Denpasar, Bali – Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI mendukung penuh upaya Pemerintah Kota Denpasar dalam meningkatkan indeks literasi masyarakat.
Salah satunya dengan penyediaan berbagai buku ilmu terapan untuk memandu masyarakat terutama generasi milenial dalam meningkatkan kesejahteraannya.
Demikian disampaikan Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando pada pembukaan Talkshow Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat untuk Kesejahteraan di Kota Denpasar dengan tema 'Literasi Berbasis Budaya', di Ruang Taksu Gedung Dharma Negara Alaya, Selasa (18/10/2022).
"Kami mengapresiasi atas komitmen Pemerintah Kota Denpasar karena literasi dimaknai dengan kemampuan memproduksi barang dan jasa. Seperti yang disampaikan Bapak Presiden Joko Widodo agar membelanjakan APBN, APBD untuk produksi lokal. Sehingga ini dapat memberi kontribusi pada pertumbuhan perekonomian kita," ungkap Syarif.
Syarif Bando menjelaskan, setiap individu membutuhkan literasi dari berbagai bidang. Jadi peningkatan literasi bukan hanya tugas Perpusnas saja tetapi seluruh komponen bangsa.
Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara menyampaikan, melalui kegiatan ini menjadi suatu motivasi untuk mewujdukan standarisasi indeks literasi di Kota Denpasar.
Lebih lanjut Wali Kota menjelaskan, sebagaimana yang diungkapkan oleh salah satu pujangga sastarawan Ida Pedanda Made Sidemen dalam buku Geguritan Selampah Laku memiliki pesan agar menanamkan diri dengan ilmu pengetahuan.
"Literasi menjadi suatu kebutuhan yang penting dalam kehidupan kita. Jika ingin hidup bermanfaat maka budaya literasi menjadi solusi dalam setiap kegiatan," terangnya.
Pada kesempatan yang sama, Wali Kota Denpasar mengukuhkan Ni Sagung Made Antari Agustini sebagai Bunda Literasi Kota Denpasar. Sekaligus meluncurkan layanan Perpustakaan Digital Jnana Yasa yang dapat diakses melalui laman pustakajaya.denpasarkota.go.id.
Sementara itu, Dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Prof I Wayan Dibia mengatakan, kesenian menjadi salah satu potensi literasi budaya andalan kesenian. Kesenian meliputi seni pertunjukan, seni rupa, seni karawitan, seni rupa dan kriya.
"Dalam penyajiannya seni pertunjukan banyak didukung oleh unsur-unsur seni penunjang. Jika disajikan dengan baik dan benar, dapat merangsang para pemirsa untuk membaca dan menulis," katanya.
Menurutnya, banyaknya pelanggaran-pelanggaran terhadap nilai budaya adalah akibat rendahnya literasi budaya masyarakat.
Plt Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan, Deni Kurniadi menjelaskan, perpustakaan berkontribusi besar dalam membangun masyarakat berpengetahuan untuk menumbuhkan tradisi dan budaya baca di dalam masyarakat.
"Perpustakaan berfungsi sebagai pusat kebudayaan. Di perpustakaan dapat dilaksanakan kegiatan seni lainnya, sehingga perpustakaan akan lengkap ketika memenuhi kebutuhan masyarakat," jelasnya.
Reportase: Wara Merdeka
Fotografer: Ahmad Kemal/ Hanna Meinita