Stephen: Pustakawan Diminta Bersikap Proaktif

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Medan Merdeka Selatan, Jakarta – Seorang pustakawan dituntut bersikap proaktif dalam menemukan berbagai cara baru untuk berbagi informasi.

Demikian disampaikan, Direktur Kebijakan dan Advokasi IFLA (International Federation of Library Associations and Institutions), Stephen Wyber dalam Bincang-Bincang Pustakawan dengan tema "Engaging in IFLA to Strengthen the Future of Libraries", yang digelar secara hybrid pada Senin, (29/8/2022).

"Bagaimana kita menjadi aktor kunci di dunia digital? Apa yang perlu diubah ini adalah peluang yang sangat penting," ungkapnya.

Dikatakan, perpustakaan merupakan lembaga informasi yang esensial. Perpustakaan tidak hanya untuk bidang pendidikan dan kebudayaan saja, tetapi juga berbagai sektor. Seperti pertanian, maupun kesehatan.

"Itu semua membutuhkan informasi, tentunya perpustakaan punya kompetensi untuk itu. Perpustakaan adalah organisasi yang tidak hanya terbatas tetapi juga multipurpose yang dapat dieksplorasi lebih lanjut," kata Stephen.

Lebih lanjut, Stephen menjelaskan, dalam pengelolaan perpustakaan diperlukan peran dari pemangku kepentingan seperti walikota/bupati serta stakeholder lainnya. Pustakawan diharapkan mampu meyakinkan mereka agar memberikan pendanaan kepada perpustakaan.

"Termasuk diantaranya para walikota maupun bupati perlu dilibatkan dalam program perpustakaan. Maka dari itu, tanggal 30 besok akan ada pertemuan dengan para major U-20 disini," lanjutnya.

Dalam kesempatan ini, Stephen juga mengajak komunitas pustakawan untuk bergabung dengan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh IFLA.

Sementara itu, Wakil Ketua Pengurus Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) Zulfikar Zein mengatakan, IPI merupakan organisasi profesi yang menaungi profesi pustakawan di Indonesia. IPI didirikan pada tanggal 6 Juli 1973.

Tujuan didirikannya IPI, jelasnya untuk mengembangkan profesionalisme pustakawan indonesia, mengembangkan ilmu perpustakaan dan informasi, serta mempromosikan dan memberikan perlindungan kepada anggota.

"Di Indonesia terdapat pustakawan merupakan seseorang yang memiliki kompetensi dan pendidikan tentang perpustakaan dan memiliki tanggung jawab untuk mengelola perpustakaan, dan tenaga perpustakaan yang merupakan seseorang yang bukan pustakawan tetapi mendukung implementasi fungsi perpustakaan," jelasnya.

Zulfikar mengatakan, jumlah perpustakaan di Indonesia yang terakreditasi masih perlu ditingkatkan, karena saat ini jumlahnya masih terbatas. Demikian juga untuk sertifikasi tenaga pustakawan.

"Pustakawan memiliki tiga peranan, yaitu sebagai manajer informasi, penjaga pengetahuan dan yang tidak kalah penting adalah untuk menolong kaum yang membutuhkan," katanya.

Sementara itu, Pustakawan Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), Mediareni Sulaiman mengatakan, peranan perpustakaan umum dapat terus menerus berevolusi dengan perkembangan teknologi.

"Kita sebagai pustakawan dapat meninjau kembali mengenai kebijakan pengembangan koleksi terkait dengan akses berlangganan ke luar negeri. Kita dapat fokus dalam terbitan yang sifatnya terbuka sehingga memperluas masyarakat yang membutuhkan bahan bacaan. Hal ini juga harus disesuaikan dengan kebutuhan dari pemustaka," terangnya.

 

Reportase: Wara Merdeka

Fotografer: Ahmad Kemal

PerpusnasPerpustakaan NasionalBuku TerbaruPerpusnas RIPerpustakaan Nasional Republik IndonesiaKoleksi Digital

Hak Cipta 2022 © Perpusnas Republik Indonesia

Jumlah pengunjung: NaN