Blitar, Jawa Timur - UPT Perpustakaan Proklamator Bung Karno genap memasuki usia dua dekade pada Rabu, 3 Juli 2024. Jika bulan Juni adalah Bulan Bung Karno, maka bulan Juli adalah bulannya UPT Perpustakaan Proklamator Bung Karno.
Perpustakaan yang diresmikan pada 3 Juli 2004 oleh Presiden Megawati tersebut menggelar kegiatan Perpustakaan Bung Karno Expo 2024 dengan tema &ldquo;Sukaria Bersama&rdquo; pada Rabu hingga Minggu 3-7 Juli 2024. Tema tersebut diambil dari lagu ciptaan Bung Karno dalam album Mari Bersuka Ria dengan Irama Lenso. Sukaria Bersama adalah semangat perayaan dua dekade hadirnya Perpustakaan Bung Karno di tengah masyarakat.
Wali Kota Blitar Santoso dalam sambutannya sekaligus membuka secara resmi kegiatan Perpustakaan Bung Karno Expo 2024 menerangkan bahwa bulan Juni bagi masyarakat kota Blitar merupakan bulan yang istimewa karena menganggap sebagai bulan Bung Karno. Ada tiga momentum yang tidak bisa dilupakan sebagai tonggak bersejarah yang selalu dikenang oleh masyarakat kota Blitar.
Pertama, pada tanggal 1 Juni diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila, Kedua, setiap tanggal 6 Juni diperingati sebagai hari kelahiran Soekarno. Ketiga, setiap tanggal 21 Juni merupakan Haul Bung Karno yaitu tradisi di kota Blitar dengan mengundang tokoh-tokoh agama untuk berdoa bersama yang ditujukan kepada almarhum Soekarno atas perjuangannya memakmurkan seluruh masyarakat Indonesia.
&ldquo;Saya sampaikan terima kasih dan apresiasi yang luar biasa telah berkenan hadir dalam kesempatan ini, mudah-mudahan acara yang digagas ini menjadi awal dari pelaksanaan kita dalam menginspirasi seluruh gagasan-gagasan dan ide-ide pembelajaran yang telah dicontohkan oleh pendiri bangsa kita,&rdquo; ujar Santoso.
Nurny menjelaskan expo yang diselenggarakan selama lima hari tersebut disemarakkan oleh berbagai kegiatan yang dapat dinikmati masyarakat.
&ldquo;Kami merancang berbagai jenis kegiatan yang mengajak beragam elemen masyarakat untuk Sukaria Bersama. Mulai dari bedah buku, peragaan busana, pentas seni budaya, lomba mewarnai, seminar pengembangan diri, pelatihan wastra nusantara, pameran umkm, hingga senam massal,&rdquo; terang Kepala UPT Perpustakaan Proklamator Bung Karno Nurny Syam dalam laporannya.
Hari pertama dimulai dengan kegiatan Bedah Buku (Pidato) Bung Karno TAVIP (Tahun Vivere Pericoloso) pada pukul 08.00-12.00 WIB dengan mengundang dua narasumber yakni: Abie Besman (News Executive Producer Kompas TV) &amp; Rojil Nugroho Bayu Aji (Dosen Sejarah Universitas Negeri Surabaya).
Selanjutnya acara Pembukaan Perpustakaan Bung Karno Expo 2024 mulai pukul 14.00-16.00 WIB turut mengundang Wali Kota Blitar, pejabat tinggi Perpustakaan Nasional RI, perwakilan negara asing, pimpinan OPD Blitar Raya dan Jawa Timur, serta pegiat literasi. Dalam pembukaan ini juga menampilkan SMASA Choir (SMAN 1 Blitar) dan Tari Tunggal oleh Caca Mranggi.
Setelah pembukaan, dilaksanakan Peragaan Busana Wastra Nusantara oleh tujuh desainer dari berbagai kota di Jawa Timur (Banyuwangi, Madiun, Malang, Jember, Situbondo).
