Bandung, Jawa Baratâ€”Di saksikan mantan Wakil Presiden Muhamad Jusuf Kalla, Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando bersama Rektor Institut Teknik Bandung (ITB) Kadarsah Suryadi Â melakukan penandatanganan memorandum of understanding (MOU) di Aula Timur kampus ITB, pada Senin, (13/1). Tujuan penandatanganan MoU adalah untuk memberikan akses yang seluas-luasnya bagi kedua belah pihak.
Ruang lingkup MOU antara Perpusnas dan ITB melingkupi pengembangan sumber daya perpustakaan dan kepustakawan;, pengembangan pangkalan data katalog induk nasional (KIN) dan Indonesia OneSearch;, pemanfaatan bersama sumber daya koleksi;, pertemuan ilmiah, penelitian, publikasi bersama, dan pengabdian bersama di bidang perpustakaan dan kepustakawanan;, penghimpunan karya cetak dan karya rekam (KCKR);, serta perluasan jaringan perpustakaan lingkup nasional.Â Penandatanganan MOU dengan ITB merupakan bagian kelanjutan dari MOU Perpusnas dengan sejumlah perguruan tinggi/universitas di Indonesia.
Selain penandatanganan MOU antara Perpusnas dan ITB, dilakukan penandatangan serupa antara ITB dengan Institut Teknologi dan Bisnis Kalbe (ITBK). Acara MoU ini dilakukan setelah orasi ilmiah dan penganugrahan Doktor Kehormatan bagi mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla.Â 
Reportase : Elsa Tuasamu
Fotografer : Hartoyo Darmawan
Â

Perpusnas dan ITB Jalin MOU Perpustakaan

Medan Merdeka Selatan, Jakarta â€“ Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando turut menjadi narasumber Jumpa Pers Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) yang diselenggarakan di Ruang Teater Soekarman lantai 2 Perpustakaan Nasional pada Rabu, (27/2). AMSI akan menggelar Indonesia Digital Media Conference (IDMC) dalam merespon tantangan industri 4.0. Adapun jumpa pers yang diselenggarakan untuk menginformasikan rangkaian kegiatan seperti pelatihan peningkatan traffic pengunjung dan monetizing konten media siber melalui facebook yang dilaksanakan Kamis, (28/2) dan IDMC yang dilaksanakan pada Jumat, (29/2) dan rapat kerja nasional pertama AMSI pada Sabtu, (29/2).
Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando dalam kesempatan tersebut memberikan selamat kepada pengurus AMSI yang baru terbentuk baik d pusat maupun daerah. â€œPerpustakaan Nasional sangat mendukung program yang digagas dan dikembangkan oleh AMSI. Saya berharap dalam rumusan rapat kerja yang pertama besok, lebih banyak menghasilkan program yang pastinya akan mengedukasi bagaimana generasi millenial berselancar didunia maya,â€ ujar Syarif. Kepala Perpusnas menilai AMSI memiliki tanggungjawab untuk mendidik masyarakat memanfaatkan fasilitas digital untuk kemanusiaan dan kemakmuran, kesejahteraan dan yang terpenting adalah sebagai sarana pendidikan.
Sedangkan Ketua Umum AMSI 2017-2020 Wenseslaus Manggut menanggapi mengenai media siber yang saat ini belum sepenuhnya dipercaya oleh publik yang disebabkan karena terlalu banyaknya konten dan publisher. Masyarakat saat ini dihadapi oleh derasnya arus informasi yang bermunculan di internet yang mungkin sekali didalamnya terdapat informasi hoax. â€œSaya kira ada â€œPRâ€ yang besar dari segi kontennya bagaimana memperbaiki konten agar dipercaya oleh publik,â€ pinta Wens. Selain itu perusahaan penyedia konten juga harus berbenah diri agar lebih atraktif dan mendapat kepercayaan masyarakat.
Selain itu, Ketua Departemen Pendidikan, Penelitian dan Pengembangan AMSI Wisnu Nugroho menambahkan bahwa konten yang baik diharapkan juga membawa bisnis yang baik. Pada konferensi nantinya akan dibahas isu-isu dalam menjawab tantangan industri 4.0 dan pelatihan untuk memanfaatkan platform Facebook sebagai media sosial paling populer di Indonesia. â€Kita justru mau memanfaatkan atau bekerjasama atau berkolaborasi bagaimana menggunakan Facebook sebagai sarana distribusi sekaligus chanel untuk monetisasi atau mendapatkan model bisnis dari platform Facebook,â€ terang Wisnu. AMSI juga mendalami bahwa platform Facebook juga selain untuk mendongkrak popularitas, yang tak kalah penting dapat mendatangkan penghasilan bagi perusahaan media siber.
Â 
Reportase : Arwan Subakti

