Audiensi Ketua Umum IKAPI Soroti Tantangan Akses Buku Berkualitas

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Rawamangun, Jakarta-Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Perpustakaan Nasional Repulik Indonesia (Perpusnas) E. Aminudin Aziz menerima audiensi Ketua Umum Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) Arys Hilman Nugraha di Ruang Rapat Sekretaris Badan Bahasa Kantor Badan Bahasa, Senin (27/5/2024).

Dalam audiensi tersebut, Arys menekankan bahwa minat baca masyarakat Indonesia sebenarnya tinggi. Hal ini terbukti dari respon positif saat kegiatan bagi-bagi buku di berbagai tempat.

"Minat baca masyarakat kita tidak rendah, bahkan bisa dikatakan tinggi. Setiap kali ada pembagian buku, responnya luar biasa. Kami sebagai penerbit selalu mengutamakan kualitas agar buku yang disajikan kepada masyarakat memiliki standar yang baik," ujarnya.

Dia mengatakan dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2017 tentang Sistem Perbukuan Nasional dijelaskan bahwa undang-undang tersebu mencakup prinsip 3M yakni mutu, murah dan merata. Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi adalah akses terhadap bahan bacaan bermutu.

“Meski melek huruf dan minat baca sudah baik, akses terhadap bahan bacaan masih menjadi kendala. Buku-buku bermutu sering kali tidak sampai ke masyarakat karena kebijakan perpustakaan yang masih selektif berdasarkan harga. Di daerah, keputusan pembelian buku sering kali didasarkan pada diskon yang didapat, bukan kualitas,” jelasnya.

Arys menambahkan bahwa ada kesenjangan antara koleksi buku di ritel dengan di perpustakaan, sehingga masyarakat yang membutuhkan bacaan berkualitas tidak mendapatkannya.

“Kita harus memperhatikan kualitas buku yang masuk ke perpustakaan. Pemerintah perlu bekerja sama dengan penerbit untuk membangun budaya baca yang kuat,” imbuhnya.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Pusat Analisis Perpustakaan dan Pengembangan Budaya Baca Nurhadi Saputra mengakui perpustakaan di daerah memiliki kendala dalam pengadaan buku.

"Terutama daerah yang jauh dari kantor penerbitan, mereka kesulitan untuk bertemu produsen atau dalam hal ini penerbit," ungkapnya.

Tak hanya itu, harga buku yang ditawarkan pun tidak sebanding dengan ongkos kirim yang lebih mahal. "Harga ongkos kirim yang lebih mahal ini menjadi kendala," lanjutnya.

Padahal, perpustakaan di daerah dituntut untuk memenuhi jumlah koleksi sesuai rasio koleksi dengan jumlah penduduk yakni 1:2.

Sementara itu, Plt. Kepala Perpusnas menyampaikan bahwa Perpusnas berkomitmen untuk menyediakan bahan bacaan berkualitas. Perpusnas juga sedang fokus dalam penciptaan 10.000 ruang baca di desa-desa yang masing-masing akan mendapatkan 1.000 judul buku.

“Perpustakaan bukan hanya tempat menyimpan buku, tetapi juga pusat kegiatan masyarakat. Kami berkomitmen untuk memastikan setiap ruang baca ini memiliki koleksi buku yang bermanfaat dan merata,” ujarnya.

 

 

Reporter: Wara Merdeka

Dokumentasi : Ahmad Kemal / Prakas Agrestian

PerpusnasPerpustakaan NasionalBuku TerbaruPerpusnas RIPerpustakaan Nasional Republik IndonesiaKoleksi Digital

Copyright 2022 © National Library Of Indonesia

Jumlah pengunjung