Hari pertama ditutup dengan Bincang Buku dan Menyanyi bersama Arda Naff. Acara yang dimoderatori oleh Dita Faisal (Praktisi Media TV dan Kreator Konten) ini bakal membahas proses kreatif Arda dalam menulis buku Pelabuhan Terakhir yang menceritakan perjalanan hidupnya bersama Tantri Kotak, sang istri.
Hari Kedua, Kamis 4 Juli 2024 dibuka dengan Sarasehan Batik bertema Fraktal: &ldquo;Batik Klasik Hidden Gem Milik Blitar&rdquo; pada pukul 14.00-17.00 WIB yang mengundang narasumber Yuliati Umrah (pegiat wastra, kolektor batik, Direktur ALIT Indonesia), Eni Setiawati (Perajin Batik), dan Rian Yogo (Akademisi &amp; Kolektor Batik Muda). Acara ini dirancang atas kerja sama Perpustakaan Bung Karno dengan ALIT Indonesia.
Tak ketinggalan, Bhirama Keroncong (Blitar) akan memeriahkan acara hari kedua. Malam harinya dimulai pukul 18.00-21.00 WIB terdapat penampilan dari UKM Musik UNISBA.
Hari Ketiga, Jumat 5 Juli 2024 diawali dengan Seminar Ekonomi Kreatif dan Pariwisata bersama Laras Laksi selaku Direktur Women in Tourism Indonesia dan Agung Hartadi selaku pemilik kanal Youtube Pecah Telur. Dimulai dari pukul 15.00-17.00 WIB, seminar ini mengangkat tema &ldquo;Blitar Menyala Ekraf dan Pariwisatanya.&rdquo;
Kemudian mulai pukul 18.00 WIB-selesai terdapat Bincang Kehidupan bersama Ning Imaz (Khodimah Pondok Pesantren Lirboyo Kediri) dengan tema &ldquo;Anti Galau Sepanjang Hidup&rdquo;.
Hari Keempat, Sabtu 6 Juli 2024. Mulai pagi pukul 08.00 WIB dilaksanakan Lomba Mewarnai dan Menggambar Bung Karno Tingkat sekolah dasar. Acara ini menyasar para pelajar di Blitar Raya untuk mengenal sosok Bung Karno melalui kegiatan yang menyenangkan.
Sore hari, mulai pukul 15.00-17.30 WIB ada dua acara yang berlangsung bersamaan. Di panggung utama akan menampilkan sajian music dari Rhythm Music School. Sementara itu di Ruang Audio Visual dilaksanakan workshop berkain oleh Patria Wastra, ALIT Indonesia dan Putra-Putri Batik Blitar.
Jika pagi hari menyasar pelajar tingkat sekolah dasar, malam harinya menyasar pelajar tingkat SMA. Bakal ada Festival Band Pelajar se-Blitar Raya yang diikuti enam band dari berbagai sekolah, kemudian ditutup dengan penampilan Sringatun Jenang Sumsum.
Minggu 7 Juli 2024, merupakan hari penutup. Senam Sukaria akan mengajak masyarakat Blitar untuk berolahraga dengan ratusan hadiah. Senam ini dipandu oleh Yania, instruktur yang diimpor dari Malang.
&ldquo;Kami mengajak Anda Sukaria Bersama. Merayakan literasi, merayakan seni budaya nusantara,&rdquo; pinta Kepala UPT Perpustakaan Proklamator Bung Karno pada pembukaan acara Expo.
Nurny menekankan bahwa seluruh agenda Perpustakaan Bung Karno Expo tanpa dipungut biaya, alias gratis. Masyarakat tinggal mengisi pendaftaran secara daring melalui bit.ly/perpusexpo 2024 atau daftar langsung di lokasi acara. Bahkan selama penyelenggaraan acara kami mengundang belasan UMKM fesyen dan kuliner untuk membuka lapak. Serta adapula Pameran Batik Klasik oleh ALIT Indonesia bersama Patria Wastra yang dihadirkan di area Galeri Perpustakaan Bung Karno.
&nbsp;
&nbsp;
&nbsp;
&nbsp;
&nbsp;
&nbsp;
&nbsp;
&nbsp;
&nbsp;
&nbsp;
&nbsp;
&nbsp;
&nbsp;
&nbsp;
&nbsp;
&nbsp;
&nbsp;
&nbsp;
&nbsp;
&nbsp;
&nbsp;

