Salemba, Jakarta - Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu meminta Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando untuk meresmikan gedung baru perpustakaan. Gedung empat lantai yang dibangun menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik Bidang Perpustakaan Tahun 2019 tersebut rencananya diresmikan pada 8 April 2020 bersamaan dengan hari jadi kabupaten yang terletak di Kalimantan Selatan tersebut.
Tahun lalu, melalui DAK Fisik Bidang Perpustakaan Tahun 2019, Kabupaten Tanah Bumbu menerima bantuan pembangunan gedung perpustakaan. DAK merupakan salah satu program unggulan Perpusnas untuk pemerintah daerah dalam rangka pemerataan fasilitas perpustakaan di Indonesia.
Wakil Bupati Tanah Bumbu Ready Kambo berharap fasilitas perpustakaan yang baru ini akan memajukan masyarakat Tanah Bumbu. Melalui membaca buku, pengetahuan masyarakat diharapkan bertambah. Dengan membaca buku, literatur, dan segala macam, literatur nasional yang masuk ke sana, dengan sendirinya SDM di sana kan meningkat dia punya pengetahuan. Itu tujuannya meningkatkan SDM di sana dengan adanya perpustakaan ini, urainya.
Wabup Ready menyatakan hal ini saat melakukan kunjungan ke Perpustakaan Nasional, Jl. Salemba Raya No. 28A, Jakarta, pada Jumat (6/3/2020). Selain wabup, turut hadir Wakil Ketua DPRD Kabupaten Tanah Bumbu Alvia Rahman, anggota DPRD, dan kepala dinas. Rombongan legislatif dan eksekutif Kabupaten Tanah Bumbu ini diterima Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Woro Titi Haryanti, Sekretaris Utama Sri Sumekar, Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi Ofy Sofiana, dan pustakawan Perpustakaan Nasional.
Selain itu, Wabup Ready berkonsultasi dengan pimpinan tinggi madya Perpusnas meminta bantuan DAK Perpustakaan tahun 2021 untuk mengisi bangunan baru tersebut. Tiga menu bantuan yang akan diajukan adalah teknologi informasi dan komunikasi (TIK), perabotan, dan koleksi perpustakaan. Saat ini, gedung baru diisi dengan koleksi perpustakaan dari bangunan lama. Tapi mohon untuk selanjutnya, kami dibantu untuk pengisian itu termasuk buku-buku yang diperlukan untuk masyarakat Tanah Bumbu. Penerimaan yang luar biasa, jadi kami senang sekali diterima secara kekeluargaan, jelasnya ditemui usai pertemuan.
Sementara itu, Deputi Woro mengapresiasi kehadiran Wakil Bupati dan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Tanah Bumbu yang datang bersama ke Perpusnas. Menurutnya, ini merupakan kesatuan dukungan unsur eksekutif dan legislatif terhadap perpustakaan. Dukungan dari Wabup dan Wakil Ketua DPRDÂ membuat kami sangat yakin, jelasnya.
Dengan adanya gedung baru, Deputi Woro berharap disiapkan pejabat fungsional pustakawan. Tenaga ahli profesional yang kompeten dibutuhkan untuk mengelola perpustakaan baru tersebut. Kalau bisa ada formasi untuk pustakawan, apakah itu inpassing atau perekrutan baru. Kepala Dinas bisa menghitung beban kerjanya kemudian dilaporkan ke bupati, tuturnya.
Deputi Ofy menjelaskan ada banyak produk Perpusnas yang bisa dimanfaatkan Kabupaten Tanah Bumbu. Seperti aplikasi perpustakaan digital iPusnas, perangkat lunak aplikasi otomasi perpustakaan INLISLite, dan situs web yang memajang hasil alih media naskah kuno nusantara, Khastara.
Reporter: Hanna Meinita/Fotografer: Radhitya Purnama
Â 
Â

Gunakan DAK Perpustakaan, Gedung Perpustakaan Kabupaten Tanah Bumbu Siap Diresmikan

