Tugu Tani, Jakarta—Salah satu fungsi Perpustakaan Nasional (Perpusnas) adalah sebagai pusat jejaring perpustakaan yang hanya dapat diwujudkan jika seluruh perpustakaan di Indonesia dapat bersinergi dan bahu-membahu dengan Perpusnas mewujudkan layanan perpustakaan yang terbuka dan merata di seluruh wilayah Tanah Air. Salah satu bentuk implementasi pusat jejaring yang dilakukan oleh Perpustakaan Nasional adalah Indonesia OneSearch (IOS). Indonesia OneSearch merupakan sebuah portal satu pintu pencarian untuk semua koleksi publik yang dimiliki oleh perpustakaan, museum, arsip dan sumber elektronik di Indonesia.
Fakta dan statistik perkembangan IOS sejak diresmikannya portal jejaring IOS pada tanggal 1 Maret 2016, tercatat pertanggal 26 Maret 2019 lebih dari 5.340 repositori yang dimiliki oleh 1.302 perpustakaan dari 1.071 instansi yang sudah tergabung dalam jejaring IOS.
Tidak kurang dari 5.451.414 record judul berbagai jenis bahan pustaka telah tertautkan dari 1.302 perpustakaan. Angka tersebut sepertinya terlihat sangat besar dan membanggakan, tetapi jika kita merujuk kembali kepada jumlah perpustakaan di Indonesia, jumlah tersebut baru mencapai 0,816 % dari total jumlah perpustakaan sebanyak 164.610 (survei Perpustakaan Nasional, 2018).
“Jika dipersempit target jenis perpustakaan, pemilik repositori digital yang diprioritaskan adalah perguruan tinggi dan perpustakaan khusus atau instansi, maka jumlah tersebut baru mencapai 15,1 persen dari jumlah perpustakaan perguruan tinggi sebanyak 2.057 dan perpustakaan khusus sebanyak 6.552 yang tergabung dalam IOS,†ujar Deputi Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi Perpustakaan Nasional, Ofy Sofiana, pada kegiatan Advokasi dan Urun Rembuk Interoperobilitas Sistem Informasi Perpustakaan, Rabu, (27/3).
Sedangkan, penggunaan/aksesibilitas IOS mengalami peningkatan semenjak diresmikan tahun 2016. Tercatat total penggunaan tahun 2016 adalah 631.166 pengunjung, tahun 2017 sebanyak 1.427.370 dan tahun 2018 sebanyak 2.100.480.
"IOS merupakan gagasan yang sangat cemerlang dalam rangka mengupayakan pelaksanaan amanat Undang-undang Perpustakaan," tambah Ofy Sofiana. Â Namun demikian, ini belum selesai. Semua pihak masih harus bekerja keras demi dalam mencapai tujuan dibangunnya jejaring perpustakaan digital nasional. Peran masing-masing pihak sebagai pemilik repositori, penyedia bahan perpustakaan, penyedia ilmu pengetahuan, dan penyedia informasi yang valid, Â menjadi bagian yang jauh lebih penting dalam mewujudkan semua ini.
Perpusnas menghimbau seluruh pihak bersinergi, menjadi promotor dalam menghimpun dan mengintegrasikan repositori dan bahan-bahan perpustakaan dalam bentuk digital guna memberikan sebanyak mungkin ilmu yang bermanfaat bagi kemajuan bangsa.
“Kami terus mengupayakan agar pada akhir pelaksanaan grand design e-library tahap ke-3 tahun 2020 – 2025, seluruh perpustakaan perguruan tinggi dan perpustakaan institusi di Indonesia dapat tergabung dan membuka akses repositori digitalnya dalam jejaring perpustakaan digital nasional Indonesia Onesearch,†tutup Deputi I Perpusnas.
Â
Reportase : Hartoyo Darmawan
Fotografer : Hartoyo Darmawan
Â
Â