Jakartaâ€”Para perempuan Indonesia didorong untuk berani mengambil peluang dan menjalaninya dengan baik. Harus dipahami bahwa kesempatan baik harus dimanfaatkan karena tidak terjadi dua kali. Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menyatakan untuk mencapai kesuksesan, perempuan harus menjalani semua tahapan kehidupan dengan baik.
â€œJadi kalau bicara tentang sebetulnya apa yang kita dapat hari ini, itu tergantung dari seluruh tahapan hidup kita sejak awal. Dari sejak kita mengenyam pendidikan kemudian masuk ke dunia kerja tentunya. Nah saya sendiri memilih untuk menjadi perempuan yang mandiri karena memiliki role model yang paling utama adalah ibu saya,â€ jelasnya saat menjadi narasumber dalam talk show peringatan Hari Kartini bertema â€œCerita Sukses Perempuan Indonesia Menggapai Citaâ€.
Kegiatan ini digelar secara hybrid dan diselenggarakan oleh Paguyuban Pimpinan Tinggi Madya Perempuan Indonesia bekerja sama dengan Perpustakaan Nasional (Perpusnas) di teater Gedung Fasilitas Layanan Perpustakaan Nasional, pada Jumat (23/4/2021).
Nicke berkisah saat menempuh pendidikan di bangku kuliah, dirinya mengalami tantangan dari lingkungan sekitar. Sebagai perempuan yang berasal dari kota kecil, Tasikmalaya, dia mengaku tidak banyak perempuan yang menempuh pendidikan kuliah. Apalagi dia kuliah Teknik Industri di Institut Teknologi Bandung yang saat itu sebagian besar mahasiswanya laki-laki.
â€œIni menuntut kita untuk melakukan penyesuaian di dalam keseharian kita tentunya. Dan pada masa itu saya melihat begitu banyak hal yang bisa dipelajari hal-hal baru yang bisa kita pelajari yang nantinya tentu ini menjadi bekal menjadi perempuan yang tangguh, yang bisa bersaing dengan seluruh laki-laki,â€ tambahnya.Â 
Dia berkisah, pernah menjalani karier di bank pada saat kuliah, hingga setelah lulus bekerja di dunia konstruksi yang berpindah dari satu proyek ke proyek lain. Dia menjalaninya di dalam hingga luar negeri. â€œIntinya yang ingin saya sampaikan di sini, jangan membatasi diri kita sebagai perempuan karena di dunia apapun di bidang pekerjaan apapun yang kita pilih, di lokasi mana pun itu berada, kita mampu. Nah jadi saya ingin menyampaikan bahwa tidak ada keberhasilan yang instan, semuanya harus kita rencanakan melalui tahapan mulai waktu dan melalui keberanian tentunya,â€ urai perempuan yang menjabat sejak 2018 tersebut.
Nicke menekankan, para perempuan jangan khawatir dengan tantangan. Menurutnya, tantangan merupakan peluang untuk belajar. Dari situlah, para perempuan bisa belajar untuk menjadi pemimpin. Sebagai pemimpin, perempuan harus bisa membangun rasa percaya dari seluruh tim.
Dan perempuan, jelasnya, memiliki kelebihan karena bisa memimpin dengan tegas tapi juga dengan kelembutan dan empati. â€œKarena pemimpin yang paling efektif adalah memberikan contoh. Cakupan bisnis Pertamina ini luar biasa dari hulu ke hilir dan kemampuan untuk belajar suatu hal yang baru secara holistik secara terintegrasi ini menjadi tantangan yang harus saya buktikan, bahwa walaupun bukan berasal dari background oil and gas, tetapi sebagai pemimpin harus memahami setidaknya bagaimana setiap tahapan ini bisa berpengaruh memperkuat bisnis Pertamina ke depan,â€ pungkasnya.
Reporter: Hanna Meinita
Fotografer: Ahmad Kemal Nasution