Jumpa Pers AMSI : Perpusnas Siap Mendukung Program Kerja AMSI

Salemba, Jakartaâ€”Arsip merupakan salah satu dokumen penting yang harus dijaga dan dirawat keotentikannya. Arsip memberikan informasi yang spesifik tentang fungsi dari unit kerja. Mengelola arsip berarti mengelola informasi dan dokumentasi secara efektif yang membuat pekerjaan menjadi lebih mudah dan cepat. Namun, untuk memulai ke arah sana perlu komitmen sadar dan tertib arsip.
Menyadari pentingnya arsip dalam setiap pendokumentasi informasi dan dokumentasi, Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando beserta seluruh jajaran di lingkungan kedeputian dan eselon dua melakukan penandatanganan pengelolaan sadar dan tertib arsip. Di saksikan langsung oleh Kepala Arsip Nasional RI Mustari Irawan, penandatanganan komitmen sadar dan tertib arsip dilakukan di aula Perpusnas Jalan Salemba Raya 28A, Kamis, (17/5).
Penandatangan komitmen tersebut merupakan tindak lanjut dari penyerahan arsip statis yang diberikan Perpusnas kepada ANRI pada Rakornas Kearsipan di Kupang, NTT, (15/5). Pada saat itu Kepala Perpusnas bersama Kemendagri dan KemenPAN-RB menerima piagam pengghargaan dari ANRI atas peran serta aktif penyelamatan arsip yang bernilai guna.
â€œSetelah sebelumnya dilakukan audit atas arsip yang ada di Perpustakaan Nasional. Perpustakaan Nasional langsung melakukan perbaikan dari sisi pengelolaan dan pelestarian arsip. Dan kini Perpusnas secara aktif juga ikut menyukseskan Gerakan Nasional Sadar Tertib Arsip (GNSTA) yang dicanangkan ANRI dan KemenPAN-RB,â€ ucapÂ  Kepala ANRI Mustari Irawan.
Komitmen mendukung Gerakan Nasional Sadar Tertib Arsip Perpusnas dirumuskan dalam lima aspek :
<ol>
<li>Mendukung Gerakan Nasional Sadar dan Tertib Arsip</li>
<li>Melaksanakan pengelolaan kearsipan dengan baik sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku</li>
<li>Mewujudkan tertib arsip sebagai program prioritas yang berkelanjutan</li>
<li>Melaksanakan pengawasan , monitoring, evaluasi, dan pelaporan terhadap pelaksanaan pengelolaan arsip</li>
<li>Membangun kesadaran kesamaan persepsi dan keterikatan seluruh pegawai pada unit kerja terhadap nilai guna dan manfaat arsip</li>
</ol>
Pada kesempatan yang sama, Kepala Perpusnas Muhammad Syarif mengatakan bahwa nyaris semua aktivitas manusia terikat dengan arsip. Perpustakaan Nasional selaku institusi yang berada di pusat harus mencontoh dengan pengelolaan arsip yang baik sehingga dapat menular juga ke dinas perpustakaan yang berada di provinsi, kabupaten, dan kota. â€œDengan pengelolaan arsip yang baik. Kita menjadi tahu kapan arsip harus di retensikan dan kapan harus dimusnahkan,â€ imbuh Muhammad Syarif.
Demi memaksimalkan pengetahuan dan pengelolaan kearsipan yang baik, Perpusnas mengadakan Bimbingan Teknis (bimtek) pengelolaan arsip statis selama dua hari, (17-18/5). Bimtek diikuti oleh 54 peserta perwakilan dari seluruh unit kerja di lingkup Perpusnas.
Reportase : Hartoyo Darmawan
Â 
Â

