Medan Merdeka Selatan, Jakarta-Bisa dikatakan saat ini generasi muda (milenial, red) akrab dengan hal-hal yang berbau teknologi. Bahkan, untuk sekedar mencari pengetahuan pun dilakukan dengan menggunakan gawai. Padahal, di masa pandemi ini kedekatan keluarga bisa dibangun, salah satunya dengan aktivitas membaca bersama. Memberikan teladan bagi anak bagi pertumbuhan literasinya merupakan investasi jangka panjang.
Tidak ada yang bisa melarang penggunaan gawai. Namun, sebaiknya tidak hanya digunakan untuk bermain game. Orang tua bisa membatasi. Gunakan gawai untuk kepentingan pengetahuan, misalnya memanfaatkan aplikasi yang disediakan oleh perpustakaan untuk kepentingan belajar ataupun aktivitas pengayaan ilmu.
"Ini bukan soal pertarungan antara teknologi melainkan penanaman budaya. Aktivitas anak lebih banyak di rumah dibandingkan sekolah. Berikan contoh membaca di setiap ada kesempatan di rumah. Masa depan mereka ada di rumah, " ujar Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando saat menjadi keynote speaker Webinar Membentuk Generasi Literat Dimulai Dari Keluarga, pada Rabu, (19/8).
Ada tiga aplikasi di Perpustakaan Nasional yang bisa dimanfaatkan melalui gawai. Pertama, Indonesia OneSearch (IOS) yakni interoperabilitas yang menghubungkan ketersediaan sumber daya koleksi dari berbagai jenis perpustakaan di Indonesia. Kedua, e-khastara, yang berisikan koleksi naskah/manuskrip buah peradaban dan kejayaan budaya Indonesia di masa lalu. Dan ketiga, iPusnas yang memuat koleksi buku digital yang bisa di download dan dibaca full teks.
Orang tua bisa memberikan pemahaman kepada anak-anak bahwa mencari informasi melalui internet ibarat berselancar di gelombang yang penuh ketidakpastian. Sedangkan, mencari informasi melalui buku-buku bacaan mengajak manusia tidak hanya pandai secara tekstual tapi juga kontekstual.
"Jika anak-anak bisa memahami dengan baik apa yang dibacanya, maka mereka akan mampu berpikir kritis di sekolah. Nalar berpikirnya terbentuk. Cara pandangnya rasional. Penyelesaian yang diambil selalu tepat. Di sinilah andil para orang tua untuk mendampingi, menemani mereka dalam aktivitas literasi," tambah Syarif Bando.
Maka, penting untuk membuat semacam gerakan baca di rumah. Menghidupkan iklim literasi di keluarga. Menghadiahkan buku bacaan atas raihan prestasi anak sehingga mereka tidak mudah terpola oleh modernisasi yang kebablasan maupun penyajian informasi menyesatkan yang bisa berdampak pada pembentukan kualitas pikir dan skill mereka di masa depan.
"Membaca bukan hanya kewajiban individu atau keluarga tetapi merupakan investasi jangka panjang yang mampu mengubah peradaban dunia. Dan tatanan dunia akan berubah sesuai dengan kualitas sumber daya manusia, " pungkas Syarif Bando.
Â
Reporter : Hartoyo Darmawan
Fotografer : Rd Radityo