Salemba, Jakarta- Deputi Bidang Pengembangan Bahan Perpustakaan dan Jasa Informasi Ofy Sofiana mewakili Kepala Perpustakaan Nasional kembali melantik 6 Pejabat Pengawas di lingkungan Perpustakaan Nasional, Kamis (10/9). Pelantikan para Pejabat Pengawas dilakukan dalam rangka pemantapan, penyegaran, dan peningkatan kapasitas kinerja lembaga, serta pembinaan karir pegawai.
â€œSaya berharap Pejabat Pengawas yang baru dilantik agar dapat segera menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai rencana kerja yang dituangkan dalam Renstra Perpusnas,â€ terang Ofy.
Dalam penentuan jabatan bagi setiap pegawai dilakukan melalui pertimbangan kapasitas, kompetensi, integritas, loyalitas, moralitas, serta nilai pengabdian, dan komitmen terhadap tugas dan tanggung jawab terhadap negara.
â€œPejabat yang baru dilantik harus dapat meningkatkan kualitas kinerjanya. Sesuai dengan tuntutan organisasi, seluruh pejabat yang dilantik dituntut untuk cepat memahami dan melaksakan tugas sesuai dengan tantangan yang dihadapi lembaga,â€ tambah Ofy.
6 Nama pejabat yang dilantik:
<ol>
<li>Mohamad Fajar sebagai Kepala Sub Bagian Tata Usaha Pusat Pembinaan Pustakawan</li>
<li>Evi Subarkah sebagai Kepala Sub Bagian Tata Usaha Pusat Pendidikan dan Pelatihan</li>
<li>Dewi Kartikasari sebagai Kepala Sub Bagian Tata Usaha Pimpinan, Kearsipan, dan Protokol.</li>
<li>Arwan Subakti sebagai Kepala Sub Bagian Tata Usaha Pusat Data dan Informasi</li>
<li>Adi Cahyadi sebagai Kepala Sub Bagian Rumah Tangga dan Layanan Pengadaan.</li>
<li>Nofalita sebagai Kepala Sub Bagian Tata Usaha Deputi II</li>
</ol>
Â 
Reportase: Eka Purniawati
Fotografer: Ahmad Kemal N

Deputi I Lantik 6 Pejabat Pengawas

Medan Merdeka Selatan, Jakarta --Â Sebagian pendudukÂ Indonesia merupakan masyarakat pesisir yang mendiami pantai dan mengandalkan sumber kehidupannya dari laut. Sebagian besar dari mereka termasuk masyarakat miskin karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan dalam mengolah hasil laut dan teknologi penangkapan ikan. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyadari bahwa tingkat literasi masyarakat pesisir masih sangat rendah karena masalah akses dan ketersediaan bahan bacaan.
Oleh karena itu, KKP dalam kesempatan ini diwakili oleh Staf Ahli Menteri Pamuji Lestari mengadakan audiensi dengan Perpustakaan Nasional untuk penjajakan kerja sama dalam bidang literasi untuk masyarakat pesisir.Â Saya yakin Perpusnas punya banyak buku yang bisa dibaca temen-temen di pesisir, ujar Pamuji.
Kepala Perpustakaan Nasional, Muhammad Syarif Bando, menyambut baik niat tersebut dengan menekankan bahwa literasi sangat penting bagi kehidupan masyarakat dan harus ada kesepahaman bersama tentang literasi. Syarif kemudian menguraikan literasi tidak sekadar bisa membaca saja. Jangan bicara literasi jika tidak ada bahan bacaannya. Semakin canggih suatu bangsa, pasti canggih juga bacaannya. Perpustakaan masa kini merupakan tempat untuk transfer knowledge, tegas Syarif.
Perpustakaan Nasional telah memulai upaya meningkatkan literasi masyarakat melalui program Prioritas Nasional (PN), yaitu Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial. Program tersebut didedikasikan untuk mendekatkan perpustakaan ke masyarakat yang kurang beruntung dalam memperoleh pendidikan formal dengan menyediakan fasilitas bahan bacaan yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat setempat dan menyediakan ruang perpustakaan sebagai tempat belajar dan beraktivitas bersama.
Â 
Â 
Reporter: Eka Cahyani
Fotografer: Hartoyo Darmawan
Â