Perpusnas Ikut Sukseskan Gerakan Nasional Sadar dan Tertib Arsip

Â 
Jakartaâ€”Pembangunan sumber daya manusia yang berkelanjutan menjadi fokus pemerintah. Hal ini dilakukan agar SDM Indonesia, khususnya di bidang perpustakaan, memiliki daya saing dalam persaingan global dan pemerataan layanan perpustakaan berbasis inklusi sosial.
Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI Deni Kurniadi menyatakan, pada era kini, perpustakaan dan pustakawan harus siap dan berkomitmen untuk melayani masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan informasi. Oleh karena itu, pustakawan harus dapat meningkatkan kompetensinya di era digital berdasarkan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI).
â€œDan perlu diingat bahwa pustakawan adalah garda terdepan dalam melakukan layanan perpustakaan dan informasi di berbagai jenis perpustakaan dan harus meningkatkan layanan dan koleksi yang bermanfaat bagi masyarakat,â€ terang Deni saat membuka webinar dengan tema Sumber Daya Manusia Perpustakaan unggul di Era Digital Menuju Indonesia Emas yang diselenggarakan oleh Perpusnas dan Forum Perpustakaan Khusus Indonesia (FPKI) pada Jumat (22/10/2021).
Sementara itu, Farli Elnumeri, Kepala Perpustakaan Daniel S. Lev menandaskan bahwa SKKNI berkaitan dengan industri, Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), dan pendidikan tinggi. â€œHubungan erat antara pihak industri, dalam hal ini kita sebagai orang yang telah bekerja khususnya di bidang perpustakaan dengan salah satu yang menghasilkan orang-orang yang siap bekerja perpustakaan yaitu pendidikan tinggi,â€ terang Farli.
Dia menambahkan, saat ini sudah ada SKKNI bidang perpustakaan yang termaktub dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 236 Tahun 2019. Di dalamnya yang menjadi acuan adalah KKNI yang memiliki sembilan jenjang kualifikasi. â€œDari hal itu, kita bisa melihat profesi pustakawan perpustakaan khusus di jenjang mana,â€ tuturnya.
Selain itu, Perpusnas juga telah mengeluarkan Peraturan Perpustakaan Nasional Nomor 2 Tahun 2021 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Bidang Perpustakaan. KKNI bidang Perpustakaan bertujuan untuk mengembangkan SDM bidang perpustakaan berbasis kompetensi melalui pendidikan, pelatihan, dan sertifikasi kompetensi.
â€œDiharapkan teman-teman yang bekerja di perpustakaan adalah mulai jenjang kualifikasi 3-jenjang kualifikasi 8 yang berkaitan dengan layanan intelektual yang diharapkan mempunyai kesiapan pengetahuan yang cukup dalam pengelolaan perpustakaan,â€ jelasnya.
Chaidir Amir, Pustakawan Ahli Muda Kemendikbudristek, menjelaskan perpustakaan pada abad ke-21 memiliki paradigma bukan sebagai gudang buku. Perpustakaan berfungsi mengkoneksikan informasi, penghubung pembelajaran, layanan digital, berjejaring dengan perpustakaan lain, tidak hanya mengelola informasi pengetahuan tetapi juga mentransfernya dan memasarkan perpustakaan.
Ini sejalan dengan konsep perpustakaan berbasis inklusi sosial yang diusung Perpusnas. Dalam program tersebut, digunakan pendekatan pelayanan perpustakaan yang berkomitmen untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat.
â€œKonsep ini tidak dengan muncul dengan sendirinya. Banyak hal yang harus dipersiapkan termasuk sarana dan prasarana, infrastruktur, koleksi dan yang paling penting adalah SDM,â€ terangnya.
Seiring dengan hal tersebut, kompetensi pustakawan harus berubah. Dia melanjutkan, pustakawan harus memiliki kemampuan mengetahui (mengenal) kapan informasi diperlukan dan memiliki kemampuan menemukan, mengevaluasi, dan menggunakan informasi yang diperlukan dengan efektif, efisien, dan tepat waktu, mampu membuat konten dan memasarkan perpustakaan serta mampu berkomunikasi dan berkolaborasi.
Dahulu, perpustakaan membangun koleksi dan beriorientasi untuk pelayanan prima. Pada era sekarang yang dibangun adalah komunitas. â€œHarus ada komunitas dan aktivitas di dalamnya, maka perpustakaan dapat mewujudkan transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial,â€ pungkasnya.
Reporter: Anastasia Linawati/Hanna Meinita
Fotografer: Prakas Agrestian

