Jakarta – Iqra atau baca berlaku untuk seluruh manusia di dunia. Karena dengan membaca dapat merubah nasib seseorang dan membuat sebuah negara menjadi maju.
Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI, Muhammad Syarif Bando, mengatakan bahwa gerakan nasional pembudayaan kegiatan membaca harus menjadi gerakan semua orang karena terlepas dari status dan jabatan yang disandang, mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kesejahteraan umum menjadi dua tugas yang harus diemban bersama.
Literasi yang tidak lagi tentang baca tulis melainkan jauh dari pada itu yakni menciptakan barang/jasa berkualitas tinggi dan mampu digunakan dalam kompetisi global hanya dapat terwujud dengan ilmu pengetahuan yang mumpuni. Sehingga kehadiran bahan bacaan sangat diperlukan oleh masyarakat.
“Dengan membaca pasti dapat merubah nasib karena tidak ada yang bisa menolong kita kecuali ilmu pengetahuan,†ucap Syarif Bando dalam sambutan Peresmian Gedung Layanan Perpustakaan Daerah di Kota dan Kabupaten Bima yang diselenggarakan secara hybrid, Selasa (22/3/2022).
Wali Kota Bima, Muhammad Lutfi, berkisah selama ini banyak masyarakat Bima yang diketahui berprofesi sebagai guru, dengan demikian keberadaan gedung perpustakaan tersebut sangat memberikan manfaat serta merupakan cita-cita bagi para pendidik yang berada di Kota Bima.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan perpustakaan merupakan jantung bagi dunia pendidikan dan literasi tidak hanya diperuntukkan bagi kaum terdidik melainkan juga bagi masyarakat guna meningkatkan kapasitas yang mengarah kepada peningkatan kesejahteraan mereka.
“Dunia literasi tidak dikonotasikan hanya untuk generasi belajar tapi semua umur. Sepanjang hidup kita harus diisi dengan belajar dan membaca. Karena dengan membaca kita jadi bisa mengikuti semangat zaman yang ada,†jelas Lutfi.
Pada kesempatan yang sama, Bupati Bima, Indah Dhamayanti Putri, menyampaikan rasa terima kasihnya atas pembangunan gedung perpustakaan yang menjadi salah satu infrastruktur kebanggaan masyarakat di Kabupaten Bima.
Usai dikukuhkan sebagai Bunda Literasi Kabupaten Bima, dia pun berpendapat bahwa gelar Bunda Literasi tidak hanya menjadi simbol namun juga harus mampu memainkan peran dalam memberikan contoh kepada masyarakat terutama para orang tua akan pentingnya literasi kepada anak sejak usia dini.Â
“Sebagai orang tua, kita tidak boleh hanya menekankan untuk mencintai tapi juga memberi contoh sehingga anak-anak akan melihat tauladan yang baik dari para orang tua. Seperti misalnya mengajarkan, menemani atau memberikan sedikit waktu luang di tengah-tengah kesibukan kita,†ungkap Indah.
Kegiatan peresmian gedung ini juga dirangkaikan dengan pengukuhan Bunda Literasi Kota Bima dan Kabupaten Dompu, penandatangan Nota Kesepakatan antara Perpusnas dengan STISIP Mbojo Bima, STIKIP Bima, Akademi Kebidanan Harapan Bunda Kota Bima, STIKES Yahya Bima, Pemerintah Kabupaten Bima serta Pemerintah Kota Bima, dan talkshow Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM).
Reporter: Basma Sartika
Fotografer: Hanna Meinita