Balikpapan, Kalimantan Timur – Kota Balikpapan memiliki indeks Tingkat Kegemaran Membaca (TGM) masyarakat 42,28 dan nilai Indeks Peningkatan Literasi Masyarakat (IPLM) 55,64, keduanya termasuk ke dalam kategori sedang.
Demikian disampaikan Wali Kota Balikpapan, Rahmad Mas’ud usai mengukuhkan Nurlena Rahmad Mas’ud sebagai Bunda Literasi Kota Balikpapan pada kegiatan Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM) untuk Kesejahteraan dengan tema Literasi untuk Masa Depan yang Sejahtera. Dibuka dengan Tarian Nusantara, kegiatan ini diselenggarakan secara hibrida, Senin (19/6/2023).
Dalam upaya menciptakan masyarakat literat, Wali Kota Rahmad menunjukkan komitmennya terhadap peningkatan literasi masyarakat dengan menciptakan program literasi yang lebih luas dan berkelanjutan. Adapun langkah yang diambil diantaranya dengan menyediakan sumber daya dan program-program yang inovatif guna meningkatkan minat baca masyarakat, terutama kalangan anak-anak dan remaja. Selain itu, menjalin kemitraan dengan berbagai pihak, termasuk lembaga pendidikan, komunitas, dan sektor swasta.
“Saya mengajak kita semua, marilah berkolaborasi dan bersinergi dalam semangat kebersamaan serta saling mendukung. Karena dengan kerja sama yang kuat dan semangat yang tinggi, saya yakin kiita dapat mencapai tujuan bersama dalam menciptakan masyarakat literat,” ucapnya.
Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas), Muhammad Syarif Bando menanggapi bahwa masyarakat dengan literasi tinggi secara masif akan membentuk masyarakat yang berpengetahuan (learning society). Mereka mampu memahami dinamika lingkungannya dengan baik dan memanfaatkan sumber daya alam secara efektif dan efesien sebagai upaya meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan hidupnya.
Berdasarkan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2022, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) lulusan SMK yakni sebesar 9,42% atau sekitar 13 juta orang. Jumlah ini menjadi yang tertinggi dibandingkan lulusan SMA sebesar 8,57% dan SMP sebesar 5,95% dari jumlah angkatan kerja di Indonesia yang mencapai 143,72 juta orang.
Menurut Kepala Perpusnas, hal itu diakibatkan oleh kurikulum SMK yang masih belum sesuai dengan Dunia Usaha dan Usaha Industri (DUDI) karena pembelajaran yang diberikan hanya berbasis pada aspek teoritik dan belum menyesuaikan kebutuhan revolusi industri 4.0, yang mana seharusnya lulusan SMK sudah siap kerja dan terserap oleh dunia kerja atau industri.
“Kondisi yang tidak link dan match dengan DUDI harus segera diatasi. Dalam hal ini, program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) membuat perpustakaan bertransformasi menjadi tempat masyarakat mendapatkan pendampingan dan pelatihan keterampilan lunak (soft skill) berbasis bahan bacaan ilmu terapan untuk menghasilkan barang/jasa yang berkualitas,” ungkapnya.
Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpusnas, Adin Bondar mengungkapkan bahwa pembangunan inklusi berbasis pada manusia, sehingga RPJMN 2020-2024 menetapkan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai prioritas utama. Keadaan tersebut menjadikan penguatan budaya literasi menjadi salah satu prioritas nasional.
“Sebuah negara maju berbasis pada knowledge, maka bisa saya katakan knowledge is power. Untuk itu, pengetahuan harus diinternalisasi melalui ruang-ruang terbuka, salah satunya perpustakaan. Perpusnas membangun paradigma baru yaitu literasi untuk kesejahteraan, disanalah perpustakaan menjadi ruang terbuka bagi masyarakat untuk belajar kontekstual dalam upaya meningkatkan keterampilan hidupnya,” jelasnya.
Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Syaifudian menyampaikan kebanggaannya terhadap Perpusnas karena telah menjadi salah satu perpustakaan terbaik di dunia dengan segudang penghargaan yang diperoleh. Sementara itu, mengingat kolaborasi yang telah dibangun baik dengan banyak pihak seperti masyarakat, komunitas khususnya PKK, dan para duta baca, Hetifah mengharapkan Kota Balikpapan menjadi contoh yang paling cerdas dalam peningkatan literasi masyarakat.
“Budaya membaca merupakan belajar sepanjang hayat, sehingga dibutuhkan peran orang tua terutama ibu dalam praktiknya. Dalam prosesnya kita tidak bisa hanya membaca tapi juga mengajak anak-anak untuk memahami isinya lalu menuangkan ide tentang yang mereka lakukan berdasarkan pemahaman mereka. Itulah esensinya,” terangnya.
Sebagai Bunda Literasi Kota Balikpapan, Nurlena Rahmad Mas’ud pada kesempatan ini membeberkan program kerja yang telah dirancang antara lain mengampanyekan Gerakan Gemar Membaca dengan menggerakkan Tim Penggerak PKK Kelurahan dan Tim Penggerak PKK Kecamatan, membudayakan minat baca melalui gerakan membacakan cerita dan mendongeng bersama anak didik serta membagikan buku-buku cerita, membentuk dan memberdayakan komunitas masyarakat pelopor gemar membaca, serta melibatkan kerja sama dengan pemerintah, lembaga pendidikan, dan organisasi masyarakat.
“Saya selalu ke sekolah-sekolah menceritakan buku, setelah itu menanyakan apa yang saya ceritakan kepada anak-anak dan apabila mereka bisa menjawab saya kasihkan reward. Hal itu, saya lakukan agar anak-anak memerhatikan apa yang diceritakan dan dalam waktu yang sama, pengetahuan yang mereka dapat bisa tertanam,” ungkapnya.
Kepala Perpustakaan dan Arsip Kota Balikpapan, Elvin Junaid menekankan manusia yang literat adalah manusia yang bahagia, sedangkan manusia yang bahagia adalah manusia yang mampu memecahkan masalahnya. Permasalahan tersebut dapat dipecahkan dengan membaca buku karena buku mengandung pengetahuan yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.
“Kami akan berupaya untuk mengadakan koleksi bahan bacaan sesuai dengan kebutuhkan masyarakat, sehingga diharapkan antusiasme masyarakat untuk berkunjung ke perpustakaan dapat meningkat dan TGM serta IPLM Kota Balikpapan pun meningkat,” pungkasnya.
Selain pengukuhan Bunda Literasi Kota Balikpapan, kegiatan ini juga dirangkaian dengan pengukuhan 6 (enam) orang Pelopor Gemar Membaca (Pembaca) yang berasal dari 6 (enam) Kecamatan di Kota Balikpapan. Adapun nama-namanya yakni:
1. Tati fentiani, Pelopor Kecamatan Balikpapan Timur
2. Sri Realistati, Pelopor Kecamatan Balikpapan Kota
3. Ajeng Putri Kencana Sari, Pelopor Kecamatan Balikpapan Barat
4. Serti, Pelopor Kecamatan Balikpapan Tengah
5. Eka Fatmawati, Pelopor Kecamatan Balikpapan Utara
6. Irawati, Pelopor Kecamatan Balikapapan Selatan
Reporter: Basma Sartika
Fotografer: Andri Tri Kurnia