<span style="font-size: 12pt; font-family: Calibri,sans-serif; color: #111827; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Salemba, Jakarta- Perpustakaan sebagai tempat pembelajaran sepanjang hayat merupakan pusat ilmu pengetahuan dan informasi. Oleh karena itu, pustakawan memiliki peran penting dalam proses transfer ilmu pengetahuan sekaligus garda terdepan dalam memberikan&nbsp; pelayanan sepenuh hati kepada pemustaka.
&nbsp;
<span style="font-size: 12pt; font-family: Calibri,sans-serif; color: #111827; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Hal tersebut diutarakan oleh Pustakawan Ahli Pertama Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) Ofy Sofiana pada saat memimpin apel pagi dalam rangka memperingati Hari Pustakawan yang jatuh pada tanggal 7 Juli, Senin (8/7/2024).
&nbsp;
<span style="font-size: 12pt; font-family: Calibri,sans-serif; color: #111827; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">&ldquo;Sejarah ditetapkannya hari pustakawan pada tanggal 7 Juli&nbsp; tidak bisa dilepaskan dari pendirian Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI). IPI adalah organisasi profesi pustakawan di Indonesia yang didirikan pada tanggal 7 Juli 1973 pada kongres Pustakawan Indonesia yang diselenggarakan di Ciawi,Bogor pada tanggal 5-7 Juli 1973. Sejalan dengan itu, pada tahun 1990 Kepala Perpusnas Mastini Hardjoprakoso, menetapkan tanggal 7 Juli sebagai hari Pustakawan di Indonesia,&rdquo; jelasnya.
&nbsp;
<span style="font-size: 12pt; font-family: Calibri,sans-serif; color: #111827; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Lebih lanjut, ia menjelaskan saat ini telah terjadi perubahan terhadap berbagai tatanan umum dan kebiasaan baru sehingga profesi pustakawan harus mampu bertahan di era perkembangan teknologi yang tidak terkendali dan ancaman dari disrupsi yang selalu menghantui profesi ini.&nbsp;
&nbsp;
<span style="font-size: 12pt; font-family: Calibri,sans-serif; color: #111827; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">&ldquo;Oleh sebab itu pustakawan harus memiliki komitmen atau pendirian yang kuat untuk selalu meningkatkan potensi diri agar dapat memiliki kemampuan dalam mengakses, memahami dan memanfaatkan informasi yang diperoleh serta mengkomunikasikan informasi tersebut kepada masyarakat,&rdquo; jelasnya.
&nbsp;
<span style="font-size: 12pt; font-family: Calibri,sans-serif; color: #111827; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Dalam kesempatan ini, ia mengutarakan delapan makna dari profesi pustakawan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Heriyanto, Yusuf &amp; Rusmana (2013)<span style="font-size: 13.999999999999998pt; font-family: Calibri,sans-serif; color: #111827; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">.&nbsp; <span style="font-size: 12pt; font-family: Calibri,sans-serif; color: #111827; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Yang pertama adalah pustakawan sebagai penolong<span style="font-size: 13.999999999999998pt; font-family: Calibri,sans-serif; color: #111827; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"> <span style="font-size: 12pt; font-family: Calibri,sans-serif; color: #111827; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">adalah pustakawan mampu menolong atau membantu masyarakat dalam mencari atau menemukan informasi yang dibutuhkan.
&nbsp;