Kementerian Kelautan dan Perikanan Jajaki Kerja Sama dengan Perpustakaan Nasional

Salemba, Jakarta&mdash;Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas) terus melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar dalam reformasi birokrasi (RB). Hal ini dilakukan untuk menciptakan pelayanan publik yang prima dengan berlandaskan pola kerja penuh integritas.
&ldquo;Reformasi birokrasi diharapkan akan mendorong keberadaan dan kebermanfaatan Perpusnas sehingga dapat dirasakan langsung oleh masyarakat Indonesia, tanpa mengenal batas wilayah,&rdquo; ujar Kepala Biro Hukum, Organisasi, Kerja Sama, dan Hubungan Masyarakat, Perpusnas, Sri Marganingsih, saat membacakan sambutan Sekretaris Utama dalam kegiatan Sosialisasi&nbsp;Roadmap&nbsp;RB yang diselenggarakan di Ruang Teater Perpusnas, jl. Salemba Raya No. 28A, Jakarta.
Dia menjelaskan, sosialisasi&nbsp;Roadmap&nbsp;RB Perpusnas Tahun 2020&mdash;2024 merupakan upaya agar pelaksanaan RB pada periode ketiga ini lebih efektif, dengan tanggung jawab dan kebersamaan setiap unit kerja dalam membangun budaya kerja kepada orientasi pelayanan publik yang prima.
Tahun 2021, penilaian RB Perpusnas sebesar 76,92. Menurut Marganingsih, terdapat kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, penilaian yang melewati batas angka 75 disebutnya sebagai bekal bagi perjalanan yang lebih jauh.
&ldquo;Nilai RB dapat juga turun. Untuk itu, mari kita bersama-sama, bahu-membahu melaksanakan RB yang sudah tertuang dalam&nbsp;Roadmap&nbsp;RB Perpusnas,&rdquo; tuturnya.
Sosialisasi&nbsp;Roadmap&nbsp;RB Perpusnas kali ini diikuti oleh para aparatur sipil negara (ASN) generasi muda yang merupakan generasi emas Perpusnas. Pada kesempatan tersebut, Marganingsih menegaskan bahwa tampuk kepemimpinan ada di pundak mereka. Dia berharap dengan dukungan kemajuan teknologi, para peserta mampu untuk bersaing namun tetap menjunjung profesional, integritas, inovasi, dan kreativitas.
Disebutkan bahwa ada empat pilar sebagai generasi emas yakni memiliki kecerdasan yang komprehensif yakni produktif dan inovasi, damai dalam interaksi sosial dan berkarakter kuat, sehat dalam interaksi alam, serta berperadaban unggul.
&ldquo;Sehingga kita bisa menjadi ASN Perpusnas Profesional, Akuntabilitas, Sinergi, Transparan, dan Integritas atau PASTI,&rdquo; tukasnya.
Sementara itu, Widyaiswara Ahli Utama, Lembaga Administrasi Negara (LAN), Marlin P. Marpaung, menyatakan berdasarkan data BKN, per Juni 2022, terdapat sekitar 4,3 juta ASN dengan rincian sebanyak 23 persen di pusat dan 77 persen di daerah.&nbsp;
Dia menjelaskan, ada lima nilai budaya kerja ASN BERAHKLAK yaitu Integritas, Profesionalitas, Tanggung Jawab, Keteladanan, Inovasi. Ditegaskannya, ASN yang adaptif, inovatif, dan&nbsp;talented&nbsp;merupakan bagian dari reformasi budaya organisasi.
&ldquo;Perubahan harus ditingkatkan yaitu pola pikir dan budaya melalui kegiatan yang inovatif. Mengapa harus kita berinovasi? Inovasi adalah ide, gagasan, pemikirian, terobosan dalam rangka melakukan pembaharuan dari kondisi sekarang ke kondisi ideal,&rdquo; urainya.
Disebutkan bahwa ada tiga kunci keberhasilan inovasi yakni sumber daya manusia (SDM), proses inovasi, dan budaya kerja sehingga dibangun ASN kompetitif. &ldquo;Rahasia berinovasi adalah berpikir di luar kotak kemampuan berpikir. Karena berpikir di dalam kotak adalah berada di zona nyaman,&rdquo; ujarnya.
