Medan Merdeka Selatan, Jakarta—Perpustakaan Nasional (Perpusnas) meluncurkan Tim Tanggap Insiden Siber atau PERPUSNAS-CSIRT untuk mencegah dan mengantisipasi serangan siber dalam seluruh kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan.
Plt. Sekretaris Utama Perpusnas, Ofy Sofiana, mengatakan tim PERPUSNAS-CSIRT diharapkan bekerja dengan sigap dan tangguh dalam menghadapi serangan siber di lingkungan Perpusnas. Tim bertanggung jawab untuk menerima, meninjau, dan menanggapi laporan dan aktivitas insiden keamanan siber. Pembentukan tim CSIRT berkolaborasi dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).Â
“Ucapan terima kasih dan apresiasi kami haturkan kepada Kepala Badan Siber dan Sandi Negara beserta jajaran yang telah memberikan dukungan dan fasilitasi kepada kami, sehingga pada tahun 2022 ini Perpustakaan Nasional berhasil menjadi salah satu dari 25 lembaga pusat yang dipercaya untuk membentuk dan meluncurkan tim tanggap insiden siber,†ujarnya dalam peluncuran tim PERPUSNAS-CSIRT di Teater Perpusnas, Jl. Medan Merdeka Selatan, Jakarta, pada Rabu (2/3/2022).
Dia menjelaskan, sebagai lembaga publik, Perpusnas berinovasi dalam meningkatkan kuantitas dan kualitas serta memperluas jangkauan pelayanan dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.
Peningkatan kecepatan dan perluasan jangkauan layanan dengan memanfaatkan teknologi berbasis digital dan jejaring internet, memberikan memberikan dampak kepada peningkatan kinerja penyelenggaraan tata kelola dan pelayanan publik Perpusnas. Namun, penyelenggaraan sistem pemerintahan berbasis elektronik tidak terlepas dari risiko keamanan informasi.
“Implementasi keamanan informasi yang telah dilakukan oleh Perpustakaan Nasional yaitu, sertifikasi ISO 27001 sejak tahun 2019, peningkatan keamanan jaringan komputer, peningkatan keamanan aplikasi dan situs web, penerapan manajemen hak akses sistem, penggunaan antivirus skala enterprise pada server-server, penerapan sertifikat SSL atau secure HTTP, dan sebagainya,†urainya.
Upaya sudah dilakukan untuk mendukung penyelenggaraan pemerintahan berbasis elektronik. Di antaranya membentuk tim dan operasional layanan IT service desk sejak 2021 sebagai salah satu unsur dalam upaya penerapan dan sertifikasi ISO 20000, serta membentuk kelompok kerja Sistem Manajemen Keamanan Informasi pada Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) yang menjadi leading sector tata kelola TIK, peningkatan keamanan informasi, dan antisipasi terhadap serangan siber.
Perpusnas juga aktif dalam jejaring Satu Data Indonesia dengan membentuk tim walidata dan tim produsen data, serta pemanfaatan infrastruktur Pusat Data Nasional.
Sekretaris Utama BSSN, Syahrul Mubarak, mengungkapkan pada hakikatnya, ancaman siber dikategorikan sebagai ancaman hibrida. Serangan siber bersifat teknis dan sosial. Pada umumnya, serangan siber teknis menyerang data yang berada di jaringan, server, database dan aplikasi seperti pishing, malware attack, dan lainnya. Sementara serangan siber sosial menargetkan manusia untuk mempengaruhi cara pikir, sistem kepercayaan, dan sikap tindak manusia yang berinteraksi di ruang siber dengan target ide, pilihan, pendapat, emosi, opini, dan motivasi.
Saat ini, pihaknya beserta instansi terkait sedang menyusun tiga peraturan strategis keamanan siber yaitu strategi keamanan siber nasional, perlindungan infrastruktur informasi vital, dan manajemen krisis siber. “Peraturan akan tertuang dalam bentuk Peraturan Presiden,†jelasnya.
Pembentukan CSIRT sendiri merupakan salah satu prioritas strategis yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024. Dia menambahkan, pada 2020, telah dibentuk 15 CSIRT dilanjutkan pada 2021 sebanyak 39 CSIRT sebagai pelaksana keamanan siber.
Ke depan, kemampuan sumber daya tim Perpusnas-CSIRT ditingkatkan melalui berbagai pelatihan, workshop, dan simulasi penanganan, sehingga siap menghadapi semua serangan siber. Dia berharap, tim dapat berkolaborasi, bersinergi, dan berbagi informasi dengan seluruh stakeholder keamanan siber, terutama dalam melakukan penanggulangan dan pemulihan insiden siber.
“Secara khusus, pembentukan tim ini kami harapkan dapat mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Perpusnas antara lain pembinaan perpustakaan secara nasional,†pungkasnya.
Perpusnas-CSIRT beranggotakan tim dari Pusdatin dan melibatkan perwakilan dari unit kerja di Perpusnas. Beberapa kanal dibuka untuk menerima respons terkait masalah keamanan siber di lingkungan Perpusnas, baik melalui form aduan di situs web, call center maupun via pesan WhatsApp.
Reporter: Hanna Meinita
Fotografer: Ahmad Kemal Nasution