<span style="font-size: 12pt; font-family: Calibri,sans-serif; color: #111827; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Yang kedua, pustakawan sebagai pendidik yang bermakna bahwa pustakawan mampu mengajarkan orang yang awalnya tidak tahu menjadi tahu. &ldquo;<span style="font-size: 13.999999999999998pt; font-family: Calibri,sans-serif; color: #111827; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">I<span style="font-size: 12pt; font-family: Calibri,sans-serif; color: #111827; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">ni biasanya dilakukan oleh pustakawan yang bekerja di lingkungan akademis baik itu sekolah maupun perguruan tinggi.&rdquo; jelasnya.
&nbsp;
<span style="font-size: 12pt; font-family: Calibri,sans-serif; color: #111827; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Makna profesi pustakawan yang ketiga adalah sebagai teman diskusi dimana seorang pustakawan yang memiliki pengetahuan dan komunikasi yang baik dapat menjadi tempat berdiskusi oleh berbagai pihak, baik itu dosen, guru, mahasiswa, murid maupun civitas akademik lainnya.
&nbsp;
<span style="font-size: 12pt; font-family: Calibri,sans-serif; color: #111827; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">&ldquo;Yang keempat pustakawan sebagai konsultan dimana dengan bekal pengetahuan yang luas, menjadikan kepakaran seorang pustakawan dapat digunakan untuk membantu orang lain dalam menganalisis, mengevaluasi serta memberikan saran dalam pengambilan keputusan,&rdquo; tuturnya.
<span style="font-size: 12pt; font-family: Calibri,sans-serif; color: #111827; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Selanjutnya makna profesi yang kelima, pustakawan sebagai pembimbing bagi mahasiswa dalam menyelesaikan tugas akhir baik itu skripsi, tesis maupun disertasi walaupun hal ini dilakukan secara tidak formal.
<span style="font-size: 12pt; font-family: Calibri,sans-serif; color: #111827; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">&ldquo;Keenam,pustakawan sebagai manajer informasi dimana pustakawan memiliki tugas dan tanggungjawab berdasarkan pengalaman dan pengetahuannya untuk merancang menangani, mengolah dan menghadirkan koleksi pustaka yang dibutuhkan oleh orang lain (pemustaka) baik itu berbentuk cetak maupun digital.&rdquo; jelasnya.
<span style="font-size: 12pt; font-family: Calibri,sans-serif; color: #111827; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Makna pustakawan yang ketujuh adalah sebagai fasilitator informasi dimana pustakawan berperan aktif menjadi agen informasi yang bertanggung jawab dan yang terakhir adalah pustakawan sebagai profesi yang menjanjikan.&nbsp;
<span style="font-size: 12pt; font-family: Calibri,sans-serif; color: #333333; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Dalam kesempatan ini, ia mengemukakan pandangan Alvin Toffler tentang perpustakaan sebagai rumah sakit bagi pikiran.&nbsp;
<span style="font-size: 12pt; font-family: Calibri,sans-serif; color: #333333; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">&ldquo;Dalam dunia yang penuh dengan kelebihan informasi atau yang disebut sebagai <span style="font-size: 12pt; font-family: Calibri,sans-serif; color: #333333; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: italic; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">information overload<span style="font-size: 12pt; font-family: Calibri,sans-serif; color: #333333; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"> dan perubahan yang cepat, perpustakaan dapat menyediakan oasis ketenangan dan sumber daya yang terorganisir yang dapat membantu individu mengatasi stres dan kebingungan.&rdquo; ungkapnya. Reporter: Anastasia Lily

