Jakarta - Bertepatan dengan tanggal 28 November 2022, ada 2 peristiwa yang dapat diperingati dalam kalender Nasional yaitu Hari Menanam Pohon Indonesia dan Hari Dongeng Indonesia.
Demikian disampaikan oleh Pustakawan Utama Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI Subekti Madriani saat memimpin apel pagi secara virtual pada hari Senin, (28/11/2022).
“Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah mencanangkan hari menanam pohon Indonesia dengan tujuan memberikan kesadaran serta kepedulian masyarakat tentang betapa pentingnya pemulihan kerusakan pohon,” kata Subekti.
Subekti mengungkapkan, Hari Menanam Pohon Indonesia ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 24 tahun 2008 sebagai momentum strategis Indonesia dalam upaya mengantisipasi perubahan iklim global, degradasi, dan deforestasi hutan dan lahan, serta kerusakan lainnya yang mengurangi produktivitas dan kelestarian lingkungan. Hal ini merumus pada Sustainable Development Goals (SDGs), yang dirancang untuk setiap negara dipaksa berkontribusi di dalam pelestarian lingkungan.
“Sejalan dengan Hari Menanam Pohon Indonesia, komitmen dan kepedulian Indonesia pada pelestarian lingkungan juga terlihat pada agenda KTT G20, dengan mengadakan tinjauan dan penanaman mangrove di Taman Hutan Raya (Tahura) Bali,” tambah Subekti.
Semenetara itu, Hari Dongeng Indonesia digagaskan oleh Perpustakaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berdasarkan hari kelahiran Bapak Soejadi yang biasa dikenal sebagai Pak Raden, yang berjasa dalam menghidupkan dunia dongeng.
“Mendongeng merupakan salah satu kegiatan dalam menumbuhkan minat baca pada anak. Membaca sebagai kegiatan konstruktif dapat membangun pola pikir sehingga dapat menjadikan orang lebih kritis, inovatif dalam menghadapi persoalan yang dihadapi,” ungkap Subekti.
Dalam memperingati Hari Dongeng Indonesia, Perpusnas menyelenggarakan kegiatan lomba Bercerita/Bertutur bagi siswa Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) tingkat Nasional. Para peserta lomba ini nantinya akan menjadi agen literasi cilik, yang dapat menyebarkan kegemaran membaca kepada lingkungan sekitarnya.
“Perilaku kegemaran membaca (Reading Society) perlu ditumbuhkan sebagai budaya kolektif bangsa untuk mewujudkan masyarakat pembelajar (Learning Society) yang menjadi ciri khas masyarakat maju dan peradaban tinggi,” kata Subekti.
Ia juga menambahkan bahwa upaya membangun kualitas manusia Indonesia berbudaya literasi perlu dijadikan pondasi yang kokoh demi terwujudnya masyarakat berkualitas dan sejahtera.
Reportase : Andri T K