Perempuan Harus Berani Memanfaatkan Peluang

Salemba, Jakarta &ndash; Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) kembali melaksanakan pengawasan kearsipan internal pada 2023. Kegiatan yang telah rutin diadakan sejak 2021 ini bertujuan untuk menilai penyelenggaraan kearsipan serta tingkat kemajuan atau perkembangan tindak lanjut yang dilaksanakan oleh unit pengolah.
Harapannya dengan penyelenggaraan kearsipan yang baik, akuntabilitas akan meningkat, keterbukaan informasi lebih terjamin, aset negara dapat terjaga melalui bukti autentik, dan terwujudnya penyelamatan arsip statis untuk memori koleksi bangsa.
Kegiatan yang bertajuk Ekspose Hasil Pengawasan Kearsipan Internal Tahun 2023 digelar di Ruang Aula Gedung Perpusnas Salemba, Senin (6/11/2023).
Pada kesempatan ini diketahui bahwa dari pengawasan kearsipan internal yang berlangsung pada 9 Maret &ndash; 15 Juni 2023, dari 17 (tujuh belas) Unit Pengolah Kearsipan terdapat 5 (lima) Unit Pengolah Kearsipan Terbaik dan 5 (lima) Arsiparis Terbaik.
Sekretaris Utama, Ofy Sofiana dalam arahannya menyampaikan apresiasi kepada para penerima penghargaan terbaik. Dia mengatakan penilaian tersebut bukanlah hasil akhir melainkan pemicu dan pemacu untuk lebih meningkatkan pengelolaan arsip agar menjadi lebih baik ke depannya.
&ldquo;Tata kelola yang efisien dan efektif tentu akan membawa dampak positif bagi suatu unit kerja. Begitu pun dengan yang terjadi di negara, pengelolaan arsip menjadi salah satu tugas untuk memastikan arsip negara dapat terlindungi dan terselamatkan untuk kepentingan negara, pemerintahan, layanan publik, dan kesejahteraan rakyat,&rdquo; jelasnya.
Selain itu Ofy juga mengingatkan beberapa kinerja yang harus dipertahankan dan ditingkatkan dalam melakukan pengelolaan arsip antara lain menyerahkan arsip inaktif secara berkala kepada Biro Sumber Daya Manusia dan Umum, menyampaikan daftar arsip aktif setiap 6 (enam) bulan sekali, mengelola arsip sentral file di masing-masing unit pengolah, mengimpelementasikan penggunaan Srikandi pada seluruh unit pengolah secara massif, mengoptimalisasi pelaksanaan tugas dan fungsi unit kearsipan, dan menyediakan sarana dan prasarana kearsipan sesuai peraturan perundang-undangan.
Berikut ialah 5 (lima) Unit Pengolah Kearsipan Terbaik dan 5 (lima) Arsiparis Terbaik:
Terbaik 1 &ndash; Direktorat Deposit dan Pengembangan Koleksi Perpustakaan (Arsiparis: Yuni Sulistya)
Terbaik 2 &ndash; Pusat Jasa Informasi Perpustakaan dan Pengelolaan Naskah Nusantara (Arsiparis: Desti Antarani)
Terbaik 3 &ndash; Biro Sumber Daya Manusia dan Umum (Arsiparis: Sugeng Riyadi)
Terbaik 4 &ndash; Pusat Pengembangan Perpustakaan Sekolah/Madrasah dan Perguruan Tinggi (Arsiparis: Ratna Galih)
Terbaik 5 &ndash; Biro Hukum, Organisasi, Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat (Arsiparis: Yeni Arista)
&nbsp;
Reporter: Basma Sartika
 Fotografer: Alfiyan Tarih Alfatih

