Jakarta - Kehadiran Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI dalam 6 (enam) tahun belakangan terlihat telah menunjukkan perbaikan yang signifikan.
Perbaikan yang dimaksud antara lain mewujudkan pembangunan nasional yang lebih baik dan memberikan upaya penyuluhan akan peran perpustakaan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Demikan disampaikan Deputi Pengembangan Bidang Sumber Daya Perpustakaan, Adin Bondar, saat menjadi Pimpinan Apel Pagi Perpusnas secara daring, Senin (30/1/2023).
“Adapun tiga pendekatan yang menjadikan perpustakaan dapat melakukan perbaikan dalam rangka kesejahteraan masyarakat yaitu pendekatan kerangka regulasi, kerangka kebijakan nasional, dan kerangka kelembagaan perpustakaan,” ungkapnya.
Adapun penjelasan lebih lanjut terkait tiga pendekatan tersebut, Adin menerangkan pendekatan kerangka regulasi menetapkan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah menjadi dasar hukum tertinggi pengelolaan pengembangan perpustakaan di Indonesia.
Pendekatan kedua yakni kerangka kebijakan nasional di mana Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden K.H. Ma’ruf Amin menjadikan perpustakaan dan literasi menjadi salah satu prioritas pembangunan nasional Tahun 2020-2024.
Terakhir, pendekatan kerangka kelembagaan perpustakaan menegaskan bahwa setelah Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah diterbitkan, perkembangan kelembagaan perpustakaan semakin kuat, baik di tingkat Provinsi dan di Kabupaten/Kota.
Deputi Adin menambahkan, Perpusnas juga senantiasa mengupayakan seluruh jenis perpustakaan menjadi sesuai dengan standar UNESCO. Hal tersebut ditandai dengan tingkat kemanfaatan perpustakaan oleh masyarakat telah mencapai 2,08%.
Selanjutnya, dia menjelaskan beberapa capaian lain diantaranya semakin meningkatnya standarisasi atau akreditasi perpustakaan menjadi 5,12%. Perpusnas juga masuk ke dalam Kategori A Kualitas Tinggi dalam peningkatan kepatuhan penyelenggaraan pelayanan publik. Sasaran terwujudnya tata kelola dan manajemen Perpusnas yang baik dan handal terwujud dengan opini WTP selama enam kali berkesinambungan.
“Dalam beberapa capaian Perpusnas beberapa tahun ini, baik dalam hal inovasi maupun kreativitas program, seluruhnya meningkatkan kondisi kegemaran membaca masyarakat Indonesia dan indeks pembangunan literasi masyarakat,” ungkap Deputi Adin.
Sambutannya ditutup dengan menekankan bahwa SDM menjadi faktor kunci dalam upaya menjawab tantangan global, sehingga perpustakaan memainkan peran aktif dalam mendampingi masyarakat menjadi SDM unggul.
Reporter: Aditya Irfan Fakhruddin
Editor: Basma Sartika