Inovasi tidak melulu berkaitan dengan teknologi. Dia menyebut ada delapan jenis umum inovasi yakni produk, konsep, metode, proses, hubungan, teknologi, SDM, dan struktur organisasi. Selain itu, ada enam tahapan dalam mengelola inovasi yakni&nbsp;drum-up, diagnose, design, deliver, display,&nbsp;dan&nbsp;documentation.
&ldquo;RB harusnya menjadi habituasi. Kalau tadi saya gunakan enam tahapan, dokumentasi hanya di tahap terakhir. Jadi jangan fokus hanya di tahap terakhir. Khususnya tahap 1-5. Intinya adalah perubahan pola pikir individu, budaya kerja, dan institusional,&rdquo; terangnya.
Sementara itu, Dewi Odjar Ratna Komala, Widyaiswara Ahli Utama, LAN, menyebut untuk menciptakan pemerintahan berkelas dunia, dibutuhkan SDM ASN yang cerdas atau Smart ASN. Menurutnya, Smart ASN harus memiliki delapan karakteristik yakni integritas, nasionalisme, profesionalisme, wawasan global, IT dan bahasa asing,&nbsp;hospitality, networking, dan entrepreneurship.&nbsp;Kedelapan karakter ini akan menghasilkan&nbsp;digital talent&nbsp;dan&nbsp;digital leader.
&ldquo;Jiwa melayani harus ada dari dalam. ASN itu bukan sekadar status dan penghargaan. Tapi jadikan itu sebagai profesi untuk melayani. ASN itu adalah pilar, kalau pilar itu rapuh maka bangsa akan runtuh,&rdquo; paparnya.
Ditegaskan bahwa ASN adalah orang-orang yang diharapkan menjadi pemimpin bangsa depan. Para ASN harus memiliki kelincahan dalam lima hal yakni lincah beradaptasi, mempertahankan nilai baik dalam kondisi apa pun, lincah dalam bekerja sama, lincah mempelajari hal baru, dan lincah untuk selalu berprestasi.
Ketua Pojka Manajemen Perubahan, Perpusnas, Suharyanto, menuturkan sejak 2013, capaian RB Perpusnas terus mengalami peningkatan. Pada 2013, nilai RB Perpusnas mencapai 47, dan sempat turun menjadi 34 pada 2014. Namun pada tahun selanjutnya, terus meningkat hingga pada 2021 mencapai 76,92. Pada 2024, Perpusnas menargetkan nilai RB sebesar 95.
Secara umum,&nbsp;Roadmap&nbsp;RB Perpusnas 2020-2024 mencakup delapan area yakni manajemen perubahan, deregulasi kebijakan, organisasi, tata laksana, manajemen SDM, pengawasan, akuntabilitas, serta pelayanan publik.
RB dan budaya kerja memiliki kaitan erat karena memberikan cara pandang seseorang dalam memberi makna terhadap pekerjaan. Pelaksanaan RB di Perpusnas, ujarnya, mengusung nilai organisasi PASTI.
&ldquo;Reformasi Birokrasi berupaya mengubah budaya kerja saat ini, menjadi budaya yang mengembangkan sikap dan perilaku kerja yang berorientasi pada hasil yang diperoleh dari produktivitas kerja dan kinerja yang tinggi, sehingga dapat menghasilkan birokrasi dengan integritas dan kinerja tinggi sesuai yang diharapkan,&rdquo; tukasnya.
Pada 2022, Sistem ISBN Go Public (SIGOBLIC) berhasil menjadi finalis Top Inovasi Pelayanan Publik (99 besar) dalam Sistem Informasi Inovasi Pelayanan Publik (SINOVIK) yang diselenggarakan Kementerian PANRB. SIGOBLIC merupakan salah satu inovasi dari Perpusnas yang diwakili oleh Pusat Bibliografi dan Pengolahan Bahan Perpustakaan.
Ke depan, dia berharap para generasi emas berinovasi di unit kerjanya. &ldquo;Prinsipnya ada 5 B yakni berdoa, bekerja, berinovasi, berkarya, dan berbagi,&rdquo; pungkasnya.
Reporter: Hanna Meinita
Fotografer: Deni

