Medan Merdeka Selatan, Jakarta - Pembentukan Kazakhstan - Indonesia Friendship Society pada 2017 adalah tonggak penting yang menandai hubungan yang semakin erat antara kedua negara.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas) Mariana Ginting dalam sambutannya sebagai tuan rumah di Gedung Layanan Perpusnas, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (24/10).
Mariana mengucapkan rasa hormat dan terima kasih atas kehadiran para diplomat, perwakilan budaya, serta tokoh masyarakat yang turut mendukung acara tersebut.
“Suatu kehormatan bagi kami bisa menerima Bapak/Ibu di sini. Hari ini kita berkumpul tidak hanya untuk merayakan kemitraan, tetapi juga untuk meletakkan dasar bagi jembatan yang akan menghubungkan budaya, sejarah, dan masyarakat dari Kazakhstan dan Indonesia,” ungkapnya.
Kemudian, Mariana menjelaskan peran Perpusnas sebagai wadah penting untuk memperkuat akses terhadap informasi, literatur, dan warisan budaya, yang memainkan peran kunci dalam kemitraan internasional.
“Perpustakaan berfungsi sebagai gerbang menuju masa lalu dan jembatan menuju masa depan, serta melestarikan cerita, kearifan, dan tradisi peradaban,” tuturnya.
Dalam inisiatif ini, Mariana memperkenalkan Sudut Kazakhstan yang terletak di lantai 20 Perpusnas. Kazakhstan juga menyerahkan beberapa literatur terkait sejarah dan budaya kepada Perpusnas untuk dipromosikan.
"Perkumpulan persahabatan ini akan menjadi katalisator pertukaran budaya dan intelektual antara kedua negara. Kita dapat mempromosikan pertukaran buku, manuskrip, dan sumber daya digital, memastikan bahwa masyarakat Kazakhstan dan Indonesia memiliki akses kekayaan informasi yang mencerminkan nilai dan aspirasi bersama," tambahnya.
Sebagai tuan rumah, Mariana Ginting juga mengumumkan bahwa Perpusnas akan berpartisipasi dalam International Federation of Library Associations and Institutions (IFLA) yang akan diadakan di Astana, Kazakhstan, pada 2025.
Duta Besar Kazakhstan Serzhan Abdykarimov menegaskan pentingnya kegiatan ini sebagai wadah non-politik dan non-komersial yang bertujuan untuk mempererat hubungan budaya, kemanusiaan, bisnis, dan pendidikan antara kedua negara.
"Meskipun secara geografis kita berjauhan, negara kita memiliki banyak kesamaan, seperti keberagaman budaya, sejarah yang kaya, serta nilai-nilai bersama. Kami berharap masyarakat Indonesia dapat lebih mengenal negara Kazakhstan yang indah," ujarnya.
Sejumlah tokoh penting turut memberikan sambutan, termasuk Ketua FPCI Dino Patti Djalal, Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri MUI Bunyan Saptomo, dan Kepala Pusat Strategi Kebijakan Kawasan Asia Pasifik dan Afrika Kemenlu RI Vahd Nabyl Achmad Mulachela.
Reporter: Alditta Khoirun Nisa
Dokumentasi: Andri / Robby