Pekanbaru, Riau - Talkshow Duta Baca Indonesia (DBI) kembali sukses digelar dengan meriah di Perpustakaan Soeman HS Provinsi Riau pada Senin, (13/3/2023).
Kegiatan yang merupakan hasil sinergi antara Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau dengan Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI ini dihadiri langsung oleh Wakil Gubernur Riau, Edy Natar Nasution dan Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando.
Wakil Gubernur Edy Natar Nasution menyampaikan, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 tentang Pemerintah Daerah, perpustakaan menjadi urusan wajib pemerintah daerah. Dan kiprah perpustakaan dalam pembangunan nasional saat ini menjadi perhatian seluruh pihak.
"Kami terus berupaya untuk meningkatkan minat baca khususnya di Provinsi Riau, dengan menghimbau kepala daerah kabupaten/kota serta OPD terkait untuk berkoordinasi meningkatkan literasi," ungkapnya.
Dia mengatakan, nilai indeks kegemaran membaca di Provinsi Riau pada tahun 2022, yakni 55,03 persen atau masuk dalam kategori sedang.
Pihaknya berharap nilai indeks kegemaran membaca dapat terus meningkat tiap tahunnya. Maka Pemprov Riau meminta kepada stakeholder terkait untuk berperan aktif dalam peningkatan literasi masyarakat di Provinsi Riau.
"Karena dengan literasi yang baik, akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," jelasnya.
Wakil Gubernur Edy menerangkan pihaknya juga sangat mendukung program perpustakaan berbasis inklusi sosial.
Menurutnya, program ini sejalan dengan arahan International Federation of Library Associations and Institutions (IFLA). Bahwa perpustakaan berbasis inklusi sosial merupakan perpustakaan yang memfasilitasi masyarakat dengan keberagaman budaya.
"Bangsa yang maju tidak hanya terlihat dari sumber daya alam yang melimpah, tetapi juga masyarakat yang literat dan aktif berperan pada kemajuan budaya baca," terangnya.
Sementara itu, dalam pidato kuncinya Kepala Perpusnas mengatakan bahwa saat ini literasi masih terfokus pada baca dan tulis.
Padahal, lanjutnya, literasi merupakan kedalaman pengetahuan seseorang terhadap suatu subjek ilmu pengetahuan yang diimplementasikan dengan inovasi dan kreativitas untuk memproduksi barang dan jasa yang berkualitas tinggi dan dapat dipakai untuk memenangkan persaingan global.
"Literasi tidak hanya sekadar mengenal huruf dan kata, baca dan tulis. Tetapi bagaimana seorang individu dapat menciptakan barang/jasa yang digunakan dalam kompetisi global, menjadi tingkat paling puncak literasi," lanjutnya.
Dalam sesi Talkshow yang mengusung tema “Membaca itu Sehat, Menulis itu Hebat”, Penulis Fakhrunnas MA Jabbar mengemukakan bahwa literasi terbukti dapat meningkatkan kesejahteraan. Menurutnya, dengan literasi dan sastra membuatnya dapat mengunjungi berbagai negara, seperti Perancis, Azerbaijan, dan daerah lainnya.
"Dengan literasi dan sastra, membuat saya sejahtera dan bahagia. Rugi orang yang tidak membaca, apalagi yang tidak menulis. Karena tulisan dan bacaan dapat mengubah hidup kita," ungkap penulis bergenre sastra ini.
Senada, Yuli Astuti seorang pengusaha jahe merah di Pekanbaru mengaku, berkat membaca buku di perpustakaan, dirinya mendapatkan ide untuk membuat inovasi produk jahe merah tinggal seduh.
"Saya membaca salah satu buku di perpustakaan, yakni Jahe Merah si Rimpang Ajaib. Dari membaca ini saya berinovasi untuk memproduksi jahe merah tinggal seduh," ungkap penerima manfaat transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial ini.
Dia mengatakan, omset yang didapatkan dari hasil usahanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehar-hari. Bahkan pada saat pandemi, Yuli dapat meraup omset hingga Rp 5 juta per bulan.
Duta Baca Indonesia Gol A Gong mengatakan, membaca mengantarkan seorang individu pada mimpi yang tak pernah diduga.
Ia membuktikan hebatnya membaca terhadap kehidupan pribadinya, mengantarkan karya-karyanya menuju layar lebar (Balada si Roy). “Membaca dan menulis dapat membuat kita berdaya, menghasilkan pendapatan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan hidup,” pungkas Gol A Gong.
Sementara itu, Plt. Kepala Pusat Analisis Perpustakaan dan Pengembangan Budaya Baca, Dewi Kartikasari mengatakan, kegiatan Talkshow Duta Baca Indonesia pada tahun 2023 ini telah terlaksana di tiga daerah dari total sebanyak 12 daerah. Dan pelaksanaan di Provinsi Riau ini merupakan yang ke-3.
"Kami mengapresiasi kegiatan ini dapat menjangkau wilayah di luar dari yang direncanakan dan dijadwalkan. Tentu saja ini merupakan wujud dari kolaborasi dan sinergi yang terjalin baik dengan seluruh mitra," katanya.
Dia juga mengatakan bahwa melalui kegiatan ini, masyarakat tidak hanya diajak untuk membaca tetapi juga dimotivasi untuk bisa menulis.
“Pepatah mengatakan jika kita ingin mengenal dunia maka membacalah dan jika kita ingin dikenal dunia maka menulislah,” pungkasnya.