Ekspose Hasil Pengawasan Kearsipan Internal Tahun 2023

Salemba, Jakarta-Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) melakukan Sosialisasi Sistem Kerja untuk Penyederhanaan Birokrasi yang telah diatur dalam Permenpan RB Nomor 7 tahun 2022 pada Rabu (21/2/2024).
Kepala Biro Hukum, Organisasi, Kerja Sama dan Humas (HOKH) Sri Marganingsih menyampaikan bahwa Perpusnas telah melakukan penyesuaian jabatan pada tahun 2020 dan telah dikeluarkan Peraturan Perpustakaan Nasional nomor 4 tahun 2020 tentang Sistem Organisasi dan Tata Kelola.
&ldquo;Sebelum reorganisasi, lingkungan Perpustakaan Nasional beserta dua Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang terkait memiliki total 71 jabatan. Setelah proses penyederhanaan struktur organisasi, jumlah jabatan di lingkungan Perpustakaan Nasional menjadi 48. Pada tahap penyederhanaan ini, terjadi pengurangan pada eselon III sebanyak 25 jabatan dan pada eselon IV sebanyak 24 jabatan. Dengan demikian, jumlah jabatan sebelum direorganisasi hanya sebanyak 23 jabatan,&rdquo; jelasnya.
Selain itu, dia menambahkan bahwa terjadi penambahan jabatan pada Subbag Tata Usaha di Pusat Data dan Informasi (Pusdatin), Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat), dan Pusat Pembinaan Pustakawan Tata Usaha. Penambahan ini melibatkan penyesuaian dan penambahan pada dua UPT yang berada dalam lingkungan Perpustakaan Nasional. Implementasi penyederhanaan tersebut dilakukan pada awal tahun 2020.
Pada kesempatan yang sama, Analis Kebijakan Madya dari Kementerian PANRB Nanik Wulandari menjelaskan bahwa penyederhanaan birokrasi merupakan bagian dari pelaksanaan reformasi birokrasi dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang efektif dan efisien dengan mengoptimalkan pemanfaatan sistem pemerintah berbasis elektronik.&nbsp;
Nanik menambahkan ruang lingkup penyederhanaan birokrasi terdiri dari tiga hal yaitu transformasi organisasi, transformasi SDM aparatur, dan transformasi sistem kerja.
&ldquo;Terkait dengan mekanisme kerja sebelumnya ada level-level, koordinator dan subkoordinator. Setelah dikeluarkan Permenpan tentang Penyederhanaan Birokrasi, sudah tidak dikenal lagi istilah koordinator dan subkoordinator. Sekarang lebih mengedepankan pada kerja tim,&rdquo; tambahnya.
&nbsp;
Reporter: Endah Purwanti

