Kepala Perpusnas Ajak Masyarakat Manfaatkan Perpustakaan Sebagai Tempat Referensi yang Kredibel

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Mataram,  Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas), Muhammad Syarif Bando, mengajak masyarakat untuk menjadikan perpustakaan sebagai tempat dalam mendapatkan referensi yang kredibel.

Demikian disampaikannya usai meresmikan Gedung Layanan Perpustakaan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang didampingi oleh Gubernur NTB Zulkieflimansyah, Jumat (11/8/2023).

Kepala Perpusnas menekankan pentingnya memiliki referensi yang kredibel dalam mengakses informasi.

"Kita sering mendengar anekdot bahwa kurang membaca membuat kita kekurangan informasi, namun berlebihan membaca juga bisa mengakibatkan kesalahan informasi. Oleh karena itu, keberadaan referensi yang kredibel sangatlah penting," katanya.

Dia juga menyampaikan apresiasinya terhadap komitmen pemerintah daerah dalam menyediakan fasilitas perpustakaan yang lebih baik bagi masyarakat.

"Keberadaan fasilitas ini adalah bukti komitmen pemerintah daerah dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Seperti yang disampaikan pak Gubernur diawali dengan peningkatan pustakawan berbasis digital. Ini sangat sinergi dengan program yang ada di Perpusnas," lanjutnya.

Kepala Perpusnas menjelaskan bahwa Perpusnas telah menyediakan buku digital yang dapat diakses oleh masyarakat melalui berbagai aplikasi digital, seperti iPusnas, BintangPusnas. "Ini merupakan upaya untuk mempermudah akses informasi dan literatur bagi semua kalangan," jelasnya.

Gubernur Provinsi NTB Zulkieflimansyah menekankan pentingnya peran pustakawan dalam menyediakan akses ke berbagai literatur yang mendukung penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan.

Dari pengalaman pribadinya dalam menemukan literatur spesifik di sebuah perpustakaan di Belanda menjadi bukti bahwa perpustakaan berperan penting dalam mendukung riset dan pengembangan ilmu pengetahuan.

"Harapannya perpustakaan ini juga mampu mendukung pengembangan ilmu pengetahuan," ungkapnya.

Menurutnya, setiap individu memiliki cara belajar yang berbeda, ada yang lebih suka membaca, sementara yang lain lebih cocok dengan belajar melalui pendengaran.

"Perpustakaan bukan hanya tempat tradisional untuk membaca buku, tetapi bisa mengakomodasi berbagai cara pembelajaran, seperti audio book," lanjutnya.

Dia berharap perpustakaan tidak hanya menjadi tempat sunyi untuk membaca, tetapi juga menjadi pusat kegiatan intelektual dan inspirasi bagi masyarakat, misalnya menyelenggarakan seminar tentang literasi.

Sementara itu, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi NTB Mahdi menyampaikan gedung  perpustakaan yang berada di Kawasan Wisata Literasi Bumi Perkemahan Jaka Mandala Kota Mataram ini, dibangun dengan menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang pendidikan subbidang perpustakaan tahun 2022 senilai Rp 15 miliar.

"Sejak tanggal 24 Juli kami telah membuka pelayanan secara utuh di gedung baru," katanya.

Gedung empat lantai ini, lanjutnya, baru dua lantai yang dimanfaatkan untuk layanan anak dan layanan umum. "Lantai 3 dan 4 masih dalam tahap penyelesaian," lanjutnya.

Pada kesempatan yang sama juga diselenggarakan Workshop Bunda Literasi yang menghadirkan berbagai narasumber, diantaranya Bunda Literasi NTB Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah, Wakil Gubernur NTB Sittu Rohmi Djalilah, Guru Besar UIN Mataram Atun Wardatun dan Pemerhati Perpustakaan Arsyad Abdul Gani.

 

Reporter: Wara Merdeka

Fotografer: Andri TK

PerpusnasPerpustakaan NasionalBuku TerbaruPerpusnas RIPerpustakaan Nasional Republik IndonesiaKoleksi Digital

Hak Cipta 2022 © Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Jumlah pengunjung