Salemba, Jakarta&mdash;The National Library of Indonesia (Perpusnas) continues to update and make fundamental changes in bureaucratic reform (RB). This is done to create excellent public services based on work patterns with full integrity.
&nbsp;
"It is hoped that bureaucratic reform will encourage the existence and usefulness of the National Library so that it can be felt directly by the people of Indonesia, regardless of regional boundaries," said Head of Legal, Organizational Cooperation and Public Relations Bureau, National Library of Indonesia, Sri Marganingsih, when reading the Main Secretary's remarks at the event. RB Roadmap socialization held in National Library Theater Room, jl. Salemba Raya No. 28A, Jakarta.
&nbsp;
He explained, the socialization of National Library of Indonesia RB Roadmap 2020-2024 was an effort to make the implementation of RB in the third period more effective, with the responsibility and togetherness of each work unit in building a work culture towards excellent public service orientation.
&nbsp;
In 2021, National Library of Indonesia's RB assessment is 76.92. According to Marganingsih, there was an increase compared to the previous year. However, he said an assessment that exceeded the 75 mark was a provision for a longer journey.
&nbsp;
&ldquo;RB values ​​can also go down. For this reason, let's work together to carry out the RB that has been set out in the National Library of Indonesia's RB Roadmap," he said.
&nbsp;
The socialization of National Library of Indonesia's RB Roadmap this time was attended by young state civil servants (ASN) who are the golden generation of National Library of Indonesia. On this occasion, Marganingsih emphasized that the reins of leadership rest on their shoulders. He hopes that with the support of technological advances, the participants will be able to compete but still uphold professionalism, integrity, innovation and creativity.
&nbsp;
It is stated that there are four pillars as the golden generation, namely having comprehensive intelligence, namely being productive and innovative, peaceful in social interactions and having strong character, healthy in natural interactions, and superior civilization.
&nbsp;
"So that we can become National Library of Indonesia ASN Professional, Accountability, Synergy, Transparent, and Integrity or SURE," he said.
&nbsp;
Meanwhile, Main Widyaiswara Expert, State Administration Agency (LAN), Marlin P. Marpaung, stated that based on BKN data, as of June 2022, there were around 4.3 million ASN with details of 23 percent in the center and 77 percent in the regions.
&nbsp;
He explained, there are five cultural values ​​of ASN BERAHKLAK work namely Integrity, Professionalism, Responsibility, Exemplary, Innovation. He emphasized that ASN who are adaptive, innovative, and talented are part of the organizational culture reform.
&nbsp;
"Change must be improved, namely the mindset and culture through innovative activities. Why should we innovate? Innovation is an idea, ideas, thoughts, breakthroughs in order to renew from current conditions to ideal conditions," he explained.
&nbsp;
It was stated that there were three keys to successful innovation, namely human resources (HR), the innovation process, and a work culture so that competitive ASNs were built. &ldquo;The secret of innovation is thinking outside the box thinking skills. Because thinking inside the box is being in a comfort zone,&rdquo; he said.