Sosialisasi Sistem Kerja untuk Penyederhanaan Birokrasi

Salemba, Jakarta - Perpustakaan Nasional RI menggelar lomba Perpustakaan Desa/Kelurahan Terbaik dan Perpustakaan SLTA/Madrasah Terbaik Tingkat Nasional Tahun 2020. Sebanyak tiga perpustakaan desa/kelurahan terpilih menjadi juara pertama dari klaster A, B, dan C dan satu perpustakaan SLTA/madrasah terpilih menjadi yang terbaik. Juara pertama Klaster A diraih perpustakaan â€œHarapan Bangsaâ€ dari Berau, Kalimantan Timur, Klaster B perpustakaan â€œGembiraâ€ dari Bombana, Sulawesi Tenggara, Klaster C diraih perpustakaan â€œUlul Albabâ€ Desa Mentibar, Sambas, Kalimantan Barat. Sementara juara pertama lomba perpustakaan SLTA/madrasah tingkat nasional diraih perpustakaan Amarta (SMAN 1 Bantul) dari DI Yogyakarta.
Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando menyatakan lomba ini bertujuan menggerakkan perpustakaan di Indonesia untuk menunjukkan eksistensi dan perannya. â€œDan yang paling penting, apresiasi dari pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten/kota terhadap sekolah-sekolah dan desa-desa yang ikut dalam lomba ini,â€ jelas Syarif Bando saat pengumuman lomba Perpustakaan Desa/Kelurahan Terbaik dan Perpustakaan SLTA/Madrasah Terbaik Tingkat Nasional Tahun 2020 yang digelar secara daring di Jakarta, pada Selasa (20/10/2020).
Syarif Bando menjelaskan masih banyak kepala desa yang ragu menggunakan alokasi dana desa untuk membangun perpustakaan. Dia menegaskan, hal ini seharusnya tidak menjadi kendala karena Memorandum of Understanding (MoU) dan Kerjasama antara Perpusnas dengan Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi menyatakan kegiatan-kegiatan yang dapat dibiayai dengan alokasi dana desa untuk pembangunan kualitas sumber daya manusia.
Lomba diharapkan menjadi motivasi bagi daerah lain yang belum menjadi pemenang. â€œKami yakin dan percaya di tahun mendatang, kehadiran perpustakaan dan perhatian masyarakat terhadap perpustakaan, semakin baik,â€ ujarnya.
Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda mengapresiasi penyelenggaraan lomba. Menurutnya, lomba ini merupakan bagian dari komitmen yang didorong Komisi X DPR RI untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam gerakan literasi nasional. Anggota dewan dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa ini menegaskan keberadaan perpustakaan di desa/kelurahan di Indonesia adalah ujung tombak gerakan literasi di Indonesia. Karenanya Komisi X DPR RI mengapresiasi desa yang sudah mengalokasikan anggarannya untuk membangun, mengembangkan, dan mengurus dengan baik perpustakaan.
Huda menambahkan, ke depan, penguatan literasi melalui perpustakaan sekolah semakin dibutuhkan eksistensinya. â€œSetahun atau dua tahun yang akan datang, perubahan sistem pendidikan nasional kita juga mengarahkan gerakan literasi dan numerasi menjadi prioritas program sistem pendidikan kita. Karena itu penguatan gerakan literasi melalui perpustakaan di sekolah-sekolah menjadi kebutuhan yang semakin relevan di masa akan datang,â€ tuturnya.
Lomba Perpustakaan Desa/Kelurahan Terbaik dan Perpustakaan SLTA/Madrasah Terbaik Tingkat Nasional Tahun 2020 diikuti perpustakaan terpilih dari seleksi yang dilakukan di provinsi di Indonesia. Dalam laporannya, Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpusnas Deni Kurniadi menyatakan pelaksanaan Lomba Perpustakaan Umum Terbaik (Desa/Kelurahan) pada tahun 2020 dibagi menjadi tiga kelompok yaitu Klaster A, Klaster B dan Klaster C yang pengelompokannya berdasarkan klasifikasi status daerah provinsi berdasarkan ketentuan dari Kementerian Desa PDTT. Masing-masing klaster diambil Juara I, II, III, serta Juara Harapan I, II, dan III. Hal sama berlaku untuk penentuan pemenang lomba perpustakaan SLTA/madrasah terbaik tingkat nasional. Juara I mendapatkan uang pembinaan Rp 25 juta, juara II mendapatkan Rp 20 juta, dan juara III mendapatkan 18 juta. Sementara juara harapan I hingga III berturut-turut mendapatkan Rp 18 juta, 15 juta, dan 12 juta.
Komponen penilaian lomba meliputi enam pilar pembangunan perpustakan yaitu SDM, koleksi, layanan/pendayagunaan dan kerjasama, sarana prasarana, penyelenggaraan, pengelolaan perpustakaan termasuk di dalamnya inovasi dan kreativitas perpustakaan, serta kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat.
Lomba dilaksanakan sesuai dengan kondisi pandemi Covid-19 dengan memperhatikan protokol kesehatan. Sehingga pelaksanaan visitasi lapangan dan penilaian akhir serta pengumuman hasil lomba, dilaksanakan secara daring.
Reporter: Hanna Meinita
Fotografer: Raden Radityo

Perpustakaan Nasional RI Memilih Perpustakaan Terbaik di Indonesia

Medan Merdeka Selatan, Jakartaâ€”Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando menerima kedatangan Kepala Pusat Sejarah Akademi Militer Magelang Letnan Kolonel Hendra Purwanasari pada Senin, (31/8). Secara khusus Letkol Hendra mengajukan permohonan bantuan pengadaan rak dan koleksi perpustakaan Akmil Magelang.
Menanggapi permohonan tersebut, Kepala Perpusnas menggaransi bantuan yang dimintakan Akmil dan akan diakomodir pada 2021 mengingat di tahun ini anggaran Perpusnas sebanyak 40% dipangkas untuk penanggulangan pandemi Covid-19. Â Â 
â€œKami akan alokasikan bantuan buku, rak dan sejumlah unit komputer untuk perpustakaan Akmil Magelang di tahun depan,â€ ujar Kepala Perpusnas.
Di samping itu, Perpusnas juga akan menyiapkan tim untuk membenahi server yang diberikan Perpusnas beberapa tahun lalu. â€œMasih belum sempat digunakan dikarenakan tiadanya staf perpustakaan atau prajurit yang bisa mengoperasikan,â€ imbuh Letkol Hendra. Â 
Â 
Reporter : Hartoyo Darmawan
Fotografer : Ahmad Kemal

