Bandar Lampung, Lampung--Mengatasi literasi bukan soal yang mudah. Padahal esensi dari literasi amatlah penting. Pengukuhan Bunda Literasi diharapkan bisa memunculkan optimisme baru, selain keragaman komunitas literasi yang menjamur di Provinsi Lampung.
Wakil Gubernur Provinsi Lampung Chusnunia Halim menyampaikan hal tersebut pada kegiatan Safari Gerakan Nasional Pembudayaan Kegemaran Membaca di Bandar Lampung, Selasa, (8/10).
Di Lampung, diakui Wagub, para komunitas literasi tidak pernah kehabisan akal memperjuangkan budaya membaca dan literasi di masyarakat. Ada yang menggunakan motor, ontel, hingga gerobak cendol sebagai medium penyampaian informasi dan pengetahuan.
"Pengalaman saya sewaktu menjadi Wakil Bupati, tiap desa disediakan anggaran percepatan literasi. Namun, masih ada saja yang bertanya untuk apa mengganggarkan perpustakaan di zaman sekarang. Sinis tapi itulah faktanya," ungkap Chusnunia di hadapan ratusan peserta Safari Gerakan Nasional Pembudayaan Kegemaran Membaca.
Rupanya, tidak mudah bicara pentingnya perpustakaan, apalagi di era disrupsi dan informasi yang masif. Padahal esensi dari memperjuangkan literasi adalah memperjuangkan peradaban. Efeknya sangat besar dan berpengaruh pada kehidupan sehari-hari. "Kalau tidak diperjuangkan, maka kualitas sumber daya manusia yang dihasilkan segitu-gitu saja. Dan cara yang paling mudah mendongkrak SDM yah dengan literasi, " jelas Wagub.
Gubernur, lanjutnya, telah menginstruksikan untuk membangun perpustakaan yang sesuai dengan kebutuhan saat ini yang sarat dengan kaum milenial. Bahkan, nantinya akan disediakan working space. "Itu sudah menjadi visi gubernur," tandas Wagub.
Â
Reportase: Hartoyo Darmawan
Â