Wali Kota Blitar Santoso Resmikan Perpustakaan Bung Karno Expo 2024

Jakarta - Soal kepenulisan erat kaitannya dengan keterbacaan, seorang penulis untuk memulai menuangkan idenya yang kreatif dengan membaca. Di tahun 2020, Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI melakukan kajian pada aktifitas membaca masyarakat Indonesia dan mendapatkan hasil yang cukup tinggi yakni rata-rata 9 jam 52 menit per pekan. Hal tersebut menjadi bantahan untuk rendahnya minat baca di Indonesia. Mengacu pada standar yang ditetapkan oleh UNESCO dimana seharusnya tiga buku untuk satu orang penduduk, menegaskan bahwa antusiasme membaca masyarakat Indonesia belum diimbangi dengan jumlah buku yang bisa diakses dan distribusinya.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan Perpusnas yang juga bertindak sebagai anggota Dewan Redaksi Perpusnas Press, Joko Santoso selaku moderator pada rangkaian kegiatan Perpusnas Writers Festival tahun 2021 hari kedua yang mengangkat tema â€œMenciptakan Harmonisasi Perkembangan Literasiâ€, Selasa (15/6/2021). Kegiatan ini diselenggarakan secara hybrid, lokasi luring bertempat di Ruang Teater Lt. 2 Gedung Layanan Perpusnas Medan Merdeka Selatan dan daring melalui Zoom serta kanal Youtube Perpustakaan Nasional RI.
Menanggapi itu, Penulis sekaligus Pegiat Literasi, Maman Suherman sepakat bahwa berdasarkan pengalamannya berkeliling Indonesia dan bertemu dengan banyak TBM pun pemustaka, permasalahan yang ada bukan mengenai rendahnya minat baca, melainkan akses terhadap bahan bacaan.
Maman berkisah dia pernah tenggelam saat menaiki perahu Pustaka di Sulawesi Barat, namun saat itu bukan cuma dia yang diselamatkan tapi buku-buku pun dijaring, kemudian disetrika setiap halamannya. Dia menjadi saksi hidup betapa bahan bacaan sangat dibutuhkan oleh masyarakat di daerah dan penyebarannya masih belum merata di seluruh Indonesia.
â€œBagi mereka buku adalah berlian yang tidak boleh hilang dan harus sampai ke tujuan. Begitu sulitnya akses terhadap bahan bacaan menjadikan satu buku sangat berharga,â€ kenang pria yang akrab disapa Kang Maman.
Bupati Magetan, Suprawoto juga berpendapat bahwa akses terhadap bahan bacaan harus dipermudah. Adapun upaya yang sudah dilakukan di Magetan antara lain menempatkan perpustakaan di lokasi yang strategis dan melengkapinya dengan fasilitas yang mampu menarik masyarakat untuk berkunjung.
â€œDi Magetan, perpustakaan ditempatkan di lokasi yang sangat strategis yaitu di samping alun-alun, dengan begitu masyarakat tentu antusias. Kemudian, supaya menarik di sana juga dipasang wi-fi kenceng,â€ ujar Bupati yang juga penulis ini.
Lebih lanjut, Suprawoto juga mengatakan bahwa dengan menulis seseorang akan dikenang selamanya karena menulis merupakan sebuah aktifitas yang dapat menembus ruang dan waktu. Disamping itu, dia juga memilki filosofi hidup yakni sebagai keturunan Jawa dia berkewajiban untuk mempertahankan budayanya. Tanggung jawab tersebut Suprawoto tuangkan dalam bentuk tulisan berbahasa jawa.
â€œKalau bahasa jawa hilang, saya berdosa,â€ ucap Suprawoto.
Jika melihat dari sisi hukum, bagi Akademisi, Helitha Novianty negara harus hadir dalam memberikan dukungannya kepada penulis. Menurut Helitha yang juga seorang penulis, sudah menjadi tugas negara untuk mencerdaskan bangsa. Beberapa upaya yang bisa dilakukan di antaranya menurunkan harga buku dan meningkatkan royalti penulis. Dengan demikian, harapan ke depannya profesi penulis dapat semakin dilirik untuk digeluti.
â€œPembajakan seakarang sudah semakin masif, salah satu cara untuk menanggulanginya yaitu misalnya sama seperti teman-teman musisi yang mendapatkan royalti untuk setiap kali hasil karyanya didengar, di masa depan penulis juga harus mendapatkan royalti ketika buku mereka dibaca,â€ jelasnya.
Pada umumnya penulis dihadapkan pada masalah penerbitan buku karena beberapa penerbit menerapkan standar tinggi pada kualitas penulisan dan nilai jual tulisan. Merespons hal ini Penulis, Asma Nadia berpesan bahwa seorang penulis harus bisa menulis sesuatu yang membahagiakan hatinya dan menghadirkan sesuatu yang diperlukan. Sehingga, setiap penulis akan berjuang dengan prinsip-prinsip yang mereka jalani dalam hidup.
Mengutip pernyataan Produser, Manoj Punjabi bahwa kisah yang bagus atau menarik adalah kisah yang relate ke banyak orang. Penulis novel Surga yang Tak Dirindukan ini menilai, kisah seperti itulah yang mampu menarik minat pembaca.
â€œBuku akan laku jika dibutuhkan. Jadi buat teman-teman yang tertarik ke penulisan, kalau kamu datang mencari sebuah buku ke toko buku dan kamu tidak menemukannya maka jadilah yang menulisnya â€ pesan Asma Nadia.
Reporter: Basma Sartika

