Senayan, Jakarta - Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi memberikan piagam Â penghargaan kepada Perpustakaan Nasional RI atas prestasinya memberikan layanan publik dengan kualitas "baik" kepada masyarakat. Penghargaan diberikan oleh Deputi Bidang Pelayanan Publik Kementerian PANRB, Diah Natalisa, dan diterima oleh Kepala Pusat Jasa Perpustakaan dan informasi, Teguh Purwanto, Rabu (11/12) di Holding Room Kementerian PANRB.
Diah Natalisa menyampaikan bahwa indeks pelayanan publik Perpusnas tahun 2019 berada di angka 3,73 dari nilai maksimal 5 atau berada pada kategori â€œbaikâ€. â€œEvaluasi indeks layanan publik Perpustakaan Nasional saat ini sudah berada pada posisi baik, namun kami (Kemenpan RB) memberikan rekomendasi untuk peningkatan layanan publik Perpustakaan Nasional dari aspek kebijakan pelayanan, profesionalisme SDM, sarana dan prasarana, sistem informasi pelayanan publik, konsultasi dan pengaduan, serta menciptakan berbagai inovasi dalam meningkatkan layanan publik, â€ tambah Diah.
Evaluasi layanan publik tahun 2019 dilakukan di 51 Kementerian Lembaga yang ditetapkan berdasarkan berdasarkan Keputusan Menteri PANRB nomor 10 tahun 2019 tentang Penetapan Unit Penyelenggara Pelayanan Publik pada kementerian dan Lembaga sebagai lokasi evaluasi pelayanan publik tahun 2019. "Evaluasi pelayanan publik ini dilaksanakan pada bulan mei- oktober 2019 di 51 lembaga tersebut," ujar Diah.
Reporter/Fotografer : Raditya Purnama

Perpusnas Terima Penghargaan Pelayanan Publik

Badung, Bali - Pembentukan kelembagaan perpustakaan merupakan langkah strategis dalam memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap akses informasi dan pengetahuan.
 
Demikian disampaikan Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) Adin Bondar saat membuka Diskusi Terpumpun Penguatan Kelembagaan dan Persiapan Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Urusan Perpustakaan, Senin (21/10/2024).
 
Deputi menekankan pentingnya pembentukan OPD yang secara khusus menangani urusan perpustakaan di tiap daerah, sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan.
 
"Mengacu dari Undang-Undang tersebut, perpustakaan memiliki peran penting sebagai lembaga pemerintah yang memberikan layanan publik kepada masyarakat," ungkapnya.
 
Berdasarkan data Perpusnas tahun 2024, lanjutnya, sebanyak 33 dari 38 provinsi (86,84%) sudah memiliki dinas perpustakaan, sementara empat provinsi, termasuk Papua Barat Daya, Papua Pegunungan, Papua Selatan, dan Papua Tengah, masih belum membentuk kelembagaan perpustakaan. 
 
"Di tingkat kabupaten/kota, tercatat 495 dari 514 kabupaten/kota telah memiliki perpustakaan umum, dan 19 daerah yang belum membentuk kelembagaan tersebut," jelasnya.
 
Sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Nomor 3 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, lanjutnya, bahwa perpustakaan menjadi urusan konkuren yakni urusan wajib yang tidak berkaitan dengan Pelayanan dasar.
 
"Pemerintah pusat, melalui Surat Edaran Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia, terus mendorong pembentukan OPD yang melaksanakan urusan perpustakaan, khususnya di daerah-daerah yang belum memiliki kelembagaan perpustakaan yang mandiri," lanjutnya.
 
Deputi menegaskan&nbsp; perpustakaan memiliki peran penting sebagai tempat belajar sepanjang hayat, selain itu perpustakaan melalui Tingkat Kegemaran Membaca (TGM) dan literasi menjadi salah satu indikator kinerja kunci pemerintah.
 
Pada tahun 2023, TGM Indonesia mencapai angka 69,42 dan Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat mencapai 66,77, namun masih dalam kategori sedang.
 
