Medan Merdeka Selatan, Jakarta--Siapa yang tidak mengenal Slamet Rahardjo dan Mieke Wijaya dalam dunia perfilman nasional. Keduanya merupakan aktor dan aktris kelas wahid yang telah menyemarakkan kancah perfilman selama puluhan tahun. Berbagai peran telah mereka lakoni dengan apik. Ragam pujian dan penghargaan juga telah diraih. Pantas jika akhirnya Perpustakaan Nasional bersama Sinematek Indonesia (SI) mengabadikan karya-karya lawas dan peran kiprahnya membangun seni peran Tanah Air dalam wujud situs khusus tokoh perfilman Nasional pada laman web Perpustakaan Nasional. Launching web kedua aktor/aktris senior tersebut dilakukan di Ruang Teater Soekarman Perpusnas, Kamis, (13/9).
Hadir dalam peluncuran tersebut Deputi Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi Perpusnas Ofy Sofiana, Ketua Sinematek Indonesia Adi Surya Abdi, Ketua Yayasan Pusat Perfilman Haji Umar Ismail, Kepala Pusat Jasa dan Informasi Perpusnas Titiek Kismiyati, dan aktris Marcela Zalianty.
Deputi Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi Perpusnas Ofy Sofiana mengatakan bahwa perkembangan teknologi informasi memang telah merambah ke berbagai akses tatanan masyarakat. Masyarakat dimudahkan dengan hal itu. Kemudahan itu juga yang diberikan Perpustakaan Nasional demi memenuhi kebutuhan informasi pemustaka. Jika kebutuhan pemustaka terpenuhi, akan timbul kepuasan pemustaka dalam memanfaatkan perpustakaan. "Peluncuran situs web tokoh perfilman nasional adalah salah satu bentuk kemudahan dalam layanan informasi yang diberikan Perpustakaan Nasional kepada pemustaka," imbuhnya.
Perpustakaan Nasional, lanjut Ofy Sofiana, salah satunya fungsinya adalah sebagai pusat rujukan. Fungsi rujukan tersebut yang mengharuskan Perpusnas membuat terobosan atau inovasi layanan dalam bentuk multi media. Situs web tokoh perfilman nasional maupun situs-situs dengan tema-tema tertentu adalah salah satu bentuk inovasi yang dilakukan sejak satu dasawarsa terakhir. Akibat kemajuan Iptek, masyarakat sudah melek terhadap dunia digital sehingga pemahaman literasi digital juga dibutuhkan. Hingga kini Perpusnas telah membuat sedikitnya 65 portal khusus dan mendigitalkan 29 judul film nasional. "Kedua aktor senior, Slamet Rahardjo dan Mieke Wijaya merupakan tokoh ke 21 dan 22 yang dibuatkan lamannya dan menjadi bagian dari situs tokoh perfilman nasional,  jelas Kepala Otomasi dan Kerjasama Perpusnas Wiratna Tritawirasta.
Slamet Rahardjo adalah pria kelahiran Serang, 21 Januari 1949. Memiliki nama kecil Memet, Slamet Rahardjo memulai karirnya di bidang teater dan bergabung dalam Teater Populer bersama maestro Teguh Karya. Puluhan film telah dilakoni kakak kandung dari Eross Djarot, dan berbagai penghargaan Piala Citra telah didapatkan. Film-film lawas seperti Badai Pasti Berlalu, Rembulan dan Matahari, Pasir Berbisik, Tjut Nyak Dien, dan Marsinah, adalah sekian dari banyak judul film yang diperankan.
Di masa jayanya, pada era 1970-1980an, Slamet adalah magnet penonton. Hampir semua film yang ia bintangi dan sutradarai menjadi box office. Slamet memulai semuanya ketika film nasional sedang booming. Banyak peran sudah dimainkan, mulai dari mantan narapidana, laki-laki miskin jatuh cinta pada perempuan kaya, kapten Belanda, gangster, hingga pahlawan nasional. Tapi jumlah itu sebenarnya jauh lebih sedikit dibandingkan tawaran yang ia terima. "Saya orang yang bandel, enggak mau main film sembarangan. Ketika saya baca dan tidak sesuai, saya batalkan," katanya saat menjadi narasumber 'Pengabdian Seni Peran Setelah 73 Tahun Indonesia Merdeka', bersamaan dengan peluncuran situs tokoh film dirinya.Â
Tidak lengkap membicarakan film-film lawas tanpa menyertakan nama Mieke Wijaya didalamnya. Pada masanya, istri dari mendiang aktor "Si Pitung" Dicky Zulkarnaen begitu terkenal. Mieke Wijaya merintis karis di dunia hiburan Tanah Air sejak tahun 1950-an. Ratusan judul film dan sinetron pernah dibintangi ibu dari aktris sekaligus mantan penyanyi Nia Zulkarnaen. Peran yang acap dibawakan Mieke Wijaya adalah peran antagonis.Â
Pembuatan situs tokoh perfilman nasional bertujuan untuk mengurangi akses kesenjangan informasi bagi masyarakat dan pemustaka. Pengemasan ulang karya-karya dalam bentuk digital adalah salah satu bentuk pelestarian terhadap sineas dan dunia perfilman Tanah Air. Situs web dokumentasi perfilman merupakan bagian dari situs resmi Perpusnas dan merupakan bagian dari pelayanan, khususnya layanan digital.Â
Kandungan informasi dalam situs web dokumentasi perfilman Indonesia memuat konten bibliografi, direktori tentang insan perfilman, lembaga perfilman, web perfilman, dan rumah produksi, filmografi yang berisi kumpulan data-data/informasi film yang diproduksi di Indonesia, kronika (kumpulan catatan mengenai peristiwa yang berkaitan dengan perfilman Indonesia dari hari ke hari), cuplikan film, serta kliping yang terdiri dari kliping artikel dan resensi.
Â
Reportase : Hartoyo Darmawan
Â