Membaca Nyaring Menyenangkan Bagi Anak

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Cikini, Jakarta - Manusia pada dasarnya adalah makhluk yang menyukai hal-hal yang menyenangkan, contohnya aktivitas membaca nyaring yang dianggap menyenangkan oleh anak-anak.

“Sebagai pemateri atau pembaca cerita nyaring, kita harus bisa memodelkan untuk membuatnya menyenangkan karena dianggap memiliki intonasi berbeda oleh anak. Karena menyenangkan jadi minta dibacakan berulang dan akhirnya menjadi fasih. Selain itu, membaca nyaring juga bisa membuat anak menggunakan telinga untuk mendengar dan membangun kosakata,” terang Roosie Setiawan, Pendiri Komunitas Reading Bugs.

Program Membaca Nyaring atau Read Aloud menurut Roosie bertujuan untuk menunjang Program Gerakan Indonesia Membaca yang dicanangkan oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) di tahun 2024. Di samping itu, membaca nyaring tidak mengajarkan anak untuk bisa membaca, melainkan untuk memiliki keinginan membaca.

“Dengan demikian anak akan mencari jalannya sendiri untuk membaca dan menjadi pembelajar sepanjang hayat,” ucapnya.

Anak adalah peniru ulung yang bertindak seperti spons untuk menyerap segala sesuatu yang ada di sekitarnya. Untuk itu, orang tua yang membaca berperan penting dalam menciptakan minat tinggi anak terhadap buku.

Roosie menyampaikan bahwa membaca nyaring sejatinya dapat dikenalkan sejak dini oleh orang tua, guru, maupun pustakawan. Hal ini dikarenakan kegemaran membaca tidak dapat terjadi sendiri, namun harus diupayakan.

Pusat Analisis Perpustakaan dan Pengembangan Budaya Baca Perpusnas memfasilitasi kegiatan Pembekalan Pustakawan Perpusnas sebagai Pemateri Membaca Nyaring yang diselenggarakan di Hotel Ibis Jakarta Raden Saleh, Selasa (23/4/2024).

Kepala Pusat Analisis Perpustakaan dan Pengembangan Budaya Baca Perpusnas, Nurhadisaputra membenarkan bahwa tahun ini Perpusnas memiliki agenda besar dalam pengembangan budaya literasi yaitu penguatan literasi usia dini, salah satu caranya dengan menggunakan konsep membaca nyaring.

“Literasi merupakan suatu hal yang mutlak sebagai rencana panjang pemerintah dalam menciptakan Indonesia Emas di tahun 2045. Peran literasi dalam hal ini tidak main-main,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Hadi menegaskan kehadiran pustakawan dibutuhkan untuk menjadi katalisator sekaligus guru bagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya agar anak-anak mencintai literasi guna membawa bangsa ini menjadi lebih besar.

Kegiatan pembekalan ini akan dilaksanakan selama dua hari (Selasa-Rabu, 23-24/4/2024) dan tidak hanya diberikan kepada pustakawan Perpusnas, akan tetapi juga untuk orang tua, guru, dan pegiat literasi.

Reporter: Basma Sartika

Dokumentasi: Prakas Agrestian

PerpusnasPerpustakaan NasionalBuku TerbaruPerpusnas RIPerpustakaan Nasional Republik IndonesiaKoleksi Digital

Hak Cipta 2022 © Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Jumlah pengunjung