Pustakawan Diminta Tingkatkan Kompetensi Sesuai dengan SKKNI  Â 

Â Manggarai Barat, NTTâ€”Siapa yang tidak mengenal Labuan Bajo, nama yang mulai mendunia di kalangan wisatawan. Labuan Bajo, selain mempunyai gugusan pulau yang eksotis juga memiliki keunggulan yang tidak dipunyai daerah atau negara lain manapun di dunia, yakni komodo, salah satu hewan purbakala yang masih hidup hingga saat ini.
Lalu, jika komodo sudah menjadi daya tarik wisatawan, bagaimana dengan kondisi Perpustakaan dan literasi di wilayah Kabupaten Manggarai Barat ?.
Wakil Bupati Manggarai Barat Maria Geong dalam kesempatan Roadshow Perpustakaan Nasional di Labuan Bajo, Kamis, (29/11), mengatakan jumlah kunjungan ke perpustakaan Manggarai Barat mencapai 4.284 kunjungan, sementara angka kunjungan perpustakaan keliling pada 2017 lalu mencapai 3.823 orang. Jumlah tersebut tidak sebanding dengan jumlah angka melek huruf yang mencapai 95 persen. â€œDari statistik tersebut bisa disimpulkan bahwa keberadaan perpustakaan Manggarai Barat belum mendapatkan tempat yang layak,â€ imbuh Wakil Bupati.
Sedangkan, disisi lain, Wakil Bupati mengakui era industri 4.0 menuntut manusia melek dengan teknologi. Dan perkembangan budaya dan Iptek juga tidak lepas dari perpustakaan. Terlebih lagi di bidang pendidikan, perpustakaan memegang peran lebih esensial. Secara khusus, Pemerintah Manggarai Barat telah mengeluarkan Perda Nomor 7 tahun 2018 tentang pengelolaan perpustakaan. Tanpa aturan, sulit bagi siapapun untuk bergerak. â€œMelalui Perda tersebut, Pemkab sudah menyiapkan sejumlah kebijakan, seperti pengadaan buku dan rak," kata Maria.
Sementara itu, Sekretaris Utama Perpustakaan Nasional Sri Sumekar mengatakan Manggarai Barat khususnya di Labuan Bajo memiliki potensi yang bisa diandalkan masyarakat, seperti sektor wisata. Oleh karena itu, Sestama mengajak Pemda untuk tidak ragu menggalakkan program wisata baca, misalnya. "Pemda Manggarai Barat bisa bercontoh kepada Surabaya yang mampu memaksimalkan ruang ruang publik untuk pendirian pojok baca" imbuh Sestama Perpusnas.
Labuan Bajo dikatakan budayawan dan tokoh agama Manggarai Barat Pater Marselinus Agot sebagai pintu gerbang provinsi Nusa Tenggara Timur. Namun, tiada toko buku besar disini sehingga menyulitkan literasi tumbuh. Jika di kota-kota lain banyak tersedia toko buku, beda halnya dengan di sini. "Jadi, bukan minat baca yang kurang tapi tidak ada bahan bacaan yang bisa dibaca,â€ kata Agot.
Kehadiran road show Perpusnas, diakui Agot, sangat membantu untuk mendorong minat baca disini. Jika membaca sudah menjadi kebiasaan, maka otomatis hoaks akan berhenti karena yang sekarang marak terjadi adalah seringnya mengkritik tanpa data. "Sangat berbahaya jika mengabaikan literasi," tambah Agot.
Penulis Servam Maksimilianus justru melihat kekhawatiran lain dari berkembangnya gadget terutama di kalangan pelajar, dan generasi muda. Mayoritas mereka menggunakan gaya bahasa yang mereka ciptakan sendiri. â€œYang dikhawatirkan malah menghilangkan kosa kata baku yang sudah disempurnakan,â€ ucapnya.
Â 
Reportase : Hartoyo Darmawan
Â

