Latar Belakang
Pandemi Covid 19 yang bermula dari kota Wuhan China di akhir tahun 2019 telah memorak-porandakan aspek-aspek kehidupan secara nasional maupun internasional yang hingga kini sudah 8 bulan belum mereda banyak merenggut nyawa. Data Kementerian Kesehatan dan BNPB per tanggal 19 Agustus 2019 menunjukkan bahwa kasus pendemi covid 19 trennya naik, ada sebanyak 144.945 orang kasus positif, 98.657 orang dinyatakan sembuh dan 6.346 orang meninggal. Sementara itu kasus di seluruh dunia berdasarkan data Worldmeters juga trennya naik; ada 22.325.368 kasus positif, 15.066.140 orang dinyatakan sembuh dan 784.757 orang.
Dampak multi-dimensional yang ditumbulkannya pun sangat dalam sehingga mengakibatkan resesi ekonomi dunia dan menekan pertumbuhan ekonomi. Pada triwulan II-2020, ekonomi Indonesia menurun tajam dengan angka pertumbuhan -3,5% (Sri Mulyani,2020); sehingga negara harus hadir untuk menanggulangi penyebaran covid 19 dan pemulihah ekonomi nasional secara komprehensif, simultan, cepat dan tepat. In parallel, semua pihak harus gotong royong dan disiplin mentaati protokol kesehatan utnuk pencegahan penyebaran covid 19. Seperti tinggal di rumah maupun melaksanakan trilogi pencegahan covid 19 yaitu pakai masker, cuci tangan dan jaga jarak sebagai kebiasaan baru di era New Normal (menurut hemat penulis lenbih tepat disebut Era Abnormal). Pola hidup baru ini harus diadaptasi secara cepat antara lain melalui penguatan ekonomi digital di tengah covid 19 guna meningkatkan ketahanan nasional Republik Indonesia berbasis analisis geopolitik dan geostrategik dalam astragatra. Selengkapnya:
Â
oleh :
 K.R.A.T. Suharyono S. HadinagoroÂ