Gedung Baru Perpustakaan Daerah Klungkung Megah dan Dukung Ekonomi Masyarakat

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Klungkung, Bali - Gedung Perpustakaan Daerah Kabupaten Klungkung yang megah diresmikan Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI, Muhammad Syarif Bando dan Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta, Kamis (16/2/2023).

Gedung tersebut dibangun melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik Bidang Pendidikan Subbidang Perpustakaan Tahun 2022 untuk menu pembangunan gedung dengan anggaran sebesar Rp. 4,5 miliar.

Kabupaten Klungkung merupakan yang paling kecil di Provinsi Bali, meskipun demikian Kabupaten Klungkung memiliki satu keistimewaan yakni menjadi pusat kebudayaan Bali. Selain itu, Kabupaten Klungkung juga kaya akan Sumber Daya Alam (SDA).

Bupati Klungkung menyatakan kekayaan SDA yang ada hanya dapat diolah oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang literat, sehingga setelahnya dapat membawa kesejahteraaan bagi mereka. Di luar penguatan eksistensi adat dan budaya, upaya mewujudkan SDM yang berkualitas dan berdaya saing dapat terjadi melalui peningkatan literasi.

“Keberadaan gedung perpustakaan yang sangat megah dan berkualitas seperti itu, harus bisa meningkatkan indeks literasi masyarakat Klungkung dan menjadi pusat informasi yang berbasis inklusi sosial dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan menuju kesejahteraan serta mendorong kreativitas,” ucapnya.

Menanggapi, Kepala Perpusnas menerangkan bahwa bangsa maju ditandai dengan SDM yang cerdas. Kecerdasan itu sendiri harus diimbangin dengan karakter yang terbangun dengan baik. Sehingga esensi dari pendidikan, selain mencerdaskan juga untuk membangun karakter anak bangsa. Dalam pelaksanaannya, perpustakaan wajib hadir di seluruh daerah sebagai infrastruktur pendukung.

Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa sejatinya Indonesia kaya akan SDA, akan tetapi masih kekurangan SDM berkualitas yang mampu untuk mengolahnya menjadi barang jadi bernilai tinggi. Ilmu pengetahuan dapat diperoleh dari membaca dan produksi barang bernilai tinggi akan terjadi melalui praktik baca dari buku.

“Tidak mungkin ada produksi barang bernilai tinggi dengan teknologi canggih tanpa ilmu pengetahuan. Hal ini dikarenakan tidak ada metode lain untuk melakukan transfer ilmu pengetahuan dengan praktik dari buku ke manusia kecuali dengan baca,” terangnya.

Syarif Bando menekankan dunia saat ini sedang menuju ke satu pintu. Batas wilayah hanyalah sebatas teritorial semata, sedangkan batas ekonomi terus berjalan. Untuk itu, mereka yang menjadi produsen akan kelak menjadi pemenang di tengah persaingan yang ada.

Peresmian gedung perpustakaan ini dirangkaian dengan Pengukuhan Bunda Literasi Kabupaten Klungkung dan talkshow Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM) untuk Kesejahteraan dengan tema “Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat untuk Mewujudkan SDM yang Berkualitas dan Berdaya Saing”.

Ketua LPPPM Universitas PGRI Mahadewa Indonesia, I Wayan Widana sebagai narasumber pertama menjelaskan literasi digital juga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan. Akan tetapi, ada empat pilar indeks literasi digital yang wajib diperhatikan antara lain kecakapan digital, etika digital, keamanan digital, dan budaya digital.

“Survei yang dilakukan oleh Kominfo terhadap 10.000 orang di seluruh Indonesia di 34 provinsi menyatakan bahwa bermacam-macam alasan mengapa mereka menggunakan media sosial. Kalau di Bali, Bapak/Ibu mungkin banyak yang menggunakan medsos salah satunya untuk menjual produk yang diupload misalnya di Facebook. Dengan demikian, medsos bisa digunakan sebagai salah satu kegiatan ekonomi untuk menambah kesejahteraan Bapak/Ibu,” paparnya.

Sementara itu, Bunda Literasi Klungkung, Ni Nengah Rayu Astini, yang juga menjabat sebagai Ketua PKK Kabupaten Klungkung memaparkan pihaknya membentuk sebuah program Gelari Pelangi yaitu Gerakan Keluarga Indonesia dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Ekonomi. Program yang diusung PKK ini menurutnya sejalan dengan fokus utama dari peningkatan indeks literasi masyarakat milik Perpusnas. Sehingga ketika dia turun melakukan giat, dia selalu mengimbau masyarakat untuk rajin membaca.

“Dalam pembinaan kami ke Desa/Kelurahan, sudah barang tentu kami menyampaikan kepada masyarakat agar mempunyai minat membaca. Karena setelah mereka mempunyai minat membaca, sudah barang tentu mereka akan mengetahui apa isi dari bacaan tersebut sehingga bisa dikembangkan maksud dan tujuannya,” jelasnya.

Selama ini upaya yang telah dilakukan untuk meningkatkan minat baca dan indeks literasi di Kabupaten Klungkung selain pembinaan, ada juga webinar penigkatan minat baca dan talkshow di radio, serta mengadakan pelatihan keterampilan seperti pembuatan saus cabai dan tomat, serta pouch.

Pustakawan Ahli Utama, Deni Kurniadi, yang juga hadir sebagai narasumber mengungkapkan dalam peningkatan indeks literasi masyarakat, seluruh lapisan masyarakat mengambil perannya masing-masing, sehingga perpustakaan tidak dapat menjalankan tugasnya sendiri.

“Siapapun kita, Eksekutif, Legislatif, Yudikatif, TNI, Polri, akademisi dan semua masyarakat mengambil peran masing-masing di dalam peningkatan indeks generasi masyarakat, jadi perpustakaan tidak bisa sendirian,” ungkapnya.

Dia menambahkan Perpusnas memiliki peran lebih karena juga berperan dalam pengentasan kemiskinan. Dalam hal ini Perpusnas menghadirkan program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS). Karena selain mencerdaskan, Perpusnas juga wajib menyejahterakan masyarakat.

“Koleksi life skills dan koleksi tepat guna yang ada di perpustakaan provinsi, kabupaten/kota, termasuk di perpustakaan desa, diajarkan ilmunya kepada masyarakat dalam bentuk pelatihan dan pendampingan kepada masyarakat. Hingga, pada akhirnya masyarakat memiliki keterampilan untuk menghasilkan sesuatu dan bisa menambah income keluarga,” pungkasnya.

Reporter: Basma Sartika

Fotografer: Prakas Agrestian

PerpusnasPerpustakaan NasionalBuku TerbaruPerpusnas RIPerpustakaan Nasional Republik IndonesiaKoleksi Digital

Copyright 2022 © National Library Of Indonesia

Jumlah pengunjung