Membaca Bawa Kebahagiaan dan Kebijaksanaan

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Jakarta – Kegemaran membaca dan budaya literasi adalah sebuah keharusan untuk meningkatkan nilai kehidupan. Orang literat dan suka membaca pasti bahagia dan bijaksana.

Kurangnya ketersediaan bahan baca hingga pendistribusian bahan baca yang kurang tepat sasaran mengakibatkan pertumbuhan literasi yang lambat. Melihat fakta lapangan yang terjadi, pemerintah, penerbit, masyarakat, maupun stakeholder lain harus duduk bersama mengatasi permasalahan tersebut sehingga perwujudan SDM Unggul Indonesia Maju bisa terealisasi secepatnya.

Literasi sangatlah penting dalam berbagai aspek. Dalam beberapa makna, literasi merupakan perbendaharaan gagasan yang membantu seseorang untuk berpikir dan bertindak atas dasar konsep yang matang.  Dalam aspek yang lebih terbatas, literasi memberikan suatu cara pandang baru bahwa kita bisa menyelesaikan suatu persoalan.

Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI sebagai lembaga yang fokus dalam urusan literasi mengembangan strategi promosi Pembudayaan Kegemaran Membaca di daerah melalui gerakan nasional gemar membaca. Bentuk kegiatan yang diambil adalah dukungan kegiatan penyelenggaraan Duta Baca di daerah sebagai penguatan keberadaan Duta Baca Indonesia.

“Duta Baca di daerah masih memiliki giat yang parsial. Perlu diformulasikan upaya untuk saling berbagi atau bertukar pengalaman, ilmu, dan program kegiatan. Sehingga memiliki derap langkah untuk maju bersama,” ujar Kepala Pusat Analisis Perpustakaan dan Pengembangan Budaya Baca, Adin Bondar, pada kegiatan Webinar Duta Baca Indonesia dengan tema “Rembug Duta Baca se-Indonesia” yang diselenggarakan secara virtual, Kamis (9/12/2021).

Sebagai Duta Baca Indonesia, Gol A Gong, memiliki kewajiban untuk bersinergi dan berkolaborasi dengan para Duta Baca di daerah dalam rangka meningkatkan indeks literasi masyarakat Indonesia. Dalam hal ini, Gol A Gong memiliki kegiatan bernama Safari Literasi yang berfungsi untuk menjalin sinergi dengan Duta Baca di daerah, mendokumentasikan kegiatan literasi di daerah, dan berbagi ilmu dengan menyelenggarakan pelatihan.

“Sebagai perpanjangan tangan dari Perpusnas, saya harus membuat gerakan secara masif agar program kegiatan yang masih parsial bisa dipetakan dan dilaporkan. Karena dengan mendatangi secara langsung, seluruh program Duta Baca di daerah akan lebih mudah untuk di evaluasi dan diinformasikan secara nasional,” ungkapnya.

Ketua Paguyuban Duta Baca Jawa Barat, Imam Muhamad Agung Fauzy, dan Duta Baca Jawa Timur, Heraldha Savira, menggunakan pendekatan digital untuk melaksanakan kegiatan kampanye literasi di masa pandemi Covid-19 ini. Karena bagi mereka, platform digital sangat berpengaruh dan memegang peranan penting bagi generasi milenial. Selain itu, internet juga bisa dimanfaatkan untuk langsung menyasar wilayah yang sulit terjangkau secara fisik, sehingga diharapkan literasi dapat terus berkembang.

Di Jawa Timur, Savira dilibatkan dalam kegiatan Dongeng Online (Dolen) yang digelar setiap hari Minggu secara langsung di akun Instagram milik Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur. Selain itu, Savira menggunakan kepiawaiannya bermain musik untuk menarik minat anak untuk membaca dengan bernyanyi.

“Di lapangan banyak anak kecil yang tidak hapal lagu anak, peran saya di sini adalah menggunakan alat musik dalam berliterasi. Hal seperti ini harus ditanamkan dari kecil,” ucap Savira.

Sementara itu, Imam menyampaikan bahwa Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat memiliki program unggulan yang bernama Maca Dina Digital Library (Candil) untuk memudahkan masyarakat membaca buku digital (e-book). Selain itu, akun Instagram milik Payuguban Duta Baca Jawa Barat juga rutin mengadakan webinar tentang literasi.

“Upaya ini dilakukan agar sosialisasi yang berkaitan dengan literasi bisa terus berjalan,” jelas Imam.

Reporter: Basma Sartika

PerpusnasPerpustakaan NasionalBuku TerbaruPerpusnas RIPerpustakaan Nasional Republik IndonesiaKoleksi Digital

Copyright 2022 © National Library Of Indonesia

Jumlah pengunjung