Ambon, Maluku - Membangun masyarakat yang literat membutuhkan upaya komprehensif dari berbagai pihak. Pentingnya kolaborasi antara keluarga, lingkungan desa, dan perpustakaan untuk mewujudkannya.
Hal ini disampaikan oleh Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) Adin Bondar dalam Peresmian Gedung Layanan Perpustakaan Kota Ambon pada Selasa (21/5/2024) di Hotel Grand Avira, Ambon, Maluku.
Sehubungan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020 - 2024, ia menekankan bahwa program prioritas Perpusnas adalah peningkatan budaya literasi. “Ada tiga hal yang harus dikuatkan. Pertama, pengembangan budaya baca sebagai perilaku, gimana caranya biar gaya hidup masyarakat itu membaca,” ujarnya.
Berbagai literatur yang dibaca olehnya, rupanya dapat dilakukan sejak dini. “Ketika bunda hamil, kalau dikenalkan dengan bacaan cerita, itu mampu sebagai stimulus perkembangan otak bayinya. Ketika balita, ia masuk masa golden age, perlu stimulasi bacaan buku supaya meningkatkan kualitas otaknya,” imbuhnya.
Ia menyadari hal tersebut tidak bisa instan, tetapi bisa disiapkan. “Oleh karena itu, orang tua harus jadi role model untuk anak. Jadi kalau anak menangis, jangan dikasih gadget, tapi buku. Nanti kami latih bagaimana membaca nyaring ke anak. Itulah pentingnya membaca,” tegasnya.
Ia menyambung yang kedua, pengembangan konten literasi, yang mana diperankan oleh para penulis, akademisi, dan guru mengenai bagaimana menciptakan atau membuat buku-buku menjadi dicintai anak-anak. Ketiga, peningkatan akses perpustakaan berbasis inklusi sosial.
“Dari Perpusnas, kami sudah mendorong Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS), di sana kami latih masyarakatnya agar mendapat pengetahuan dan usaha-usaha baru di perpustakaan desa/kelurahan dan Taman Bacaan Masyarakat (TBM),” tambahnya.
Deputi mengungkapkan belakangan ini Perpusnas menginisiasi program Gerakan Literasi Desa 2024 yang sudah dicanangkan oleh Wakil Presiden Ma’ruf Amin secara resmi pada 17 Mei 2024, bertepatan dengan HUT ke-44 Perpusnas.
“Ini yang akan kami kembangkan. Survei pemustaka juga menunjukkan dampak pemanfaatan perpustakaan desa sebanyak 85% pengunjung membaca di perpustakaan, 96% mengalami peningkatan minat baca, dan masih banyak lagi,” terangnya menampilkan data berupa dampak TPBIS sebagai bagian strategis terkait usaha mendorong desa yang maju.
Kemudian ia mengarahkan pegiat literasi untuk konsultasi dengan aparatur desa perihal peningkatan budaya literasi. “Jadi sudah ada kodifikasi untuk anggarannya. Supaya bisa membicarakan pemanfaatan anggaran desa dalam meningkatkan literasi desa-desa di Ambon,” tuturnya.
Konsepsi hadirnya perpustakaan bagi Deputi, untuk mencapai pembangunan yang inklusif, bertumpu pada peningkatan kualitas manusia guna setiap orang berhak mengakses pengetahuan dalam hidupnya. Sesuai dengan UU 43/2007 tentang perpustakaan.
Dengan Dana Alokasi Khusus (DAK) senilai 10 miliar, Deputi menjelaskan bahwa berdirinya gedung fasilitas Perpustakaan Kota Ambon tidak hanya jadi gedung yang megah. Namun menjadi instrumen yang sosial dan demokratis dalam rangka mendukung atau menjadi ruang kreativitas bagi masyarakat yang menjaga kecakapan hidupnya.
Deputi berharap dengan diresmikannya Perpustakaan Kota Ambon, dapat mengusung peradaban gemar membaca buku bagi masyarakatnya. “Tanpa buku, sastra diam, sains lumpuh, dan pemikiran macet. Jadi siapa yang mencintai buku, ia akan memiliki kehidupan yang baik. Mudah-mudahan masyarakat Ambon menjadi masyarakat yang literat, bahagia, dan makmur,” pungkasnya.
Turut mendampingi Deputi yakni Asisten Administrasi Umum Kota Ambon Robby Sapulette yang membuka kegiatan. Ia berharap terselenggaranya acara ini dapat menggerakkan masyarakat Ambon untuk menulis. “Saya berterima kasih kepada Perpusnas. Semoga dengan membaca, kami akan mengenal dunia lebih dekat. Dan dengan menulis, kami akan dikenal dunia lebih dekat,” pesannya.
Acara dilanjutkan dengan bincang-bincang Duta Baca Indonesia dengan tema "Membaca itu Sehat, Menulis itu Hebat". Dimoderatori oleh Duta Baca Indonesia Heri H Harris yang dikenal dengan nama panggung Gol A Gong. Lalu menghadirkan tiga narasumber, antara lain Pegiat Literasi Aritha Muhlisa, Ketua Forum Lingkar Pena Candra Henaulu, dan Penulis Buku Rudi Fofid.
Reporter: Alditta Khoirun Nisa