Peringatan Hari Pustakawan: Peran Penting Pustakawan dalam Mengelola Perpustakaan

<span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif; color: #000000; background-color: transparent; font-weight: bold; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Salemba, Jakarta<span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif; color: #000000; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"> - Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) dapat menjadi garda terdepan dalam gerakan literasi di Indonesia.
&nbsp;
<span style="font-size: 12pt; font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif; color: #000000; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Pustakawan Ahli Utama Perpusnas, Yahyono mengatakan berbagai macam kegiatan yang mendukung terwujudnya literasi terbaik untuk masyarakat Indonesia telah dilakukan Perpusnas.
&nbsp;
<span style="font-size: 12pt; font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif; color: #000000; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Salah satunya, Gerakan Literasi Desa yang dicanangkan oleh Plt Kepala Perpusnas E. Aminudin Aziz bersama Wakil Presiden Maruf Amin dalam acara puncak peringatan ulang tahun Perpusnas tanggal 17 Mei 2024.
&nbsp;
<span style="font-size: 12pt; font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif; color: #000000; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">&ldquo;Dalam Gerakan Literasi Desa yang cukup intens ini, Perpusnas akan memberikan bantuan buku bacaan ke 10.000 desa dalam rangka menunjang literasi yang terbaik untuk masyarakat di Indonesia,&rdquo; ujarnya dalam apel pagi, Senin (5/8/2024).
&nbsp;
<span style="font-size: 12pt; font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif; color: #000000; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Menurutnya, dengan jumlah sumber daya manusia yang cukup bervariatif, dan didukung adanya regulasi yang memiliki kekuatan hukum yang kuat, maka gerakan literasi di Indonesia akan terus berkembang seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi.
&nbsp;
<span style="font-size: 12pt; font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif; color: #000000; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">&ldquo;Semua gerakan ini akan menjadi satu, jika didukung oleh regulasi yang tepat dan sesuai dengan UU No. 43 tahun 2007, bahwa muara terakhir dari gerakan literasi ini adalah adanya dukungan yang kuat dari semua perpustakaan yang ada di Indonesia,&rdquo; ungkap Yahyono.
&nbsp;
<span style="font-size: 12pt; font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif; color: #000000; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Yahyono menambahkan, salah satu langkah yang harus diambil agar gerakan ini sukses adalah dengan meningkatkan jumlah perpustakaan yang memenuhi standar nasional perpustakaan.
&nbsp;
<span style="font-size: 12pt; font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif; color: #000000; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">&ldquo;Dengan adanya perpustakaan berstandar nasional di seluruh indonesia akan menjadi pendukung utama gerakan literasi yang dibutuhkan masyarakat saat ini,&rdquo; imbuhnya.
&nbsp;
<span style="font-size: 12pt; font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif; color: #000000; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Menutup sambutannya, Yahyono menyampaikan bahwa upaya yang dapat dilakukan Perpusnas antara lain menyiapkan regulasi melalui Sekretariat Utama; menyiapkan sarana prasarana seperti bahan bacaan melalui Deputi I; serta menyiapkan sumber daya manusia yang terlatih dan memiliki kompetensi sesuai dengan perannya melalui Deputi II.
&nbsp;
<span style="font-size: 12pt; font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif; color: #000000; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">&ldquo;Semoga apa yang menjadi ide dan gagasan tersebut dapat melibatkan semua pihak, baik itu pustakawan, profesi lainnya yang berkaitan, dan seluruh lapisan masyarakat Indonesia,&rdquo; tukasnya.
&nbsp;
<span style="font-size: 12pt; font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif; color: #000000; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Reporter: Gilang Arwin Saputri