Indonesia Kekurangan Bahan Bacaan, Negara Harus Hadir Dukung Penulis

Kemayoran, Jakarta â€“ Hadir 100 peserta undangan dari Kementerian/Lembaga, dinas perpustakaan, perguruan tinggi, organisasi profesi, forum taman baca masyarakat dan tim kajian yang melaksanakanÂ workshopÂ kegemaran membaca di Perpustakaan Nasional.
Tujuan dari â€œkriteria kegemaran membacaâ€
<ol>
<li>Menyusun indikator dan formulasi pengukuran kriteria kegemaran membaca yang akan dijadikan standar sebagai paham rujukan dalam melakukan kajian kegemaran membaca.</li>
<li>Menghimpun masukan dari narasumber dan peserta untuk dijadikan acuan dalam pelaksanaan kebijakan serta menghasilkan suatu naskah dan rekomendasi tentang kriteria kegemaran membaca.</li>
<li>Menjamin tercapainya sasaran peningkatan kegemaran membaca dan kebudayaan kegemaran membaca.</li>
</ol>
"Indonesia memiliki duta baca yang paling banyak dan infrastruktur perpustakaan, cuma kalah sama India, tapi kenapa selalu nomor satu budaya bacanya rendah. Semua orang yang akan menjadi publikator, informator, sumber informasi dan agen tentang perpustakaan ada di ruangan ini.â€ Hal ini disampaikan Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando Saat menjadi Keynote Speaker pada â€œWorkshopÂ Persiapan Survey Kegemaran Membacaâ€ di Hotel Orchardz, Jakarta, Senin, (27/08).
â€œMari bersatu melalu perpustakaan di dunia kita, kita tetapkan ini namanya literasi, ini namanya kegemaran membaca, ini parameternya begini caranya setiap masyarakat di Indonesia terbebas.â€
Berkontribusi untuk menjawab semua tantangan yang ada tidak penting kita seberapa besar Indonesia peringkat budaya bacanya naik, tidak penting integritasinya Indonesia berapa kita naikan yang paling penting adalah kita bisa meletakkan pondasi atau dasar â€“ dasar yang kuat bagi semua orang untuk percaya membaca itu penting.
Reportase: Arwan Subakti/Syarifuddin