"Artinya, capaian TGM dan IPLM masih pada kategori sedang, banyak faktor yang mempengaruhi, diantaranya kelembagaan perpustakaan, tenaga perpustakaan, Koleksi buku/bacaan belum merata," tegasnya.
 
Berdasarkan Data Perpusnas Tahun 2024, berikut wilayah yang belum memiliki kelembagaan perpustakaan:
 
Belum Memiliki Kelembagaan Perpustakaan (DOB)
 
1. Provinsi Papua Barat Daya
 
2. Provinsi Papua Pegunungan
 
3. Provinsi Papua Selatan
 
4. Provinsi Papua Tengah
 
Belum Sama Sekali dibentuk Kelembagaan (OPD) Perpustakaan:
 
1. Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah
 
2. Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur
 
3. Kabupaten Sorong selatan, Papua Barat
 
4. Kabupatten Tambrauw, Papua Barat
 
5. Kabupaten Halmahera Timur, Maluku Utara
6. Kabupaten Mamberamo Raya
7. Kabupaten Puncak
 
Perpustakaan Turun Kelembagaan:
 
1. Provinsi Bali
 
2. Kabupaten Bangli, Bali
 
3. Kabupaten Jembrana, Bali
 
4. Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat
 
5. Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara
 
6. Kabupaten Samosir, Sumatera Utara
 
7. Kabupaten Pasisir Barat, Lampng
8. Kabupaten Wajo Sulsel
 
9. Kabupaten Nabire, Papua Tengah
 
10. Kabupaten Biak Numfor, Papua
11. Kabupaten Asmat
 
Dinas Belum Mencantumkan Nomenklatur Perpustakaan
 
1. Dinas Kearsipan Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah
 
2. Dinas Arsip Kota Cimahi, Jawa Barat
 
3. Dinas Kearsipan Kabupaten Seram Bagian
 
&nbsp;
 
Reporter: Wara Merdeka
 
Dokumentasi: Ahmad Kemal

Penguatan Kelembagaan Perpustakaan Kunci Penting dalam Pemerataan Akses Informasi