Perpusnas Dukung Terwujudnya Literasi Terbaik untuk Masyarakat Indonesia

Medan Merdeka Utara, Jakartaâ€”Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mendorong Inovasi dan Fasilitasi Pengembangan Perpustakaan di Daerah. Komitmen itu diungkapkan oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemendagri Hadi Prabowo usai menerima audiensi Kepala Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas) Syarif Bando di Gedung A Kemendagri, Jakarta, Rabu (22/01/2020).
â€œJadi pertemuan ini adalah di dalam kerangka meningkatkan program kerjasama yang telah dibina selama ini antara Kemendagri dan Perpustakaan RI. Tentunya Kemendagri sangat mendorong inovasi dan fasilitasi di dalam pengembangan perpustakaan di daerah, baik dari aspek kelembagaan organisasi pemerintah daerah maupun kaitannya penyiapan sarana prasarana perpustakaan. Dan tentunya Kantor Perpustakaan (Nasional) pun akan memfasilitasiÂ  penyediaan materi dan pengembangan aplikasi (berbasis) IT untuk kemajuan daerah,â€ kata Hadi.Â 
Ia juga menyebutkan, pihaknya akan terus mendorong pengembangan perpustakaan di daerah agar masyarakat memperoleh ilmu pengetahuan melalui perpustakaan. â€œPerpustakaan kita dorong dan menjadi prioritas bagi pengembangan perpustakaan di daerah, termasuk perpustakaan sekarang tidak hanya buku, (namun juga) aplikasi dan pemanfaatan penggunaan IT, sehingga masyarakatnya juga akan memproleh ilmu pengetahuan baru,â€ ujarnya.
Menurut Hadi, pengembangan perpustakaan sejalan dengan Visi Pembangunan Nasional yang diamanatkan Presiden Joko Widodo, yakni dalam hal pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dan berkualitas. Oleh karenanya, pengembangan perpustakaan menjadi perhatian bersama sebagai wadah dalam mengembangkan SDM.
Sementara itu Kepala Perpusnas Syarif Bando mengatakan, pengembangan Perpustakaan selain amanat dari visi pembangunan nasional, juga merupakan impelementasi dari UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, maupun UU terkait.
â€œSaya kira kita start dari regulasinya bahwa UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, juga UU tentang Kemendes itu mengamanatkan untuk bagaimana mengembangkan fasilitas untuk kemajuan masyarakat,â€ kata Syarif.
Tak hanya itu, lawatannya ke Kemendagri sekaligus untuk mengundang dengan hormat Mendagri agar dapat menghadiri Rapat Koordinasi dan Pertemuan Kepala Perpustakaan Nasional di Kawasan Asia.
â€œKemudian yang paling penting bahwa kami ingin bertatap muka dengan Pak Mendagri pada saat rapat koordinasi yang kita jadwalkan pada minggu ke-3 bulan Februari, dan yang kedua kita akan menjadi tuan rumah untuk pertemuan dengan Direktur Kepala Perpustakaan Nasional di kawasan Asia yang pada saat ini sudah kurang lebih 30 negara menyatakan siap akan hadir, dan akan berlangsung pada tanggal 18 Februari di Bali,â€ terangnya
Â Sumber : Kemendagri