Workshop Persiapan Survey Kegemaran Membaca Perpustakaan Nasional RI

Jakarta - Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas) mengikuti tahapan wawancara yang dilakukan oleh evaluator pada proses evaluasi Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) Tahun 2021. Proses wawancara adalah tahapan di mana evaluator dapat bertanya atau melakukan klarifikasi terkait jawaban, penjelasan, dan bukti-bukti pendukung yang disampaikan oleh Perpusnas pada tahapan evaluasi mandiri. Evaluator pada tahapan wawancara ini dipimpin oleh Yunus Abdul Halim dari Universitas Airlangga.
Yunus menjelaskan bahwa tahapan wawancara ini hanya membahas indikator yang memiliki perbedaan persepsi antara evaluator dan instansi.Terdapat setidaknya 14 indikator dari total 47 Indikator yang perlu diklarifikasi. Indikator itu muncul dari semua domain, yaitu Kebijakan SPBE, Tata Kelola SPBE, Manajemen SPBE, dan Layanan SPBE.
Evaluasi SPBE ini sendiri merupakan proses penilaian terhadap pelaksanaan SPBE di Perpusnas untuk menghasilkan nilai Indeks SPBE yang menggambarkan tingkat kematangan (maturity level) dari pelaksanaan SPBE. Tiga unsur penting dalam penerapan SPBE tersebut adalah unsur tata kelola dari birokrasinya, kehandalan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai pengungkit (enabler) dalam pelaksanaannya, dan yang terakhir adalah kemudahan layanan pemerintah yang diberikan kepada pengguna, sesuai tugas dan fungsinya masing-masing.
Perpusnas juga dapat memilih tiga layanan unggulan yang dinilai oleh evaluator. Tiga layanan unggulan yang diajukan Perpusnas adalah iPusnas, Indonesia OneSearch, dan e-Resources. Yunus melihat bahwa pada sisi layanan pemerintah yang dihasilkan Perpusnas memiliki kualitas yang baik dan juga dikenal masyarakat."Karena kalau layanan publik sudah bagus di Perpusnas, ada iPusnas, IOS, dan inlis. Yang e-Resources ini saya baru tahu," ucap Yunus.
Ketua Tim evaluasi SPBE Perpusnas, Taufiq A Gani Â mengatakan bahwa pelaksanaan evaluasi ini akan ditindak lanjuti dengan terobosan yang dapat meningkatkan kualitas SPBE Perpusnas. Terobosan yang akan dilaksanakan di antaranya adalah pemanfaatan infrastruktur Â Pusat Data Nasional (PDN) yang ada di kementerian Komunikasi dan Informatika. Kapasitas server yang besar dari PDN akan dimanfaatkan untuk iPusnas. "Secara prinsip mereka sudah setuju kita memanfaatkannya, iPusnas itu sangat luar biasa jadi kami butuh backup redudan server," ucap Taufik Gani.
Taufiq menambahkan bahwa Langkah-langkah pengembangan SPBE Perpusnas ke depannya akan mengutamakan kolaborasi agar menghasilkan layanan publik yang berkualitas dengan pembiayaan dan pelaksanaan yang efektif dan efesien.
Pasca proses wawancara ini, Perpusnas diberikan kesempatan untuk memperbaiki jawaban evaluasi dan dokumen pendukungnya maksimal lima hari. Selanjutnya, penilaian akhir akan ditentukan oleh KemenPAN-RB dan Tim Koordinasi Nasional SPBE.
Reportase: Radhitya Purnama

Perpusnas Jalani Tahapan Wawancara SPBE

Jakarta &ndash; Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas) memaparkan hasil evaluasi pelaksanaan RB dan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) tahun 2021 kepada tim evaluator Kementerian PAN_RB, Jumat (3/9/21).
Dalam rangka mewujudkan lembaga yang adaptif dalam melayani masyarakat, pelaksanaan reformasi birokrasi di Perpusnas dilakukan melalui 8 area perubahan. Yaitu manajemen perubahan, deregulasi kebijakan, penataan dan penguatan organisasi, penataan tata laksana, penataan sistem manajemen SDM, penguatan akuntabilitas, penguatan pengawasan, dan peningkatan kualitas pelayanan publik.
Sekretaris Utama Perpusnas, Woro Titi Haryanti mengatakan indikator kinerja Perpustakaan Nasional adalah indeks pembangunan literasi masyarakat. Maka dari itu Perpusnas berupaya melibatkan banyak pemangku kepentingan dari Gubernur, Bupati/Walikota, Anggota DPR, Anggota DPRD, tokoh masyarakat salah satunya dalam penyelenggaraan kegiatan peningkatan indeks literasi masyarakat.
&ldquo;Literasi menjadi salah satu prioritas dalam pembangunan jangka menengah yang dicanangkan Presiden Joko Widodo. Perpusnas berkontribusi dalam hal peningkatan literasi melalui membangun lingkungan yang mendukung peningkatan literasi,&rdquo; ungkapnya.
Hal tersebut dilakukan melalui Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial dengan memfasilitasi, mendorong, dan mengembangkan perpustakaan di seluruh Indonesia menjadi pusat kegiatan masyarakat untuk memberikan keterampilan guna peningkatan kesejahteraan.
Ketua RB Perpusnas Adin Bondar menyebutkan pada tahun 2020 nilai RB Perpusnas sebesar 74,1 (kategori BB) dan SAKIP 68,94. Upaya perbaikan akan terus dilakukan sehingga Perpusnas menghadirkan pelayanan publik yang prima sebagai hasil pelaksanaan reformasi birokrasi.
&ldquo;Dalam penguatan SAKIP, Renstra Perpusnas 2020-2024 telah mengadopsi visi misi bapak Presiden Joko Widodo dan juga RPJMNnya. Kemudian menurunkan target-target roadmap reformasi birokrasi itu menjadi indikator dalam program teknis kami. Semua di formulasikan dan diturunkan sampai kepada indikator-indikator yang terukur dan target yang ditentukan ini semua adalah perbaikan-perbaikan yang kami lakukan,&rdquo; sebutnya.
Di sisi lain, Kemenpan RB yang diwakili Penanggung Jawab Evaluasi Pelaksanaan SAKIP dan RB di Perpustakaan Nasional, Raka Pamungkas menjelaskan bahwa evaluasi dilakukan untuk membandingkan keadaan sebelum dan sesudah dilakukan perubahan.
&ldquo;Evaluasi ini dilakukan bertujuan untuk menggali informasi, dan yang didapatkan akan menjadi bahan laporan bahwa Perpusnas sudah melakukan perubahan,&rdquo; jelasnya. Selain itu, pemaparan dan penjelasan juga perlu menunjukkan apakah rekomendasi yang diberikan kepada instansi telah dijalankan.
Reporter: Eka Purniawati

