Kuatkan Kesejahteraan Masyarakat Melalui Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Jakarta, - Peningkatan literasi masyarakat menjadi salah satu cara menurunkan tingkat kemiskinan. Melalui kebijakan transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial, Perpustakaan Nasional berupaya menghadirkan perpustakaan guna membangun kesejahteraan masyarakat yang lebih kuat.

Dalam Webinar bertajuk Transformasi Perpustakaan Untuk Produktivitas dan Pemulihan Ekonomi yang digelar pada Selasa, (30/8/2022) Kepala Pusat Analisis Perpustakaan dan Pengembangan Budaya Baca (PAPPBB) Adin Bondar mengatakan literasi memiliki dampak yang bisa mengantarkan sebuah bangsa menjadi lebih maju.

“Kita memiliki sumber daya yang sangat besar di negara ini tapi kita belum mampu mengelola. Bagaimana peranan para akademisi melalui kerangka pikir ilmiah kita kolaborasikan dengan peranan literasi di perpustakaan bisa menciptakan inovasi dan produk yang dapat menurunkan angka kemiskinan,” paparnya.

Kemudian menurut Adin, dampak literasi yang kedua adalah menguatnya ekonomi. Adanya korelasi yang sangat kuat antara tingkat literasi masyarakat itu kepada rasio gini, maka semakin literasi kuat negara itu menjadi berpendapatan tinggi.

Pimpinan Redaksi Perpusnas Press, Edi Wiyono yang hadir sebagai moderator mengungkap bahwa negara yang memiliki indeks kebahagiaan tinggi merupakan negara yang memiliki tingkat literasi yang tinggi.

“Hubungan antara literasi dan kebahagiaan yang ujungnya adalah pendapatan sebagai salah satu instrumen itu sangat luar biasa. Hal itu menambah wawasan kita bahwa untuk mencapai kebahagian dalam sejahtera secara ekonomi maka literasi harus ditingkatkan,” imbuhnya.

Dalam webinar ini, Perpusnas menghadirkan beberapa narasumber yang memiliki pengalaman dan terjun langsung dalam menciptakan inovasi dalam bidang literasi. Salah satunya Dosen Universitas Syiah Kuala, Syaifullah Muhammad yang aktif dalam upaya menciptakan inovasi yang berdampak pada peningkatan kesejahteraan.

“Banyak sekali peran perpustakaan di Universitas Syiah Kuala. Bermula di perpustakaan kita melakukan pembinaan yang bersifat untuk anak-anak muda,”papar Syaifullah.

Menurutnya, melalui berbagai inovasi Perpustakaan Universitas Syiah Kuala juga membina masyarakat dengan melalukan berbagai pelatihan di perpustakaan.

“Ilmu pengetahuan dari kampus bisa mendobrak dan memberi perubahan kepada masyarakat kita dan disini peran sentral literasi perpustakaan,” imbuhnya.

Dalam kesempatan yang sama turut hadir sebagai pegiat literasi penggagas perpustakaan bergerak, Nirwan Ahmad Arsuka, pahlawan sampah, Rodinatun, dan Pustakawan Dinas Perpustakaan dan Keasipan Kab. Gunung Kidul yang aktif dalam kegiatan transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial, Agung Wibawa.

Reporter: Eka Purniawati

PerpusnasPerpustakaan NasionalBuku TerbaruPerpusnas RIPerpustakaan Nasional Republik IndonesiaKoleksi Digital

Hak Cipta 2022 © Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Jumlah pengunjung