Kemendagri Dorong Inovasi dan Fasilitasi Pengembangan Perpustakaan di Daerah

Yogyakartaâ€”Menapaki usia ketiga, penerbit Perpusnas Press mengajak para penulis, pustakawan, pegiat literasi, mahasiswa dan masyarakat umum di Yogyakarta untuk menuangkan gagasan dan pemikiran positifnya dalam bentuk buku.
Karya-karya tersebut nantinya akan diterbitkan oleh penerbit Perpustakaan Nasional RI, Perpusnas Press, yang kemudian disebarluaskan ke masyarakat sebagai bagian dari upaya penguatan literasi.
Hal ini disampaikan Pemimpin Redaksi Perpusnas Press, Edi Wiyono, dalam sosialisasi dan promosi Perpusnas Press yang diselenggarakan di Yogyakarta, pada Kamis (23/6/2022). Kegiatan tersebut mengusung tema Tulis, Terbit, Sebarkan.
â€œTujuan dari kegiatan ini adalah untuk lebih mendekatkan dan mengenalkan tentang Perpusnas Press ke masyarakat, sekaligus sebagai upaya untuk menjaring penulis-penulis daerah, khususnya Yogyakarta. Karena sesungguhnya kemampuan menulis seseorang yang dapat dikonversikan menjadi buku adalah bagian terpenting dari literasi,â€ ujarnya.
Keberadaan Perpusnas Press diharapkan dapat mendorong terbangunnya ekosistem penulis di daerah dengan melahirkan para penulis untuk menghadirkan bahan bacaan. Buku sebagai sebuah karya, membutuhkan proses atau siklus yang saling berhubungan.
â€œSetelah membaca proses berikutnya adalah mengkritisi informasi dan pengetahuan yang tersaji, kemudian menuangkan kembali dalam gagasan-gagasan baru dalam bentuk tulisan. Dari tulisan inilah dikonversikan menjadi buku untuk kemudian diterbitkan dan disebarluaskan ke masyarakat,â€ urainya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Monika Nur Lastiyani, menjelaskan perpustakaan memiliki peran dalam mendukung terciptanya ekosistem kepenulisan di Yogyakarta.
â€œBerbagai langkah dan kegiatan telah dilakukan oleh Dinas Perpustakaan dan Arsip dengan berbagai peran yang telah dilakukan, seperti kegiatan-kegiatan bimtek penulisan, bedah buku di desa-desa, dengan dampak yang dirasakan tumbuhnya kesadaran masyarakat akan pentingnya budaya baca untuk peningkatan kualitas hidup,â€ ungkapnya.
Meski begitu, dia mengakui terdapat kendala dan tantangan dalam upaya mendukung ekosistem penulis di Yogyakarta yakni data, kolaborasi dan teknologi informasi. Dalam hal data, diakui bahwa saat ini belum tersedia data jumlah penulis berdasarkan wilayah. Dalam hal kolaborasi, belum terjalinnya kolaborasi antarpihak yang berkepentingan.
Sedangkan dalam pendekatan teknologi informasi, menurutnya, ibarat pedang bermata dua. Di satu sisi, teknologi informasi dapat memudahkan manusia menulis, tetapi di sisi lain dapat menurunkan daya baca masyarakat.
Dukungan penciptaan ekosistem kepenulisan juga datang dari dunia media. Salah satunya berasal dari media terbesar di Yogyakarya, yaitu Harian Jogja. Sebagai upaya memberikan penguatan kepenulisan kepada para peserta sosialisasi, Pemimpin Redaksi Harian Jogja, Anton Wahyu Prihartono, berbagi pengalaman dengan jurus-jurus jitu menulis opini di media dan menyusun press release agar tembus dan diterbitkan.
Anton menjelaskan bahwa ada beberapa alasan mengapa opini yang ditulis dan dikirimkan ke media, sering kali ditolak atau tidak lolos. â€œIsi tulisan tidak jelas, isinya tidak fokus, ngalor ngidul. Temanya tidak kontekstual atau relevan. Tidak solutif, tidak ada ide baru di tulisan itu. Kesimpulannya tidak ada. Tulisan tidak orisinal atau hanya plagiat,â€ terang Anton yang juga menjabat Ketua AMSI Yogyakarta.
Dari sisi kebijakan redaksi, Harian Jogja akan membuka kesempatan dan peluang untuk penulis atau masyarakat terkait opini-opini tentang literasi, perpustakaan dan kepustakawan. Hal ini dinyatakan sebagai respons atas pertanyaan peserta, yang melihat keberpihakan media terhadap isu-isu perpustakaan, masih minim.
Salah satu program yang dijalankan Perpusnas Press dalam menjaring penulis di Indonesia adalah Inkubator Literasi Pustaka Nasional. Hadir sebagai narasumber sosialisasi, salah satu penulis Inkubator Literasi Pustaka Nasional Tahun 2020, Yosef Kelik. Dia berbagi pengalaman proses yang dilalui hingga dapat masuk 15 penulis terbaik dengan karyanya yang dibukukan dengan judul Inovasi Pustakawan Untuk Indonesia Maju.
â€œInkubator Literasi sebagai salah satu kegiatan kepenulisan memberikan dampak yang sangat baik buat saya dalam menyalurkan gagasan dan pendapat saya,â€ tuturnya.
Selain itu, dia membawakan materi tentang buku marwahnya, juga kekayaan data dan informasi di dalamnya. â€œMenurut pendapat saya, marwah buku dan ketertarikan orang untuk membaca akan lebih dapat terjaga jika orang-orang punya kemudahan akses terhadap buku dan berbagai data-data yang dibutuhkan, menarik dan relevan untuk publik,â€ katanya.
Kegiatan sosialisasi ini dilaksanakan secara onsite dengan peserta 50 orang yang berasal dari dinas perpustakaan, Forum TBM, Ikatan Pustakawan Indonesia, Atupsi, GPMB, mahasiswa, penerbit, media, dan komunitas pegiat literasi.