Jakartaâ€”Para pegiat literasi melalui Pustaka Bergerak berhasil menciptakan kedekatan dengan bahan bacaan.
Tidak hanya itu, Pustaka Bergerak juga dinilai menjadi solusi di tengah kegersangan ide kreatif dan literasi untuk kesejahteraan. Kehadiran Pustaka Bergerak adalah upaya mendatangi masyarakat luas, khususnya di daerah yang memiliki keterbatasan akses informasi dan transportasi terbatas.
Para relawan literasi yang menggerakkan Pustaka Bergerak, menggunakan ide kreatifnya menggunakan beragam medium seperti perahu, kuda, gerobak, kereta, pedati, ojeg, motor, becak, bemo, ransel, sepeda, keranjang rotan, hingga noken, untuk menyalurkan bahan bacaan.
Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan, Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas), Deni Kurniadi, menyatakan hingga saat ini, telah terhimpun sebanyak 2.897 simpul pustaka dari Aceh hingga Papua.
â€œSecara sederhana, eksistensi Pustaka Bergerak adalah gerakan literasi yang menumbuhkan toleransi,â€ jelasnya dalam Pembukaan Pameran Pustaka Bergerak sekaligus talkshow dengan Penggerak Literasi Bicara: Berbagi Rasa Merdeka yang diselenggarakan secara virtual pada Selasa (16/8/2022).
Deputi Deni menegaskan, budaya literasi menjadi hal yang fundamental. Karena melalui literasi akan terwujud masyarakat berpengetahuan yang inovatif, kreatif dan berkarakter. â€œPenguasaan literasi yang mumpuni akan membantu manusia secara personal dan komunal dalam menghadapi perkembangan dunia yang semakin hari semakin complicated dan smart,â€ urainya.
Pendiri Pustaka Bergerak Indonesia, Nirwan Arsuka, menyebut, kolaborasi antara pihaknya dan Perpusnas, dimulai sejak 2016. Dia mengakui dukungan dan pendampingan yang diberikan dalam mendukung kegiatan para pegiat literasi di Pustaka Bergerak, sangatlah besar.
Dia berkisah, pada 2016, Perpusnas memberikan penghargaan Nugra Jasadarma Pustaloka untuk pegiat literasi. Tidak hanya itu, setiap tahunnya, para pegiat literasi di Pustaka Bergerak dapat berkumpul melalui rapat koordinasi nasional (rakornas) bidang perpustakaan. Pada 2017, Perpusnas memberikan bantuan motor perpustakaan keliling sebanyak 20 unit untuk para pegiat literasi.
Nirwan menjelaskan, sebagai bentuk terima kasih atas bantuan motor, pihaknya merangkum pengalaman para pegiat literasi dengan motornya, dalam bentuk buku. Beragam pengalaman dinarasikan, yang bergerak hingga ke kebun sawit dan menyeberang menggunakan perahu.
â€œBahwa apa yang dikelola oleh Perpusnas telah dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh para relawan dan telah memberikan dampak yang luas kepada anak-anak. Kepada para pembaca yang juga punya hak terhadap bacaan, tetapi selama ini masih kesulitan karena masalah akses,â€ urainya.
Kiprah Pustaka Bergerak sendiri tidak hanya dikenal di dalam negeri. Upaya para pegiat literasi berhasil menarik perhatian internasional. Pada November mendatang, Pustaka Bergerak akan mengikuti pameran seni rupa di Istanbul, Turki.
â€œJadi karena kreativitas relawan misalnya Pak Kinong yang menggunakan bemo yang dihias dengan ragam lokal, juga kawan-kawan lain yang menggunakan kekayaan lokal di tempatnya, ini dianggap oleh kawan-kawan seni rupa di dunia internasional sebagai cara lain untuk membuat seni menjadi makin relevan,â€ tuturnya.
Sementara itu, Duta Baca Kabupaten Jayapura, Hani Felle, melibatkan para pemuda/pemudi usia 15â€”35 tahun dalam kegiatan literasi. Dia berupaya agar gerakan literasi harus ada di setiap sudut kampung atau desa.
â€œMasyarakat ikut terlibat seperti kepala kampung atau kepala desa, tokoh pemerintah, tokoh gereja, semua melibatkan pergerakan-pergerakan yang saya lakukan di tengah-tengah masyarakat,â€ ujar Ketua Rumah Baca Onomi Niphi tersebut.
Reporter: Hanna Meinita
Fotografer: Ahmad Kemal Nasution

