Parameter Persaingan Global Adalah Tingkat Literasi

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Sumenep, Jawa Timur--Perpusnas bekerja sama dengan Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Sumenep menyelenggarakan seminar yang mengambil tema “Inovasi dan Kreativitas Pustakawan dalam Penguatan Indeks Literasi Masyarakat untuk Mewujudkan SDM Unggul Menuju Indonesia Maju,” pada Rabu (23/12). Acara yang diselenggarakan secara online dan onsite tersebut bertujuan untuk membudayakan gemar membaca untuk meningkatkan indeks pembangunan manusia di Kabupaten Sumenep.

Dalam sambutan yang dibacakan oleh Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Sumenep, Bupati Sumenep menyatakan, “Keberadaan gerakan literasi nasional dapat menjadi pondasi awal untuk meningkatkan minat baca masyarakat jika dikelola dengan baik.” Dengan meningkatnya minat baca masyarakat maka akan terbangun kemajuan bangsa yang bahkan dapat bersaing dengan negara maju.

Senada dengan hal tersebut, Kepala Perpusnas M. Syarif Bando menegaskan, “Di dalam perkembangan dunia secara global, parameter persaingan kita saat ini adalah tingkat literasi”. Ia memaparkan bahwa literasi bukan lagi tentang kemampuan mengenal huruf, kemampuan mengenal kata, kemampuan mengenal kalimat, kemampuan mengenal hubungan sebab akibat, dan kemampuan menyatakan pendapat.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Perpusnas mengapresiasi terselenggaranya kegiatan yang merupakan kolaborasi antara Perpusnas, pemerintah daerah Kabupaten Sumenep, dan civitas akademika.

“Sebenarnya negara-negara maju sudah lama merumuskan formasi kebijakan mereka dengan menyatukan antara government, akademisi, dan businessman atau industrialisasi,” paparnya.

Lebih lanjut Syarif menjelaskan bahwa formasi yang dikenal dengan ABG (Academician, Businessman, Government) tersebut telah lama diterapkan di luar negeri, seperti di negara Eropa Barat, Asia Timur, bahkan Asia Selatan dan Eropa Timur. Penerapan formasi tersebut dalam praktiknya berupa alumni perguruan tinggi dapat segera diserap oleh lapangan kerja yang dimiliki oleh industri yang dibangun atas dasar kebijakan pemerintah.

Sementara itu, Rektor Universitas Bahaudin Mudhary, Rachmat Hidayat, menjelaskan bahwa di Uniba (Universitas Bahaudin Mudhary), terdapat tiga literasi, yaitu literasi pertama dengan literasi data, kedua dengan literasi teknologi dan literasi yang ketiga di Umiba adalah literasi manusia.

“Ketiga aspek ini tidak dapat berjalan sendiri tapi harus berdampingan, dan yang terpenting dari ketiga literasi ini adalah literasi manusianya,” ujarnya.

 

Reportase: Elsa Tuasamu

PerpusnasPerpustakaan NasionalBuku TerbaruPerpusnas RIPerpustakaan Nasional Republik IndonesiaKoleksi Digital

Hak Cipta 2022 © Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Jumlah pengunjung