Membaca Memicu Daya Imajinasi

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Waingapu, Sumba Timur - Kebiasaan atau budaya membaca sangat berpengaruh terhadap kreativitas dan produktivitas serta kemajuan bangsa.

Demikian disampaikan Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Adin Bondar dalam Talkshow Duta Baca Indonesia Menyapa Sumba Timur dengan tema Membaca Memicu Daya Imajinasi: Aku Senang Membaca yang diselenggarakan secara hibrida pada Kamis, (25/5/2023).

"Tidak satupun negara di dunia ini yang kuat tanpa masyarakat memiliki kebiasaan membaca. Negara akan maju apabila masyarakatnya memiliki budaya membaca yang tinggi," ungkapnya.

Dia mengatakan, upaya pengembangan budaya baca harus dimulai dari keluarga. Bahkan ini dapat dilakukan sejak masa kehamilan.

"Para ibu bisa memulainya sejak kehamilan, di saat sel-sel otak janin berkembang pesat maka ibu dan ayah perlu melakukan stimulasi dengan membacakan buku agar janin itu merespon," katanya.

Selain itu, lanjut Deputi, dalam upaya mendorong masyarakat memiliki kegemaran membaca dan budaya literasi, juga diperlukan kolaborasi dan kerjasama. Namun sayangnya, masih banyak daerah yang belum memahami betul peranan perpustakaan, kegemaran membaca dan literasi sebagai hal yang esensial.

"Sehingga beberapa kebijakan di daerah tidak begitu berpihak. Oleh karena itu langkah-langkah strategis yang kita lakukan adalah melakukan kerjasama dan kolaborasi dengan seluruh pemerintah daerah," jelasnya.

Sebagai dukungan dalam meningkatkan minat baca di Kabupaten Sumba Timur, Perpusnas menyerahkan bantuan pojok baca digital (pocadi). Pocadi merupakan tempat membaca yang menyediakan koleksi buku cetak dan buku digital (e-book).

"Bantuan ini kami berikan agar anak-anak di Sumba Timur dapat memanfaatkan teknologi yang ada untuk mereka mengembangkan potensinya," imbuhnya.

Bupati Sumba Timur, Khristofel Praing menyampaikan, kondisi minat baca masyarakat Sumba Timur yang masih rendah mempengaruhi kualitas masyarakat Sumba Timur yang tidak dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi.

"Dampak buruknya, kemampuan masyarakat dalam menyaring dan menjaring informasi juga akan rendah dan akhirnya akan berdampak pada ketertinggalan masyarakat Sumba Timur," ungkapnya.

Oleh karena itu, lanjutnya, Bupati Sumba Timur mendorong Dinas Pendidikan dan pihak terkait untuk gencar mengkampanyekan gemar membaca sebagai salah satu gerakan literasi.

"Saya sangat mengharapkan agar kita dapat membiasakan mereka gemar membaca sejak usia dini. Membaca adalah sesuatu yang bermanfaat dan membuka masa depan mereka, serta dapat memberikan imajinasi pada anak-anak," lanjutnya.

Bupati Sumba Timur berharap adanya sinergi dan kolaborasi dari pemerintah pusat untuk mengembangkan budaya baca di Kabupaten Sumba Timur.

 

Bunda Literasi Kabupaten Sumba Timur Periode 2023-2024 Merliaty Simanjuntak yang dikukuhkan pada kesempatan yang sama mengatakan budaya masyarakat Sumba Timur adalah bertutur atau bercerita.

Sumba Timur sejak tahun 2007 telah berupaya mendokumentasikan cerita rakyatnya dalam bentuk buku bekerja sama dengan budayawan.

“Masyarakat Sumba Timur budayanya bercerita atau bertutur. Di Sumba Timur ini tidak ada aksara. Literasi di Sumba Timur ada pada cerita pada motif kain yang ditenun oleh masyarakat. Ini yang perlu dideskripsikan agar masyarakat luar mengerti budaya Sumba Timur,” terangnya.

Dirinya berharap melalui kolaborasi dengan pemerintah pusat akan terus ada pendampingan untuk bisa menarasikan budaya masyarakat Sumba Timur secara tertulis untuk mewujudkan masyarakat yang berkarakter kuat.

Melalui perannya sebagai penggerak PPK dan Bunda Literasi, Merliaty juga akan memotivasi masyarakat melalui pendekatan dasawisma atau kelompok terkecil di masyarakat.

“Kami dorong mereka untuk membuka sudut baca sehingga anak-anak bisa mendapatkan cerita dan pengetahuan disana. Dengan begitu anak-anak akan berkreativitas lewat informasi dari buku dan cerita,” imbuhnya.

Sebanyak 120 peserta didik tingkat Sekolah Dasar dan Taman Kanak-Kanak di Kabupaten Sumba Timur juga mengikuti dongeng bersama Pendongeng Sogi Indra Dhuaja.

Sogi mengajak orang tua untuk tidak takut memulai membacakan cerita untuk anak-anak mereka. Karena menurut Sogi membangun ikatan dengan anak bisa dilakukan melalui komunikasi salah satunya melalui bercerita.

“Jangan takut membacakan buku atau bercerita berulang. Bisa ditambahkan pengalaman kita juga untuk menjadi cerita menarik bagi anak. Sehingga bisa memicu daya imajinasi anak akan berkembang,” terangnya. Selain itu, memilih buku yang tepat dan sesuai usia juga merupakan hal penting menurut Sogi.

Duta Baca Indonesia, Heri Hendrayana  atau yang akrab disapa Gol A Gong menceritakan kehidupan masa kecilnya yang secara rutin mendengarkan dongeng dari sang Ibu. Gol A Gong merasa mendapatkan manfaat yang baik dalam membentuk karakter.

"Kalau di rumah itu budaya tutur yang diterapkan oleh ibu saya. Tanpa saya sadari dari apa yang disampaikan saya jadi belajar tentang akhlak, karakter," ungkapnya.

Tak hanya itu, penulis Balada Si Roy ini juga menyampaikan motivasi kepada anak-anak untuk selalu giat membaca. Dengan menjadikan membaca sebagai hobi maka seseorang akan menambah ilmu pengetahuan.

"Ketika saya membaca buku, saya dapat berimajinasi dan berkembang. Hingga hari ini dengan kebiasaan membaca buku, alhamdulillah saya dapat menulis buku," katanya.

Talkshow ini menjadi rangkaian pelaksanaan kegiatan Rakor Pemajuan Kebudayaan, Inovasi dan Kreativitas yang diselenggarakan oleh Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI dan bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Sumba Timur melalui Dinas Perpustakaan Kabupaten Sumba Timur.

 

Reporter: Wara/Eka P

Fotografer: Ahmad Kemal

PerpusnasPerpustakaan NasionalBuku TerbaruPerpusnas RIPerpustakaan Nasional Republik IndonesiaKoleksi Digital

Copyright 2022 © National Library Of Indonesia

Jumlah pengunjung