Rakornas Bidang Perpustakaan 2021: Atalia Praratya, Bunda Literasi yang Sudah Hasilkan Empat Buku

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

JAKARTA—Bunda Literasi Jawa Barat Atalia Praratya Kamil menyatakan laju pertumbuhan penduduk Jabar tak sebanding dengan fasilitas perpustakaan, koleksi buku, dan sarana penunjang literasi lainnya. Hal ini yang menjadi penyebab turunnya Indeks Baca Masyarakat Jabar. Berdasarkan data pada 2016, Indeks Baca Masyarakat Jabar berada pada poin 68,16 atau masuk kategori cukup. Sayangnya pada 2020, sedikit kendor. Meski masih dalam ambang batas ‘cukup’, indeksnya turun 6,67 poin ke poin 61,49.

"Jumlah perpustakaan aktif di Jabar sebanyak 16.384, yang belum secara menyeluruh ada di setiap kota/kabupaten, kecamatan, desa, dan kelurahan. Akses masyarakat ke perpustakaan juga masih terbatas, terlebih lagi saat pandemi yang mekin membuat mereka mengakses sumber, ditutup," kata Atalia saat menjadi narasumber dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Bidang Perpustakaan 2021 bertema “Integrasi Penguatan Sisi Hulu dan Hilir Budaya Literasi dalam Pemulihan Ekonomi dan Reformasi Struktural” secara virtual pada Selasa (23/3/2021).

Penurunan ini, menurutnya, juga ditengarai kecenderungan generasi Z yang lebih suka menonton tivi, mendengar musik dan mengakses internet, termasuk kelas lebih tuanya yakni generasi milenial yang nyaris semuanya menjangkau informasi dengan smartphone.

"Padahal saya juga terkaget-kaget setelah tahu bahwa 104 anak yang mengalami gangguan jiwa karena kecanduan gawai, dirawat di RSJ di Jabar (Bandung), belum terhitung yang dirawat di RSJ di kota/kabupaten," bebernya.

Bahaya lain yang ditakutkannya adalah, anak-anak menjadi malas makan hingga mengalami gizi buruk, dan banyak yang juga mengalami obesitas karena terlalu sering duduk atau berbaring, bermain ponsel sambil makan dan minum. Anak-anak juga cenderung kehilangan teman, tak cakap bersosialisasi langsung, dan juga mengurangi produktivitasnya.

Bahaya-bahaya inilah yang kemudian mendorong Jabar kian gencar melakukan gerakan literasi, yang dicanangkan secara jangka panjang untuk tahun 2018 hingga 2023. "Kita memfasilitasi pembangunan gedung perpustakaan Kabupaten Pangandaran, juga banyak perpustakaan kecamatan, desa dan kelurahan. Kita menyediakan juga mobil perpustakaan keliling untuk 27 kabupaten/kota. Gedung perpustakaan disabilitas dan deposit juga dibangun di Gedebage," rincinya.

Selain itu, Jabar juga memfasilitasi pembentukan perpustakaan di mal, terminal, stasiun, taman, hingga sepanjang jalan aliran Sungai Citarum. Perpustakaan di sekolah dan ponpes juga diadakan, juga fasilitas gerobak baca, motor baca, becak baca, dan perahu baca.

"Kita juga punya Kolecer (Kotak Literasi Warga Cerdas), semacam kotak telepon yang bisa menampung 80 buku. Kolecer ini adalah sumbangan yayasan atau masyarakat, yang ada di 600 titik di Jabar. Kami menyediakan ini dengan harapan masyarakat lebih mudah mengakses buku bacaan," papar Atalia.

Untuk mengintegrasikan buku bacaan dengan teknologi, Jabar membuat aplikasi Candil (Macadina Digital Library) dengan isi 500 judul buku paling update yang bisa di-copy paste. "Kita juga bekerjasama dengan Grab Express untuk program Makan Jengkol (mari kita antar jemput buku dengan kolaborasi), di mana saat pandemi kita takut mengunjungi perpustakaan, kita bisa melalui Grab," katanya.

Selain aktif menyuarakan minat baca untuk masyarakat Jabar dengan festival, membaca dongeng dan menghadiri segala kegiatan yang berhubungan dengan buku, Bunda Literasi ini juga aktif menulis buku dengan tema anak-anak.

Sampai hari ini, Atalia sudah menulis empat buku, termasuk Catatan Kecil Tentang Kita, Mia & Ikan Goreng, Rendi Sakit Perut yang baru saja dirilis. "Saya sengaja membuat buku agar memancing Bunda Literasi dari daerah lain juga aktif menulis buku. Jangankan Bunda Literasi, bunda-bunda lain di rumah juga bisa menulis buku. Bahkan sekarang banyak anak-anak yang sudah bisa menulis buku. Intinya, gerakan literasi itu mulai dari yang kita bisa lakukan saja," tutupnya.

Jabar adalah salah satu provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia. Provinsi yang kini dipimpin Gubernur Ridwan Kamil ini dihuni 48,27 juta orang. Jumlah ini adalah 17,86% dari total jumlah penduduk Indonesia. Sebagai gambaran, jumlah penduduk Jabar sama dengan 10 kali jumlah penduduk Selandia Baru, atau dua kali lipat jumlah penduduk sebenua Australia.

*Laporan Tim Humas Perpustakaan Nasional RI

PerpusnasPerpustakaan NasionalBuku TerbaruPerpusnas RIPerpustakaan Nasional Republik IndonesiaKoleksi Digital

Hak Cipta 2022 © Perpusnas Republik Indonesia

Jumlah pengunjung: NaN