Perpusnas Press Dorong Terbangunnya Ekosistem Penulis di Yogyakarta

Jakarta, Bulan September merupakan bulan yang istimewa bagi insan perpustakaan, baik pustakawan maupun para pegiat literasi. Pasalnya, tiap tanggal 14 September selalu diperingati sebagai Hari Kunjung Perpustakaan.
Hari Kunjung Perpustakaan menjadi momentum yang sangat penting dirayakan dengan berbagai kegiatan, tidak hanya Perpustakaan Nasional (Perpusnas) saja tetapi juga perpustakaan daerah dan perpustakaan khusus lainnya.
"Kita tunjukkan semangat dan komitmen kita untuk terus menggerakkan produktivitas bangsa, kemampuan bangsa dalam mewujudkan cita-cita bangsa dengan membaca," ungkap Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan Joko Santoso, yang bertindak sebagai Pimpinan Apel pada Apel Pagi Rutin, Senin (6/9/2021).
Sejarah Hari Kunjung Perpustakaan, ujar Joko, dimulai sejak 14 September 1995 pada saat pemerintahan Presiden Soeharto. Ini berawal dari dari Ketetapan Presiden Soeharto kepada Kepala Perpustakaan Nasional RI dengan surat nomor 020/A1/VIII/1995 pada tanggal 11 Agustus 1995. dalam surat tersebut, berisi tentang usulan pencanangan hari kunjung perpustakaan pada tanggal 14 September 1995.
"Presiden Soeharto memiliki harapan dengan adanya ketetapan tersebut dapat memberikan tujuan yang positif bagi gerakan aktivis intelektual di Indonesia, terutama di dalam menyebarkan budaya membaca generasi bangsa Indonesia," ujarnya.
Dalam tulisan yang ditulis oleh Kepala Perpusnas pertama, Mastini Harjo Prakoso pada Majalah Himpunan Perpustakaan Chusus Indonesia (HPCI), lanjut Joko, disebutkan bahwa Indonesia pernah menjadi negara yang produktif dalam menerbitkan berbagai judul buku. Hal ini juga terkait dengan semangat Presiden Pertama Soekarno yang memang sangat menggilai membaca dan mendukung penuh untuk menjadikan penerbitan termasuk juga aktivitas membaca, pemberantasan buta huruf, \ sebagai prioritas pertama.
"Terlihat pada tahun 1963, banyak terbitan buku di Indonesia bahkan pihak swasta sudah mulai berani membangun berbagai usaha penerbitan dan buku di Indonesia. Hal ini menjadi perhatian Amerika sebagai negara Adi Kuasa. Bahkan mereka membeli buku terbitan Indonesia dengan membuka kantor cabang Perpustakaan Nasional Amerika Serikat di Indonesia," jelasnya.
Tak hanya Amerika Serikat, Badan Literasi Belanda Koninklijk Instituut voor Taal â€“, Land â€“ en Volkenkunde (KITLV) memusatkan untuk mengakuisisi terbitan indonesia di bidang ilmu pengetahuan sosial dan kemanusiaan, Australia juga membuka perwakilan kantor Perpustakaan Nasional menunjuk agennya untuk membeli ragam buku terbitan Indonesia khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan sosial.
Dengan terbitnya Undang-undang Nomor 13 Tahun 2018 tentang Serah Simpan Karya Cetak Karya Rekam, lanjutnya, serta Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, dapat dijadikan Perpusnas untuk terus menggerakkan serta memastikan karya tentang Indonesia dari berbagai macam terbitan bisa dihimpun.
"Ini untuk menjadikan Perpusnas sebagai pusat rujukan yang memang dapat diandalkan, sebagai upaya kita untuk menyediakan refrensi dari berbagai macam penelitian penting tentang indonesia," pungkasnya.
Â 
Reportase: Wara Merdeka

Berita

-

Pencarian

Berita Lainnya

Gunakan DAK Perpustakaan, Gedung Perpustakaan Kabupaten Tanah Bumbu Siap Diresmikan

Peringatan Hari Pustakawan: Peran Penting Pustakawan dalam Mengelola Perpustakaan

Perpusnas Dukung Terwujudnya Literasi Terbaik untuk Masyarakat Indonesia

Kemendagri Dorong Inovasi dan Fasilitasi Pengembangan Perpustakaan di Daerah

Perpusnas Press Dorong Terbangunnya Ekosistem Penulis di Yogyakarta

Sambut Hari Kunjung, Momentum Wujudkan Cita-cita Bangsa Melalui Membaca