Perpusnas Dorong Pemkab Manggarai Barat Gerakan Literasi Lewat Pojok Baca

Salemba, Jakarta - Komisi IV DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara melakukan kunjungan kerja ke Perpustakaan Nasional, Rabu (13/11). Kunjungan kerja ini dilakukan untuk mengetahui standar Â perpustakaan modern, hal ini menuju rencana strategis pemerintah daerah setempat dalam peningkatan mutu serta sistem keperpustakaan bertaraf internasional.
Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara, La Ode Frebi Rifai mengatakan, pembangunan perpustakaan di tahun 2020 menjadi salah satu mega proyek pemerintah provinsi Sulawesi Tenggara. Dengan rencana pembangunan perpustakaan modern ini sebagai bentuk komitmen pemerintah provinsi dalam meningkatkan minat baca masyarakat setempat.
â€œAda tiga mega proyek pemerintah provinsi Sulawesi Tenggara yang akan dilakukan tahun 2020, diantaranya pembangunan infrastruktur jalan, rumah sakit jantung, dan perpustakaan bertaraf internasional. Untuk itu, kami datang untuk meminta arahan dari Perpusnas sekaligus melihat standar perpustakaan modern seperti apa,â€ katanya.
Menanggapi rencana tersebut, Kepala Direktorat Deposit Bahan Pustaka, Nurcahyono mengapresiasi semangat pemerintah Sulawesi Tenggara untuk membangun perpustakaan modern yang bertaraf internasional. Namun, kondisi perpustakaan di Provinsi Sulawesi Tenggara masih jauh dibanding dengan perpustakaan di daerah lainnya.
â€œDari 23 perpustakaan yang mengajukan akreditasi, 17 diantaranya terakreditasi. Hal ini diperlukan dorongan serta dukungan dari DPRD setempat agar seluruh perpustakaan di Sulawesi Tenggara bisa terakreditasi,â€ katanya.
Nurcahyono menjelaskan, ada enam standar yang diperlukan untuk memenuhi standar perpustakaan nasional. Diantaranya, standar koleksi, layanan, sarana dan prasarana, SDM, pengelolaan dan kreativitas dalam mengelola perpustakaan.
Â 
Reportase : Wara Merdekawati
Fotografer : Raden Radityo

Berita

-

Pencarian

Berita Lainnya

Perpusnas dan ITB Jalin MOU Perpustakaan

Jumpa Pers AMSI : Perpusnas Siap Mendukung Program Kerja AMSI

Perpusnas Ikut Sukseskan Gerakan Nasional Sadar dan Tertib Arsip

Pustakawan Diminta Tingkatkan Kompetensi Sesuai dengan SKKNI Â

Perpusnas Dorong Pemkab Manggarai Barat Gerakan Literasi Lewat Pojok Baca

Sulawesi Tenggara Berencana Bangun Perpustakaan Modern