Penggerak Literasi Ciptakan Kedekatan dengan Bahan Bacaan

Jakarta - &nbsp;Perpustakaan Nasional (Perpusnas) menggelar sosialisasi Open Journal System (OJS) di Hotel Millennium, Jakarta&nbsp;pada hari Jumat, 16 Juni 2023. Acara tersebut bertujuan untuk memperkenalkan dan memfasilitasi penggunaan OJS dalam publikasi jurnal ilmiah, sebagai bagian dari komitmen Perpusnas dalam mendukung penelitian ilmiah dan akses terbuka terhadap pengetahuan ilmiah di Indonesia.
&nbsp;Perpusnas menyadari pentingnya akses terbuka terhadap penelitian ilmiah dan pertukaran pengetahuan di kalangan akademisi dan peneliti. Oleh karena itu, Perpusnas mengambil langkah penting dengan mendorong penggunaan OJS, platform sumber terbuka yang memungkinkan pengelolaan dan publikasi jurnal ilmiah secara efisien. OJS memungkinkan peneliti, editor, dan penerbit untuk melakukan proses editorial secara terpadu, mulai dari pengiriman naskah hingga publikasi akhir.
&nbsp;Dalam acara tersebut, peserta&nbsp;yang terdiri dari pustakwan dan pengelola jurnal ilmiah&nbsp;diberikan pemahaman mendalam tentang OJS, sebuah platform sumber terbuka yang memungkinkan pengelolaan dan publikasi jurnal ilmiah secara efisien. Para narasumber yang berasal dari Perkumpulan Relawan Jurnal, Dwi Fajar Saputra dan Imam Jauhari&nbsp;ini memberikan penjelasan mengenai fitur-fitur OJS&nbsp;khususnya OJS terbaru yang sudah memasuki versi 3, proses editorial yang terpadu, manajemen naskah, serta pentingnya akses terbuka dalam publikasi ilmiah.
Selama sosialisasi, peserta juga mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan narasumber yang dihadirkan.&nbsp;Mereka dapat mengajukan pertanyaan, berbagi pengalaman, dan mendapatkan bimbingan teknis terkait implementasi OJS di unit kerja&nbsp;masing-masing. Hal ini memberikan kesempatan bagi peserta untuk memperoleh pemahaman praktis tentang penerapan OJS dalam lingkungan kerja mereka.
&nbsp;Sebagai Penutup, Kepala Biro Hukum, Organisasi, Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat, Sri Marganingsih, mengatakan dalam sambutannya, "Acara sosialisasi OJS ini merupakan salah satu upaya nyata Perpustakaan Nasional dalam meningkatkan kualitas penelitian ilmiah di Indonesia.&rdquo;&nbsp;Maka melalui platform OJS, diharapkan&nbsp;dapat memperluas akses terhadap pengetahuan ilmiah dan memfasilitasi publikasi jurnal ilmiah secara efisien dan transparan&rdquo;
&nbsp;Melalui acara sosialisasi OJS kali ini, &nbsp;Perpusnas telah berhasil memperkenalkan dan memfasilitasi penggunaan Open Journal System dalam publikasi jurnal ilmiah di Indonesia&nbsp;khsusnya di lingkungan Perpusnas. Diharapkan, inisiatif ini akan mendorong peningkatan kualitas penelitian ilmiah dan akses terbuka terhadap pengetahuan di kalangan akademisi dan peneliti di seluruh negeri&nbsp;
Reporter: Fauzan Abdi
Fotografer : Andri

Perpusnas Dorong Kemajuan Penelitian Ilmiah melalui Open Journal System

Salemba, Jakarta - Pelantikan dalam sebuah jabatan bukan sebuah runitas melainkan sebuah seremoni sekali seumur hidup.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI, Muhammad Syarif Bando, saat memberi sambutan pada Pelantikan Pejabat Fungsional di lingkungan Perpusnas, Selasa (9/11/2021).
Lebih lanjut, Syarif Bando, menyampaikan ucapan selamat sekaligus berpesan kepada seluruh pejabat fungsional yang dilantik untuk tidak membuang waktu yang ada dan terus mengabdi kepada bangsa dan negara.
"Kita harus bekerja," ujarnya.
Menurut Syarif Bando, kemiskinan dilandasi oleh empat faktor yakni (1) penguasaan ilmu pengetahuan, (2) skill, inovasi, kreativitas, (3) akses terhadap permodalan, dan (4) culture (budaya malas). Dalam hal ini, Perpusnas mengambil bagian untuk mengisi konten positif yang memang dibutuhkan oleh masyarakat di media.
"Kita harus penuh inovasi dan kreativitas, mari berikan contoh yang baik," ajak Syarif Bando.
Kegiatan pelantikan yang berlangsung secara virtual ini dimaksudkan untuk mengisi formasi jabatan fungsional yang masih jauh dari jumlah yang diharapkan. Dengan harapan agar tugas-tugas pemerintahan dalam hal pelayanan publik tetap berjalan, terutama yang terkait dengan tugas dan fungsi Perpusnas.
Adapun Pejabat Struktural dan Fungsional yang dilantik kali ini sebanyak 14 (empat belas) orang yang terdiri dari:
<ol>
<li>Pustakawan Ahli Utama: 1 orang</li>
<li>Pustakawan Ahli Madya: 4 orang</li>
<li>Pustakawan Ahli Muda: 4 orang</li>
<li>Pranata Komputer Ahli Pertama: 4 orang</li>
<li>Auditor Ahli Muda: 1 orang</li>
</ol>
Â 
Reporter: Basma Sartika
Fotografer: Alfian Tarih Alfatih