&nbsp;
Innovation is not only related to technology. He said there are eight general types of innovation namely product, concept, method, process, relationship, technology, HR, and organizational structure. In addition, there are six stages in managing innovation, namely drum-up, diagnosis, design, deliver, display, and documentation.
&nbsp;
"RB should become a habituation. If earlier I used six stages, the documentation was only in the last stage. So don't focus only on the last stage. Especially stages 1-5. The point is changing the mindset of individuals, work culture, and institutions," he explained.
&nbsp;
Meanwhile, Dewi Odjar Ratna Komala, Main Expert Widyaiswara, LAN, said that to create a world-class government, smart ASN human resources were needed or Smart ASN. According to him, Smart ASN must have eight characteristics, namely integrity, nationalism, professionalism, global insight, IT and foreign languages, hospitality, networking, and entrepreneurship. These eight characters will produce digital talent and digital leaders.
&nbsp;
&ldquo;The soul to serve must exist from within. ASN is not just status and awards. But make it a profession to serve. ASN is a pillar, if the pillar is fragile then the nation will collapse," he explained.
&nbsp;
It was emphasized that ASN are people who are expected to become future leaders of the nation. ASNs must have agility in five ways, namely being agile in adapting, maintaining good grades in any condition, agile in working together, agile in learning new things, and agile in always achieving.
Head of Change Management Pojka, National Library of Indonesia, Suharyanto, said that since 2013, National Library of Indonesia RB achievements have continued to increase. In 2013, National Library's RB score reached 47, and had dropped to 34 in 2014. But in the following year, it continued to increase until in 2021 it reached 76.92. In 2024, National Library of Indonesia targets a RB score of 95.
&nbsp;
In general, National Library of Indonesia's RB Roadmap 2020-2024 covers eight areas, namely change management, policy deregulation, organization, management, HR management, supervision, accountability, and public services.
&nbsp;
RB and work culture are closely related because they provide a person's point of view in giving meaning to work. The implementation of RB in National Library, he said, carries the value of PASTI organization.
&nbsp;
"Bureaucratic reform seeks to change the current work culture, into a culture that develops work attitudes and behavior oriented towards results obtained from high work productivity and performance, so as to produce a bureaucracy with integrity and high performance as expected," he said.
&nbsp;
In 2022, the ISBN Go Public System (SIGOBLIC) succeeded in becoming a finalist for the Top Public Service Innovations (top 99) in the Public Service Innovation Information System (SINOVIK) organized by the Ministry of Administrative and Bureaucratic Reform. SIGOBLIC is one of National Library of Indonesia's innovations represented by the Center for Bibliography and Library Material Processing.
&nbsp;
In the future, he hopes that the golden generation will innovate in their work units. "In principle, there are 5 B's, namely praying, working, innovating, creating, and sharing," he concluded.
&nbsp;
Reporter: Hanna Meinita
&nbsp;
Photographer: Deni

