Medan Merdeka Selatan Jakarta-Data dari seluruh jenis perpustakaan di Indonesia belum memenuhi standar yang diharapkan. Padahal, data tersebut penting sebagai paramater untuk menentukan kebijakan anggaran maupun program perpustakaan. Kelengkapan data perpustakaan akan berujung pada pemberian sertifikasi akreditasi yang diberikan oleh pemerintah daerah sesuai rekomendasi dari Perpustakaan Nasional.
"Data perpustakaan itu penting karena saat ini dan seterusnya kinerja pemerintah akan berdasarkan data," terang Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando pada arahan Webinar Pendataan Perpustakaan 2020, Selasa, (21/7).
Lebih lanjut Kepala Perpusnas mengatakan data perpustakaan menjadi penting karena pertama akan jadi alat ukur (paramater) beban kerja perpustakaan di Indonesia, termasuk mengetahui struktur organisasi dan jumlah sumber daya manusia (tenaga perpustakaan).
Kedua, data menjadi penting karena dari situ akan terlihat berapa biaya (anggaran) yang dikelola dan diserap oleh setiap jenis perpustakaan. Ketiga, untuk mengetahui koleksi yang tersebar untuk pendataan katalog induk nasional (KIN), sehingga bisa diketahui koleksi apa dibutuhkan, apa yang kurang dan yang belum tersedia. Dan keempat, untuk mengetahui sarana prasarana yang tersedia dan yang diperlukan dari setiap perpustakaan.
"Hasil dari data yang dikumpulkan akan memunculkan perpustakaan yang terakreditasi. Perpusnas menargetkan di 2021 sertifikat akreditasi perpustakaan akan diserahkan melalui pemerintah daerah. Sekaligus untuk melihat keseriusan dan perhatian pemda terhadap pengembangan perpustakaan," tambah Syarif Bando.
Ke depan, Perpusnas akan memfasilitasi semua pengelola perpustakaan di daerah agar mempunyai akun dan password untuk menginput segala data yang dibutuhkan termasuk problematika dan aktivitas perpustakaan disana.
Kepala Perpusnas beralasan jika data dan bukti telah terangkum, ini akan disampaikan kepada pihak Presiden, Bappenas, kementerian keuangan, dan mitra Komisi X DPR-RI. "Selama ini mungkin mereka belum mengetahui data dan capaian positif yang telah dihasilkan oleh perpustakaan," tambahnya.
Indonesia tercatat memiliki tidak kurang dari 164 ribu jenis perpustakaan. Angka yang banyak jika menilik prestasi sebagai negara nomor dua terbanyak di dunia. Tapi, terasa kecil jika melihat esensinya.
Maka, penting dipahami bahwa data perpustakaan bukan sekedar laporan melainkan sebagai aset bangsa. "Perpustakaan adalah simbol peradaban. Institusi yang selalu mencerahkan masyarakat," terang Syarif Bando
Perpusnas berjanji untuk kepemilikan hak akses tidak akan dibatasi. Bagi daerah yang memiliki akses internet, seluruh akses perpustakaan nasional bisa dilayankan.
Webinar Pendataan Perpustakaan Indonesia 2020 diikuti oleh 100 pengelola perpustakaan provinsi/kabupaten/kota se-wilayah Sumatera. Peserta webinar juga diberikan tutorial penginputan verifikasi registrasi dan validasi akun nomor pokok perpustakaan (NPP) baru, pengecekan duplikasi NPP, dan pengeditan data perpustakaan.
Reportase : Hartoyo Darmawan
Fotografer : Hartoyo Darmawan