Salemba, Jakarta – International Standard Book Number atau ISBN adalah kode pengidentifikasian buku yang bersifat unik. Informasi tentang judul, penerbit, dan kelompok penerbit tercakup dalam ISBN. ISBN terdiri dari 13 digit deret angka sebagai pemberi identifikasi terhadap satu judul buku yang diterbitkan oleh penerbit. Setiap buku berbeda nomor ISBN yang diterbitkan.

ISBN diberikan oleh Badan Internasional ISBN yang berkedudukan di London, Inggris. “Di Indonesia, Perpustakaan Nasional (Perpusnas) adalah Badan Nasional ISBN yang memiliki hak dan kewenangan dalam memberikan ISBN kepada seluruh penerbit di Indonesia," terang Kepala Direktorat Deposit Bahan Pustaka Perpusnas Nurcahyono saat Temu Wicara ISBN 2019 di Salemba, Kamis, (14/11).

Selain itu, Perpusnas juga mempunyai fungsi untuk memberikan informasi, bimbingan, dan penerapan pencantuman ISBN.

Temu Wicara ISBN 2019 mengangkat tema “Membangun Efektifitas Layanan ISBN untuk Validasi yang Lebih Cepat dan Berkualitas”. Temu Wicara ISBN diselenggarakan agar tercipta sinergitas antara Perpusnas dengan para penerbit.

Sejumlah manfaat khusus dengan diterbitkannya ISBN, yakni memberikan identitas terhadap satu judul buku yang diterbitkan oleh penerbit, membantu mempelancar arus distribusi buku karena dapat mencegah terjadinya kekeliruan dalam pemesanan buku, dan sebagai media promosi bagi penerbit.

Menurut UU Perbukuan Nomor 3 Tahun 2017 disebutkan bahwa setiap buku yang diterbitkan harus memiliki ISBN. Dan Perpusnas adalah lembaga yang ditunjuk untuk pelayanan ISBN.

Sejak 2017, sistem pelayanan ISBN sudah dibuat secara online. “Selama ini waktu yang diperlukan untuk mengurus ISBN adalah lima hari. Saat ini kami upayakan untuk dipercepat prosesnya menjadi tiga bahkan satu hari,” tambah Nurcahyono.

Reportase: Basma Sartika

Fotographer: Raden Radityo