Sosialisasi Roadmap RB Perpusnas, Pembaharuan dan Perubahan Tanpa Henti

Toraja Utara,&nbsp; Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) Muhammad Syarif Bando bersama Sekretaris Dinas (Sekda) Kabupaten Toraja Utara Salvius Pasang meresmikan Gedung Layanan Perpustakaan Kabupaten Toraja Utara.
 
Gedung perpustakaan tiga lantai ini dibangun dengan menggunakan dana alokasi khusus (DAK) Tahun Anggaran 2022 sebesar Rp 10 miliar.
 
Dengan hadirnya gedung layanan perpustakaan, Kepala Perpusnas mengapresiasi komitmen Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Toraja Utara dalam upaya mencerdaskan anak bangsa, serta sebagai bentuk implementasi dalam merealisasikan visi misi Presiden Joko Widodo terkait peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). 
 
"Berada di tempat yang sangat strategis di alun-alun Toraja Utara pusat peradaban hadir. Perpustakaan ini menandakan komitmen pemda dalam mencerdaskan anak bangsa," ungkapnya usai meresmikan Gedung layanan perpustakaan Kabupaten Toraja Utara, Kamis (15/6/2023).
 
Dikatakan, teknologi tercipta dari orang yang suka membaca. Gemar membaca dapat memberikan manfaat dalam kehidupan kini dan masa yang akan datang.
 
"Jadi anak-anakku bacalah. Hanya dengan membaca kalian akan mengumpulkan ilmu pengetahuan yang akan berguna bagi kehidupan kalian," jelasnya. 
 
Bupati Toraja Utara Yohanis Bassang mengatakan dengan pembangunan gedung layanan perpustakaan yang sudah siap digunakan akan banyak membantu masyarakat Toraja Utara khususnya anak-anak dalam proses belajar.
 
"Semoga kehadiran perpustakaan yang megah ini akan menambah giat dan semangat masyarakat Toraja Utara dalam membaca dan menumbuhkan minat baca untuk memajukan pembangunan SDM," katanya.
 
Hal senada juga disampaikan Sekda Bupati Toraja Utara Salvius Pasang dalam Talkshow Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat Kabupaten Toraja Utara. Menurutnya, perpustakaan adalah satu bangunan yang memiliki peran penting dalam pembangunan SDM. 
 
Pihaknya memastikan Pemda Kabupaten Toraja Utara mendukung anggaran untuk perpustakaan. Selain itu juga mendorong seluruh masyarakat Toraja untuk menggunakan perpustakaan.
 
"Kami berharap ada pengaturan kunjungan anak-anak sekolah secara bergantian, karena segala sesuatunya memang harus dimulai dari kebiasaan. Harus membiasakan membaca bukan hanya siswa sekolah tetapi termasuk seluruh masyarakat yang putus sekolah," ungkapnya.
 
Anggota Komisi X DPR RI Mitra Fakhruddin menuturkan penting bagi masyarakat Toraja Utara untuk mengenal potensi yang dimiliki. Dikatakan, Toraja Utara memiliki potensi yang luar biasa, seperti potensi pariwisata maupun potensi alam dengan hasil perkebunan yang terkenal yakni kopi.
 
"Kita hubungkan potensi ini dengan program literasi, saya kira agar potensi ini dikenal sampai di mancanegara maka perlu narasi yang dapat dipahami oleh semua orang," katanya.
 
Menurutnya, bangunan perpustakaan ini berperan sebagai laboratorium peningkatan SDM. Dia berharap perpustakaan tidak hanya digunakan sebagai tempat membaca tetapi juga sebagai tempat untuk berkegiatan. Misalnya, menjadi tempat belajar siswa, dan juga dapat dimanfaatkan untuk pelaku UMKM.
 
"Perpustakaan tidak hanya sekadar memberikan edukasi tentang literasi dan numerasi saja tetapi perpustakaan telah turun ke masyarakat menjadi pendamping masyarakat untuk mengembangkan potensi-potensi usaha yang masyarakat inginkan," jelasnya.
 
Disisi lain, tingkat literasi Indonesia saat ini masih terbilang rendah. Hal ini lantaran belum meratanya kesempatan untuk mengakses bahan literasi di satu wilayah dengan wilayah lain. Untuk itu, Anggota Komisi X DPR RI mendorong munculnya penggerak literasi hingga tingkat desa.
 
&ldquo;Rendahnya tingkat literasi di Indonesia memang mengkhawatirkan. Dibutuhkan keseriusan dari semua pihak agar tingkat literasi Indonesia bisa segera meningkat,&rdquo; ujar Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi Nasdem Eva Stevany Rataba.
 
Sementara itu, Pegiat Literasi Aloysius Lande membagikan pengalamannya dalam meningkatkan literasi kaum marjinal yang ada di Sulawesi Selatan. "Kami aktivis organisasi non pemerintah yang membantu menangani hal-hal yang belum tersentuh oleh kebijakan pemerintah," ungkapnya.
 