Akmil Magelang Ajukan Bantuan Pengadaan Perpustakaan

Jakartaâ€”Proklamator Kemerdekaan Indonesia, Bung Hatta, memiliki tradisi membaca yang kuat. Kecintaannya kepada buku dan membaca menjadikan Bung Hatta sebagai sosok dengan kekokohan keilmuan.
Dosen IAIN Bukittinggi, Silfia Hanani, menyatakan pemikiran Bung Hatta mengenai negara tentang bangsa berkemajuan, salah satunya adalah jaminan pendidikan yang berkualitas. Dia menyebut, pemikiran Bung Hatta lahir melalui data, teori, dan fakta yang matang. Menurutnya, hal ini diperoleh Bung Hatta melalui pendidikan tinggi yang ditempuhnya hingga ke Belanda. Pemikiran tersebut digunakan untuk kepentingan kemajuan bangsa.
â€œBung Hatta itu kalau kita lihat tidak hanya suka dengan ekonomi baca, tetapi juga membaca buku politik, membaca buku sastra, ini luar biasa. Seorang tokoh bangsa yang luar biasa. Jadi ada kekokohan keilmuan yang dipelihara oleh Bung Hatta melalui tradisi hidupnya sebagai pembaca, sebagai orang yang memiliki kekuatan literasi,â€ ujarnya dalam webinar â€œPemikiran dan Keteladanan Bung Hattaâ€ yang diselenggarakan UPT Perpustakaan Proklamator Bung Hatta, pada Selasa (24/5/2022).
Penulis buku Bung Hatta dan Pendidikan Karakter ini menambahkan, saat ini, bangsa Indonesia seyogyanya meneladani pemikiran Bung Hatta. Semangat untuk melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas harus melalui pendidikan. Bung Hatta, disebutnya, selama di Belanda tidak hanya berkutat dengan dunia akademik. Dia juga memikirkan nasib bangsa Indonesia ke depan, yang mana pemikirannya mengenai kebangsaan dan kemandirian ekonomi semakin matang.
â€œPulang dari Belanda apa yang dikerjakan Bung Hatta? Apakah dia berbisnis? No. Apakah masuk totalitas secara politik? No. Tapi mengajarkan bangsanya untuk memiliki pengetahuan, seorang yang memiliki integritas sebagai seorang bangsa itu adalah orang yang terdidik, itu adalah bangsa yang menunjukkan ke depannya bangsa yang maju,â€ urainya.
Dia menambahkan, pemikiran Bung Hatta mengenai bangsa maju adalah antikolonial, mandiri secara ekonomi, kesatuan, antikorupsi, memiliki kedaulatan, dan pendidikan berkualitas.
Sementara itu, Wirnita Eska, dosen Universitas Bung Hatta, menambahkan Bung Hatta memiliki spektrum pemikiran dan kajian yang luas. Namun, pemikiran politik dan pemikiran ekonominya terlihat lebih menonjol. â€œPerhatian terhadap masalah pendidikan tidak kalah besarnya yang diberikan oleh Bung Hatta terhadap kita semua,â€ ungkapnya.
Dia menambahkan, Bung Hatta menyatakan bahwa rakyat berhak menerima pendidikan, baik dalam ilmu politik, masalah-masalah ekonomi dan sosial, supaya rakyat sadar atas hak dan harga dirinya. Pendidikan dibutuhkan karena akan memunculkan harga diri dan martabat.
Menukil dari Ahmad S. Fuady, Bung Hatta memandang pendidikan dengan mengutamakan akhlak, moral, dan karakter sebagai tujuan utama. Mengenai akhlak, dia menilai, Bung Hatta memiliki sikap dan perilaku hidup keseharian yang selaras antara kata dan perbuatan. Sikapnya selalu tegas dalam mempertahankan keputusan, dan tidak gegabah tetapi berani dan konsisten.
Secara moral, Bung Hatta memberikan teladan menghargai orang lain, bahkan terhadap orang kecil yang sering diremehkan, termasuk dengan orang-orang yang bekerja kepadanya. Dia menambahkan, harkat dan martabat akan timbul apabila kita menghargai orang lain dan diri sendiri.
