Rawamangun, Jakarta—Pusat Pengembangan dan Perlindungan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyerahkan satu set Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Braille kepada Perpustakaan Nasional RI. Penyerahan KBBI Braille oleh Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud Dadang Sunendar kepada Kepala Perpustakaan Nasional RI Muhammad Syarif Bando dilakukan di Ruang Gaura Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Selasa (29/1).
Penyerahan satu set KBBI Braille yang terdiri dari 139 jilid tersebut bertujuan untuk menyebarluaskan KBBI Braille yang telah diluncurkan sebelumnya pada Kongres Bahasa Indonesia, 28 Oktober 2018, di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta. Pencetakan KBBI Braille merupakan hasil kerjasama antara Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dengan Balai Penerbitan Braille Indonesia (BPBI) Abiyoso Kementerian Sosial Republik Indonesia. Penyusunan KBBI Braille diperuntukkan bagi penyandang disabilitas netra.
Dadang menerangkan KBBI Braille disusun demi mewujudkan keadilan dan pemerataan informasi untuk semua kalangan masyarakat yang sejalan dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang penyandang disabilitas. "Di negara maju, model kamus tidak banyak yang cetak tapi semua serba daring tapi untuk kebutuhan terbatas kami masih mencetak. Setelah didaringkan dan dilempar ke masyarakat pencariannya sudah 32 juta pencarian. Artinya, masyarakat membutuhkan. Harapan kami kamus ini bisa memberikan layanan terbaik sama seperti Perpustakaan Nasional ingin membuat masyarakat pintar," terang Dadang.
Alih huruf KBBI Braille melibatkan langsung penyandang disabilitas netra langsung sebagai pengguna kamus. Setelah pengalihan huruf ke huruf braille selesai dan dicetak, kemudian dilakukan proses penyuntingan oleh penyandang disabilitas netra untuk menghindari kesalahan penulisan, keterbacaan, dan sebagainya.
KBBI Braille dibuat dan dijilid secara khusus. Dalam setiap jilidnya berisi 50 lembar dengan menggunakan kertas khusus cetakan braille. Secara keseluruhan, KBBI Braille terbagi menjadi 139 jilid dimana setiap jilidnya terdiri atas petunjuk pemakaian, lalu bagian batang tubuh berupa entri kamus dari A sampai Z, dan bagian belakang yang berisikan lampiran.
Kepala Perpusnas RI dalam kesempatan tersebut menyampaikan apresiasinya tehadap penyerahan KBBI Braille oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, sehingga menjadi aset berharga yang dapat dilayankan kepada masyarakat melalui Perpustakaan Nasional. "Kami memiliki ruang dan alat baca untuk tuna netra. Namun, jumlah koleksinya masih kurang. Kami berharap di masa depan Badan Bahasa tidak hanya membuat kamus besar saja tapi juga menjembatani penyandang disabilitas untuk dididik keahlian tertentu sesuai kondisinya melalui satu kata, yaitu bahasa," imbuh Syarif. Kepala Perpusnas juga sepakat dengan Kepala Badan Bahasa bahwa tujuan didirikannya kedua institusi adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.Â
Â
Reportase : Arwan Subakti
Â