Dia mengatakan sasaran kegiatannya adalah masyarakat yang belum bisa membaca, melakukan pendampingan dua kelompok. Kelompok anak-anak yang memang tidak pernah melihat buku dan pernah tahu bacaan apalagi huruf-huruf serta kelompok tukang becak. 
 
"Kami ajak mereka mengenal huruf, angka, hingga akhirnya saat ini mereka bisa membaca dan mulai mencintai buku. Kegiatan ini pun terus kami lakukan, bahkan di Makassar memanfaatkan lorong sepi untuk menjadi Pondok Baca," lanjutnya.
 
Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpusnas Adin Bondar berharap budaya literasi menjadi isu strategis di Pemda Toraja Utara. Perpusnas membangun sebuah konsep literasi untuk kesejahteraan. 
 
"Kehadiran orang yang berpengetahuan dan literat itu berbanding lurus dengan literasi. Jadi ketika masyarakat Toraja Utara memiliki budaya baca tinggi kemudian berpengetahuan maka masyarakat akan inovatif, kreatif, produktif kemudian Sejahtera," tegasnya.
&nbsp;
Reportase: Wara Merdeka
Fotografer: Prakas Agrestian

Gedung Layanan Perpustakaan Kabupaten Toraja Utara Diresmikan

Medan Merdeka Selatan, Jakarta--Sejak virus Covid-29 mewabah, banyak sekali ditemukan berita maupun informasi terkait hal tersebut yang ternyata palsu (hoaks). Penyebaran hoaks bisa dicegah sedini mungkin agar tidak memberikan efek berbahaya bagi publik, salah satunya dengan membaca.
Hoaks berpotensi menimbulkan konflik. Dalam suatu literatur, hoaks sudah muncul pada abad ke-17 dan terus berkembang seiring kemajuan teknologi informasi komunikasi.
"Manusia cenderung ingin terlihat eksklusif. Menjadi yang pertama membagikan informasi. Apalagi jika informasi tersebut diperoleh dari lingkungan terdekat, seperti keluarga atau teman dekat," jelas Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpusnas, Woro Titi Haryanti, pada gelaran Webinar 'Mencegah Hoaks Dengan Membaca', Jumat siang, (26/6).
Lebih jauh Woro Titi menjabarkan, ada beberapa jenis hoaks yang biasa beredar di masyarakat. Ada yang seperti pesan berantai, penipuan online, pencemaran nama baik, kisah yang sedih atau memilukan, hingga hoaks seputar tentang mitos-mitos (urban legend).
Agar tidak terpapar berita atau informasi hoaks, Woro Titi meminta siapapun ketika mendapatkan informasi yang ganjil untuk mendiamkan sejenak, kemudian telusuri melalui sumber atau portal yang terpercaya. Bisa juga merujuk kepada perpustakaan sebelum men-share kembali.
"Jangan ikuti sensasi atau tren-tren yang berkembang. Setiap manusia harus bertanggung jawab dengan jarinya," pesan Woro Titi mengakhiri Webinar.
Reporter: Hartoyo Darmawan
Fotografer: Raden Radhityo