Dia mencontohkan, saat dibuang di Boven Digoel, Papua, Bung Hatta pernah ditawari pilihan bekerja untuk pemerintahan kolonial dengan upah 40 sen sehari dan berpeluang dikirim pulang ke daerah asal atau menjadi buangan dengan menerima bahan makanan in natura dan tiada harapan dipulangkan ke daerah asal. Namun Bung Hatta menolak tawaran bekerja.
â€œBiasanya kita kebanyakan ya, ketika ada tawaran begitu, pasti memikirkan diri sendiri dan lupa dengan harkat dan martabat. Akan meng-ok-kan dan itu banyak terjadi di mana-mana dan kita banyak tahu dengan kemajuan teknologi sekarang yang sangat mengekspos,â€ tukasnya.
Secara fisik, Bung Hatta tidak melakukan pemberontakan. Namun hal ini dilakukan melalui pemikiran, dan hal inilah yang dicemaskan oleh Belanda. Bung Hatta peduli kepada rakyat kecil dan ini yang mendorong Bung Hatta untuk mempelopori gerakan koperasi yang prinsipnya memperbaiki nasib golongan miskin dan kelompok ekonomi lemah.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bukittinggi, Melfi Abra, mengungkapkan membaca merupakan budaya dalam keluarga Bung Hatta. Dikaitkan dengan masa kini, membaca yang merupakan salah satu unsur literasi dasar, menjadi hal yang patut diteladani dari Bung Hatta. Bung Hatta, menurutnya, dengan literasi yang dikuasai mampu menjadi tokoh bangsa.
â€œBayangkan seandainya generasi kita memakai literasi dasar itu secara maksimal, apa yang akan terjadi nanti Indonesia emas, 100 tahun Indonesia merdeka? Kita rawat warisan beliau, maka bayangkan seperti apa bangsa kita kalau berhasil,â€ jelasnya.
Sementara itu, Kepala UPT Perpustakaan Proklamator Bung Hatta, Nur Karim, mengungkapkan webinar diselenggarakan dalam rangka peringatan HUT ke-42 Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas). UPT Perpustakaan Proklamator Bung Hatta yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Perpusnas, mengambil bagian yang tidak kalah pentingnya dalam menumbuhkan kegemaran membaca dan meningkatkan literasi masyarakat.
â€œUPT Perpustakaan Proklamator Bung Hatta diresmikan pada 21 September 2006 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Setelah terbitnya Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional No. 2 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Proklamator Bung Hatta, maka pada tahun 2013 dimulai babak baru pelaksanaan tugas dan wewenang UPT Perpustakaan Proklamator Bung Hatta,â€ pungkasnya.
Reporter: Hanna Meinita

Bung Hatta, Hidupkan Tradisi sebagai Pembaca

Salemba, Jakarta&ndash;Kepala Perpustakaan Nasional RI Syarif Bando melantik Ketua Forum Perpustakaan Umum Indonesia Tinia Budiati dan Jajaran Pengurus periode 2016-2019 di Ruang Auditorium Perpusnas Salemba, Jumat, (3/2).
Syarif Bando menjelaskan bahwa implikasi dari UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang implikasinya bahwa Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah naik tingkat menjadi Dinas yang merupakan suatu langkah maju dan upaya perjuangan bersama baik melalui Forum Perpustakaan Umum Indonesia maupun institusi kelembagaan yang ingin mengupayakan status kelembagaan perpustakaan umum semakin baik. Syarif juga mengucapkan selamat bertugas kepada seluruh pengurus dimana tantangan yang semakin berat juga harus lebih ditingkatkan lagi kinerjanya.
&nbsp;
Reportase: Arwan Subakti

Berita

Pelantikan Pengurus Forum Perpustakaan Umum Indonesia Periode 2016-2019