“Membaca memegang peranan krusial dalam pengembangan individu dan masyarakat,”
Hal tersebut diucapkan oleh Pustakawan Ahli Utama Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) Abdullah Saneng pada Apel Pagi yang dilaksanakan pada Senin (18/11/2024).
Abdullah menambahkan bahwa 12 November yang diperingati sebagai Hari Gerakan Nasional Membaca merupakan bukti komitmen untuk meningkatkan minat baca di kalangan masyarakat, sebuah upaya yang diinisiasi oleh Presiden Megawati Soekarno Putri pada tahun 2002.
“Membaca tidak hanya sekedar pengolahan kata - kata, tetapi pondasi pembangunan pemahaman, pengetahuan dan wawasan yang mendalam. Seperti ungkapan bijak yang mengatakan membaca adalah jendela dunia,” jelasnya.
Abdullah juga mengatakan bahwa guru, pustakawan, dan penggerak literasi memiliki peran besar sebagai agen perubahan untuk mengembangkan inovasi dan upaya menumbuhkan kegemaran membaca.
“Keterlibatan pustakawan dalam menggalakkan minat baca sangat penting. Mereka memiliki peran sebagai fasilitator bagi pemustaka untuk menjelajahi dunia literasi dengan cara yang menyenangkan,” ujar Abdullah.
Ia menjelaskan bahwa pustakawan dapat menggunakan berbagai metode inovatif, seperti penggunaan teknologi, atau pengenalan buku-buku menarik untuk meningkatkan daya tarik membaca di kalangan masyarakat.
Abdullah juga menambahkan bahwa melibatkan siswa penggerak literasi dan orang tua dalam mendukung peningkatan kegemaran membaca menjadi faktor kunci dalam menciptakan lingkungan literasi yang positif.
Ia menjelaskan bahwa Perpusnas melalui Pusat Analisis Perpustakaan dan Peningkatan Budaya Baca pada tahun 2024 telah melaksanakan Program Gerakan Indonesia Membaca (GIM) di beberapa Provinsi, Kabupaten/Kota di Indonesia dengan beberapa kegiatan seperti Duta Baca Indonesia, Sepekan Satu Buku, Membaca Nyaring, Tantangan 21 Hari Membaca Nyaring, dan Sosialisasi Kegemaran membaca.
“Kampanye kegemaran membaca harus terus dilaksanakan dengan berbagai kegiatan yang melibatkan masyarakat, khususnya yang berdomisili di pedesaan agar mereka dapat meningkatkan kualitas hidupnya untuk menekan angka kemiskinan,” tutupnya.
Reporter : Andri Tri Kurnia