Medan Merdeka Selatan, Jakarta-Seni adalah kehidupan yang direfleksikan oleh seniman melalui naskah, lukisan, maupun relief. Demikian disampaikan, Budayawan Romo Muji Sutrisno dalam pidato kebudayaan yang disampaikan pada pembukaan Pameran Seni Rupa dengan tema Creative Freedom to The Heal the Nation (Artists Respond to Pandemic), di Gedung Fasilitas Layanan Perpustakaan Nasional, Kamis (15/10).
Romo Muji menjelaskan, dengan seni membuat hati menjadi gembira dan riang. Seperti halnya pameran seni rupa yang diselenggarakan di Perpustakaan Nasional ini betul untuk merawat kehidupan. Hal ini selaras dengan kondisi yang dialami pada saat pandemi Covid-19 ini.
“Hatinya satu, menghidupkan lagi kehidupan ini membuat hati yang gembira justru di saat Covid-19 ini peranan seni sampai ke wilayah yang ada disitu,†jelasnya.
Menurutnya, manusia sebagai homo signifikan, pemberi makna kehidupan, disitulah ahli teori berdebat bila kebudayaan adalah sistem nilai acuan hidup yang diungkapkan dalam sistem simbol sehingga orang tidak kritis dan supaya bisa menjadi acuan dalam hidupnya.
“Setiap pelaku yang diberi makna itulah kebudayaan. Kita disini hadir berusaha untuk memberikan arti, menyebar virus bahwa seni adalah gaya hidup. Caranya dengan mendukung berbagai kegiatan ini. Pameran ini seperti merajut sama seperti merajut nusantara,†lanjutnya.
Romo Muji mengingatkan, tidak ada seniman tanpa proses. Dengan proses ini sesungguhnya intercov19 yang menyelenggarakan pameran seni rupa ini dengan mengumpulkan hasil karya lukis dan patung dari seniman yang ada di Tanah Air merupakan sebuah usaha optimis untuk tetap bertahan di masa pandemic Covid-19.
“Seni yaitu memuliakan hidup kita sendiri, untuk di situasi pandemic kita harus tetap maju untuk berproses. Seniman tetap bisa terus menyalurkan aspirasinya melalui aktivitas berkesenian meski di masa Pandemi Covid-19,†pungkasnya.
Reporter/Fotografer : Wara Merdeka