Perpustakaan Bergerak Menjangkau Masyarakat

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Banjarnegara, Jawa Tengah—Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas), Muhammad Syarif Bando, mengatakan perpustakaan pada masa kini harus mengubah paradigma dan bergerak menjangkau masyarakat.

Dalam sambutannya dalam Festival Literasi memperingati Hari Jadi Kabupaten Banjarnegara ke-452, Kepala Perpusnas menjelaskan perpustakaan harus menjadi ruang belajar terbuka untuk masyarakat, khususnya masyarakat marginal.

“Pentingnya transformasi digital tidak lain diarahkan untuk mempercepat penguasaan terhadap akses ilmu pengetahuan, kemudian dilanjutkan dengan upaya untuk meningkatkan inovasi dan kreativitas, kemudian dilanjutkan dengan kemampuan untuk menciptakan lapangan kerja,” paparnya saat membuka talkshow Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM) di Pendopo Dipayuda Adigraha Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, pada Senin (27/2/2023).

Kepala Perpusnas mengapresiasi komitmen Pemerintah Kabupaten Banjarnegara atas upaya menjalankan arahan Presiden Jokowi dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Melalui layanan yang disediakan seperti perpustakaan digital, POCADI, hingga perpustakaan keliling dan layanan pelibatan masyarakat, masyarakat didorong untuk meningkatkan kualitas produk unggulan daerahnya.

Kepala Perpusnas mendorong pemerintah daerah untuk menghadirkan buku-buku ilmu terapan di tengah masyarakat. “Perpustakaan melalui buku-buku ilmu terapan harus mampu mengantarkan bangsa Indonesia menjadi negara produsen,” sebutnya.

Kepala Perpusnas juga kembali menegaskan bahwa literasi adalah kedalaman pengetahuan seseorang pada satu subjek ilmu tertentu yang parameternya digunakan untuk memproduksi barang dan jasa yang bisa dipakai dalam kompetisi global.

Bersama para peserta yang hadir Kepala Perpusnas berbahagia atas kesempatan mengunjungi Bazar Kreatif yang memamerkan produk hasil literasi dari berbagai kalangan masyarakat seperti pelajar dan komunitas baca di Kabupaten Banjarnegara. Di antara Rumah Literasi Digital SMK N 1 Bawang, Pustaka Cendekia SMP N 1 Banjarnegara, Taman Baca Masyarakat (TBM) Kartini Kabupaten Banjarnegara, TBM Istiqomah Kota Banjarnegara, dan Sekolah Lansia Istiqomah kota Banjarnegara.

Hasil produk literasinya antara lain Madu Laskar Lembah Malu, Kirab Budaya Boyong, Oyong Genggong, Handcraft Karya Siswa, Aplikasi Sims 9, Ebook Kubuku, Interactive Intelligence Panel, Marketing Bisnis Online, dan Digital Manufacturing Design and Product.

Acara yang digelar secara hibrida tersebut dihadiri 500 peserta terdiri dari jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara, tokoh masyarakat, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), peserta didik, serta 3.000 peserta yang mengikuti acara secara daring.

Pada kesempatan yang sama dilakukan Pengukuhan Bunda Literasi Kabupaten Banjarnegara, Lucia Tri Harso Widirahmanto dan Bunda Literasi Kecamatan se-Kabupaten Banjarnegara oleh PJ Bupati Banjarnegara, Tri Harso Widirahmanto.

Tri Harso menjelaskan kemampuan literasi tidak tumbuh secara alamiah, namun harus dilaksanakan melalui proses belajar maupun proses pembiasaan. Tri Harso meminta Bunda Literasi dapat menjadi panutan dan motivator.

“Bunda Literasi adalah ujung tombak dalam pelaksanaan kegiatan peningkatan literasi bagi masyarakat di Banjarnegara. Banyak tentu saja sudah menunggu kiprah ibu-ibu sekalian memasarkan literasi sehingga bisa meningkatkan pengetahuan, kemajuan, serta kesejahteraan bagi masyarakat di Banjarnegara,” ungkapnya.

Disebutkan bahwa pelaksanaan kegiatan Bunda Literasi dibebankan kepada APBD Kabupaten Banjarnegara. Kegiatan yang dilakukan di antaranya pengadaan sarana-prasarana, pengadaan buku, promosi, dan kegiatan pelatihan kreativitas untuk produksi setingkat home industry.

Talkshow menghadirkan narasumber di antaranya Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpusnas, Adin Bondar dan Anggota Komisi 4 DPRD Kabupaten Banjarnegara, Lilis Ujianti.

Deputi Adin menjelaskan program Perpustakaan Nasional Berbasis Inklusi Sosial yang gencar dilakukan Perpusnas bersama pemerintah daerah menjadi cara menghadirkan perpustakaan sebagai ruang bagi masyarakat belajar dan berbagi pengalaman.

Kita harapkan pemerintah daerah bisa mereplika Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi ini karena sangat efektif. Menjelang berbagai ketidakpastian global yang mengancam, perekonomian kita pada tingkat mikro harus dikuatkan dengan kreatifitas yaitu produksi-produksi lokal yang kita kembangkan melalui literasi terapan ini,” urainya.

Sementara itu, Lilis Ujianti, menegaskan pendidikan dan keterampilan untuk mencapai kesejahteraan berawal dari literasi. Lilis mengajak seluruh pihak menggerakkan literasi Kabupaten Banjarnegara untuk mengantarkan generasi muda menjadi generasi yang sukses.

“Semuanya ada korelasinya dengan literasi. Bagaimana literasi bisa membangun anak-anak, bagaimana literasi bisa membuat kita untuk menjadi lebih baik,” pungkasnya.

PerpusnasPerpustakaan NasionalBuku TerbaruPerpusnas RIPerpustakaan Nasional Republik IndonesiaKoleksi Digital

Hak Cipta 2022 © Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Jumlah pengunjung