nusantara XIII
Salemba, Jakarta– Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas), E. Aminudin Aziz, didampingi oleh Sekretaris Utama, Joko Santoso, Kepala Biro Hukum, Organisasi, Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat, Sri Marganingsih, dan Kepala Biro Sumber Daya Manusia dan Umum, Janti Suksmarini, menerima audiensi Panitia Pertemuan Penyair Nusantara ke-13 (PPN XIII), Selasa (20/05/2025).
Ketua Panitia PPN XIII, Ahmadun Yosi Herfanda, menyampaikan audiensi ini bertujuan untuk menjajaki kerjasama dengan Perpusnas dalam pelaksanaan PPN ke-13 pada bulan September 2025 mendatang.
“Rangkaian kegiatan PPN yang akan diadakan di Perpusnas pada hari ketiga antara lain musikalisasi puisi, teatrikalisasi puisi, baca puisi open call oleh 20 orang dan orasi literasi oleh Kepala Perpusnas,” jelasnya.
Ketua Dewan Pengarah PPN, Imam Maarif, menyampaikan kegiatan ini akan dihadiri kurang lebih 200 penyair yang terdiri dari 100 penyair dari seluruh Indonesia, 50 penyair dari Jakarta dan 50 penyair dari negara-negara di Asia Tenggara.
“Dengan kegiatan ini kami ingin menunjukan, bahwa indonesia memiliki Perpustakaan Nasional dengan fasilitas dan kapasitas yang memadai. Selain itu, kami akan mengadakan pelatihan penulis kepada 300 anak sekolah yang diberikan oleh penyair dari ASEAN,” tuturnya.
Ketua Dewan Kurator PPN, Maman S. Mahayana, menjelaskan bahwa dengan menjadikan Jakarta sebagai tuan rumah kegiatan, maka hal ini menjadi aspek strategis mengembalikan Indonesia sebagai pusat orientasi sastrawan di Asia Tenggara.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Perpusnas, E. Aminudin Aziz menyambut baik rencana dan gagasan kerjasama tersebut.
Dalam kesempatan ini, Kepala Perpusnas menyampaikan beberapa program yang dilakukan Perpusnas terkait sastra dalam keperpustakaan seperti misalnya, 200 Tahun Perang Jawa naskah Babad Diponegoro.
“Naskah Babad Diponegoro sudah dibuat transliterasinya dari yang semula huruf Arab Pegon sekarang sudah dibuat menjadi huruf Latin. Dan itu ada mungkin dua jilid karena berisi 600 halaman. Nah, itu yang akan dipamerkan pada saat 20 Juli nanti. Dan kami juga membuat komik 25 jilid sejarah Diponegoro yang dibuat untuk anak-anak,” jelasnya.
Lebih lanjut, Kepala Perpusnas menjelaskan Perpusnas akan membuat saduran terkait karya-karya sastra klasik era tahun 1920-1930 seperti misalnya Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, Layar Terkembang, Salah Asuhan dan Siti Nurbaya.
“Saduran karya-karya klasik akan dibuat menjadi buku bacaan untuk anak SD, SMP, SMA karena bahasa yang digunakan pada zaman itu tentu jauh berbeda. Kami sekarang sudah melakukan dan akan dibuat 40 judul supaya untuk anak SD, SMP, SMA jadi familiar,” urainya.
Selain itu, Kepala Perpusnas menekankan Perpusnas tetap melaksanakan tugas-tugas keperpustakaan selain menjalankan program-program kesastraan yang ada.
“Kami tentu tidak melupakan substansi-substansi yang ada dalam tugas keperpustakaan seperti misalnya konservasi, preservasi dan layanan ISBN,” pungkasnya.
PPN adalah forum tahunan yang menghimpun para penyair dari negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, dan Thailand. Tahun ini, PPN ke-13 akan digelar di Jakarta pada 12–14 September 2025, dengan sejumlah rangkaian acara yang turut melibatkan Perpusnas sebagai salah satu lokasi kegiatan.
Reporter: Anastasia Lily
Dokumentasi: Andri Tri Kurnia
Galeri

