Palembang, Sumatera Selatan - Virus membaca bisa ditularkan melalui literasi gerakan literasi digital. Kecakapan dalam menggunakan teknologi, terutama gawai, bukan sekadar mampu membaca informasi yang terkandung di dalamnya. Karena literasi tidak hanya mampu membaca dan menulis.
“Banyak orang salah kaprah, padahal literasi itu mengolah informasi untuk keterampilan hidup. Karenanya, literasi digital adalah kemampuan kita mengolah informasi dan menggunakannya untuk meningkatkan kualitas hidup,†jelas Najwa Shihab.
Hal ini disampaikan Najwa dalam talkshow “Gerakan Literasi Digital Provinsi Sumatera Selatan†yang diselenggarakan di OPI Mal Jakabaring, Palembang, Sumatera Selatan, pada Jumat (13/12/2019). Hadir sebagai narasumber talkshow Duta Baca Indonesia, Najwa Shihab, Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpustakaan Nasional Woro Titi Haryanti, Duta Literasi Sumsel Percha Leanpuri, dan Kepala Dinas Perpustakaan Daerah Provinsi Sumsel Mislena. Turut hadir dalam acara ini, Asisten III Administrasi Dan Umum Setda Sumsel Edwar Juliartha.
Saat ini, melalui program Perpustakaan Nasional yang bertajuk transformasi layanan perpustakaan berbasis inklusi sosial, wajah perpustakaan daerah sudah mengalami perubahan. Perpustakaan bisa menjadi pusat pengetahuan masyarakat dan berketerampilan. Karenanya Najwa Shihab berharap perpustakaan daerah menjadi ruang terbuka untuk masyarakat dan bukan sekadar menara gading milik pemerintah.
“Perpustakaan harus jadi taman imajinasi agar orang bisa bertemu dengan tokoh besar, perpustakaan harus terbuka, karenanya perpustakaan harus menjadi ruang diskusi, fun, dibuat menarik, ajak mahasiswa, ajak pegiat literasi yang aktif menggelar acara untuk mencintai anak mencintai literasi. Jangan jadikan perpustakaan sebagai milik negara dan gunakan teknologi informasi yang ada untuk mendekat ke masyarakat,†urai pendiri Narasi TV ini kepada para peserta yang merupakan pelajar.
Deputi Woro mengapresiasi kebijakan Pemerintah Provinsi Sumsel Sumsel yang mendorong pengembangan literasi dan pemasyarakatan minat baca. Program transformasi layanan perpustakaan berbasis inklusi sosial sudah direplikasi oleh banyak perpustakaan desa/kelurahan di Sumsel, pojok baca, dan bantuan mobil perpustakaan keliling.
Dengan adanya fasilitas yang lengkap tersebut, menjadi tugas perpustakaan daerah untuk mengajak masyarakat memanfaatkan perpustakaan. “Sekarang semua ada, tapi kalau tidak dimanfaatkan bagaimana? Kalau mereka tidak bisa datang ke perpustakaan, ya perpustakaan yang mendatangi mereka dengan mobil perpustakaan keliling. Karenanya, ayo manfaatkan perpustakaan,†imbau Deputi Woro.
Sementara itu, Percha Leanpuri menyatakan pada 2020, Pemprov Sumsel melalui perpustakaan daerah akan membangun perpustakaan yang modern dan lengkap. Selain itu, akan dibangun ratusan pojok baca untuk mengimbangi perpustakaan desa yang belum berjalan maksimal. "Pojok baca akan disinkronkan dengan program Dinas Komunikasi dan Informatika yakni internet desa, jadi pojok baca akan akan disandingkan internet desa,†ungkap anggota DPR ini.
Politikus muda ini menjelaskan banyak membaca merupakan cara untuk meraih cita-cita. Dia mengaku setelah membaca satu buku, semakin cinta kepada dunia politik. Untuk menumbuhkan minat baca di kalangan anak muda, Percha mengajak kaum muda untuk membaca buku dan mempunyai cita-cita. “Kalau kita berangkat dari cita-cita, maka akan tumbuh semangat untuk mengejar itu. Kita akan berusaha mendapatkan pengetahuan dan kemampuan sesuai yang diinginkan," jelasnya.
Setelah talkshow, para narasumber meresmikan Pojok Baca Corner OPI Mal Jakabaring. Pojok baca dilengkapi dengan ruang baca, koleksi buku yang menarik, serta lokasinya tepat di pintu masuk utama.
Reporter: Hanna Meinita/Agus Djoko
Fotografer: Arwan Subakti