Webinar Mencegah Hoaks Dengan Membaca: Hoaks Berpotensi Timbulkan Konflik

<div dir="auto">Salemba, Jakarta - Literasi bukan hanya sekedar membaca, namun juga memahami dan mampu mengimplementasikan apa yang sudah dibaca ke dalam kehidupan kita. Untuk itu, sosialisasi gemar membaca harus semakin dikembangkan. Karena literasi juga memainkan peran penting dalam peningkatan ekonomi masyarakat.</div>
<div dir="auto">Â </div>
<div dir="auto">Tahun 2045 digadang sebagai tahun emas Indonesia karena sektor pariwisata akan memberikan devisa terbesar. Adapun sektor turunan yang pasti menopang berasal dari usaha kecil dan menengah dalam kuliner, transportasi, tempat tinggal, dan lain sebagainya. Atas pertimbangan itulah wajib hukumnya bagi pelaku usaha untuk memahami market yang ada, mempelajari sistem management yang diperlukan, memiliki moral serta pengetahuan teknologi yang baik.</div>
<div dir="auto">Â </div>
<div dir="auto">"Perpustakaan merupakan solusi dalam meningkatkan kesejahteraan bangsa. Teknologi adalah unsur yang penting dan semua bisa didapatkan melalui buku," ungkap Anggota Komisi X DPR RI, Sofyan Tan.</div>
<div dir="auto">Â </div>
<div dir="auto">Lebih lanjut Sofyan sepakat dengan pernyataan bahwa literasi memiliki manfaat dalam peningkatan ekonomi masyarakat. Dengan membaca peluang hidup masyarakat akan lebih baik karena ilmu dan pengetahuan telah dikuasai.</div>
<div dir="auto">Â </div>
<div dir="auto">"Pengusaha tidak cukup dengan modal uang, upgrade diri adalah suatu kewajiban," tambah Sofyan pada Webinar â€˜Literasi dalam Membangun Ekonomi Masyarakatâ€™ yang diselenggarakan Perpustakaan Nasional bekerja sama dengan Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara, Selasa, (20/10).</div>
<div dir="auto">Â </div>
<div dir="auto">Sementara itu, Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara, Halen Purba, memahami bahwa untuk mewujudkan masyarakat cerdas dengan pengembangan literasi membutuhkan usaha yang luar biasa besar.</div>
<div dir="auto">Â </div>
<div dir="auto">"Dasarnya adalah membangun masyarakat untuk gemar membaca," ucap Halen.</div>
<div dir="auto">Â </div>
<div dir="auto">Adapun upaya yang patut dilakukan untuk membangun masyarakat agar gemar membaca, dalam paparannya Halen mengatakan bahwa yang menjadi tolak ukur utama adalah kebiasaan membaca keluarga.</div>
<div dir="auto">Â </div>
<div dir="auto">Halen Purba juga menyampaikan bahwa perpustakaan wajib bertanggung jawab untuk meningkatkan kualitas sarana dan prasarana layanan perpustakaan, menambah jumlah bahan bacaan yang berkualitas guna peningkatan keterampilan, memfasilitasi bimtek kepada tenaga pengelola perpustakaan, serta mengembangkan layanan perpustakaan berbasis digital atau online.</div>
<div dir="auto">Â </div>
<div dir="auto">Mendukung pernyataan Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara, narasumber terakhir yakni Penerima Dampak Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial, Samidi, mengajakÂ  pihak internal dan eksternal perpustakaan daerah berkomitmen untuk bekerjasama dalam implementasi program gemar membaca.</div>
<div dir="auto">Â </div>
<div dir="auto">"Program yang berkelanjutan akan mendapat dampak dimana kelak masyarakat mampu meningkatkan kualitas diri, pengetahuan, bahkan penghasilan untuk memenuhi kualitas hidup mereka," jelas Samidi. "Literasi mampu membangun kualitas masyarakat ke arah yang lebih baik," tutupnya.</div>
<div dir="auto">Â </div>
<div dir="auto">Reporter: Basma Sartika</div>

Berita

-

Pencarian

Berita Lainnya

Deputi I Lantik 6 Pejabat Pengawas

Kementerian Kelautan dan Perikanan Jajaki Kerja Sama dengan Perpustakaan Nasional

Sosialisasi Roadmap RB Perpusnas, Pembaharuan dan Perubahan Tanpa Henti

Gedung Layanan Perpustakaan Kabupaten Toraja Utara Diresmikan

Webinar Mencegah Hoaks Dengan Membaca: Hoaks Berpotensi Timbulkan Konflik

Literasi adalah Modal 'Upgrade' Diri