Evaluasi Pelaksanaan RB dan SAKIP Perpusnas Tahun 2021 oleh KemenPAN RB

Salemba, Jakartaâ€”Perpustakaan Nasional RI mengadakan senam bersama sekaligus memberikan penghargaan kepada beberapa jajaran unit kerja di lingkungan Perpustakaan Nasional RI. Pemberian reward terhadap unit kerja yang berprestasi ini dilaksanakan dalam rangka meningkatkan prestasi kerja, motivasi kerja, disiplin pegawai, dan mengembangkan sikap keteladanan Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Perpustakaan Nasional RI, serta mendorong semangat untuk melahirkan karya yang terbaik bagi bangsa dan negara.
Salah satu unit kerja yang mendapatkan penghargaan adalah Deputi I Perpustakaan Nasional RI sebagai perpustakaan tebaik di dunia dalam penyediaan artikel ilmiah dari IoS.
Senam pagi dan pemberian penghargaan ini dihadiri oleh seluruh jajaran unit kerja Perpusnas RI hingga pejabat tinggi Perpusnas. Kepala Perpustakaan Nasional RI Muhammad Syarif Bando menghimbau kepada seluruh jajaran unit kerja Perpustakaan Nasional untuk melakukan senam ini secara rutin dan semangat. â€œHarapannya tidak hanya Jumat ini yang ramai dan semangat. Tapi setiap Jumat dilakukan dengan semangat dan ramai seperti hari Jumat saat ini,â€ harapnya.
Keseruan senam pagi ini dilanjutkan dengan lomba antar jajaran unit kerja Perpustakaan Nasional RI dan diakhiri dengan pemberian hadiah sebagai apresiasi terhadap semangat dan antusiasme pegawai mengikuti senam pada Jumat pagi.
Reporter: Vara Nur Isna/Fotografer: Ahmad Kemal Nasution

Pemberian Penghargaan Sebagai Bentuk Apresiasi Perjalanan Kerja 2019

Â 
Medan Merdeka Selatan, Jakarta--Kepala Perpustakaan Nasional RI Muhammad Syarif Bando didampingi Direktur Deposit Perpusnas Lucya Damayanti menerima kunjungan Presiden Frankfurt Book Fair Juergen Boos dan Director Claudia Kaiser di Ruang Kerjanya, Senin, (18/2). Kedatangan kedua petinggi Frankfurt Book Fair (FBF) tersebut untuk mengajak kembali partisipasi Perpusnas pada event FBF 2019 yang berlangsung pada media Oktober mendatang.
"Tahun ini kami mengangkat tema ASEAN Corner. Di situ akan menampilkan keunggulan koleksi negara-negara ASEAN, diskusi dan sebagainya," imbuh Claudia.
Mendengar hal tersebut, kepala Perpusnas menyambut gembira dan langsung menyatakan kesiapannya Perpustakan Nasional RI berpartisipasi pada event FBF. "Kami berharap ada proses sharing positif sesama negara negara ASEAN," ujar Kepala Perpusnas. Kepala Perpusnas berjanji akan segera melakukan kordinasi dan melihat langsung ke arena eksebisi seberapa besar stand representatif yang ditawarkan FBF kepada Perpusnas.
Reportase : Hartoyo Darmawan
Fotografer : Hartoyo Darmawan
Â 
Â 
Â 
Â

Berita

Presiden Frankfurt Book Fair Ajak Perpusnas Kembali Partisipasi