Pelantikan Bukan Rutinitas, Namun Sekali Seumur Hidup

Medan Merdeka Selatan, Jakarta- Salah satu langkah yang dilakukan Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas) dalam menyediakan layanan di masa pandemi adalah dengan menyediakan berbagai perpustakaan digital. Hal tersebut juga sesuai dengan tagline Perpusnas Tahun 2022 â€œTransformasi Perpustakaan Untuk Mewujudkan Ekosistem Digital Nasionalâ€. 
Hal tersebut disampaikan Deputi Bidang Pengembanan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi Ofy Sofiana mengatakan perpustakaan digital ditawarkan kepada masyarakat untuk mempermudah akses perpustakaan dari rumah. Seperti iPusnas, Khastara, Indonesia One Search (IOS), dan e-Resources pada saat menerima kunjungan kerja rombongan DPRD Kota Tegal di Jakarta (26/1/2021).
â€œKami berharap dengan kunjungan yang dilakukan, ketika pulang membawa komitmen untuk terusÂ  membangun perpustakaan di Kota Tegal. Dan tentu saja Perpusnas siap membantu,â€ tegas Ofy.
Wakil Ketua DPRD Kota Tegal, Habib Ali Zaenal, selain dalam rangka belajar mengelola perpustakaan di masa pandemi dan hal-hal yang perlu dilakukan untuk meningkatkan minat baca masyarakat di Kota Tegal juga untuk mengetahui bantuan apa saja yang bisa dimanfaatkan daerah untuk peningkatan layanan perpustakaan.
â€œPerpustakaan di Kota Tegal namanya Mr. Besar Martokusumo. Sudah ada juga 4 MPK. Bahkan di perpustakaan kami menyediakan kitab kuning, sehingga para santri yang pulang ke tegal tetap bisa belajar dengan memanfaatkan koleksi kami,â€ terangnya.
Di sisi lain, Kepala Dinas Perpustakaan Kota Tegal menyebutkan yang menjadi masalah adalah ada banyak komunitas literasi di Kota Tegal membutuhkan bantuin koleksi buku untuk perpustakaan yang mereka dirikan. â€œPerpusda kami setiap minggu menerima proposal dari komunitas baca masyarakat untuk bantuan buku. Mereka dirikan TBM dengan koleksi seadanya. Ketika banyak yang memanfaatkan mereka minta ke Perpusda. Di Perpusda tidak ada anggarannya. Kami bermaksud untuk meninventaris komunitas yang ada. Jadi kami mohon diberikan bantuan dari perpusnas,â€ paparunya.
Ofy kemudia menjelaskan bahwa banyak bantuan yang bisa diberikan untuk perpustakaan komunitas. Selain itu juga ada DAK fisik bidang perpustakaan yang juga diberikan untuk daerah. Namun Ofy menegaskan, bantuan untuk daerah diberikan sebagai stimulant dengan harapan kedepannya daerah yang diberi bantuan bisa mandiri dan membangun perpustakaannya dari APBD nya sendiri.
Â 
Reporter: Eka Purniawati
Foto: Alfian

Berita

-

Pencarian

Berita Lainnya

Perpusnas Terima Penghargaan Pelayanan Publik

Penguatan Kelembagaan Perpustakaan Kunci Penting dalam Pemerataan Akses Informasi

Penggerak Literasi Ciptakan Kedekatan dengan Bahan Bacaan

Perpusnas Dorong Kemajuan Penelitian Ilmiah melalui Open Journal System

Pelantikan Bukan Rutinitas, Namun Sekali Seumur Hidup

DPRD Kota Tegal Kunjungi Perpustakaan Nasional