Medan Merdeka Selatan, Jakarta – Perpustakaan Nasional RI memiliki potensi untuk meningkatkan citra positif Indonesia di Tiongkok. Perpustakaan sebagai gudang ilmu pengetahuan, dinilai bisa membantu meningkatkan pengertian yang lebih baik mengenai bangsa Indonesia di Tiongkok. Dan ini bisa diwujudkan melalui jalinan kerja sama antara Perpustakaan Nasional dan Perpustakaan Nasional Tiongkok.
Konsul Jenderal RI di Shanghai Siti Nugraha Mauludiah menyebutkan jalinan kerja sama bisa dituangkan dalam bentuk Momerandum of Understanding (MoU) di antara kedua lembaga tersebut. “Tiongkok merupakan negara dengan budaya baca yang cukup tinggi. Kami melihat ada potensi besar dalam hal kerja sama antara Perpustakaan Nasional Indonesia dengan Perpustakaan Nasional Tiongkok. Buku-buku tentang Indonesia atau yang ditulis orang Indonesia, bisa disimpan dalam perpustakaan. Sehingga banyak orang yang bisa membaca dan melihat. Melalui bacaan tersebut, persepsi rakyat Tiongkok terhadap rakyat Indonesia akan mengalami perubahan menjadi lebih baik,” jelas Siti Nugraha saat berkunjung ke Perpustakaan Nasional, Jakarta, Rabu (21/2).
Lebih lanjut, wanita yang biasa dipanggil Nining tersebut menyatakan persepsi positif mengenai Indonesia di Tiongkok berdampak ke hubungan ekonomi. Salah satunya meningkatkan penjualan produk Indonesia di negara dengan jumlah penduduk 1,3 miliar jiwa tersebut. Dalam kunjungannya, Konsul Jenderal ini diterima oleh Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando, Deputi Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi Ofy Sofiana, dan Deputi Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Woro Titi Haryanti.
Menurutnya, peluang ini bisa dijajaki karena saat ini pemerintah Negeri Tirai Bambu sudah terbuka menjalin kerja sama dengan mitra dari negara sahabat. Ini momentum yang bisa dimanfaatkan Indonesia untuk menjalin hubungan yang lebih baik antara kedua negara.
Kepala Perpusnas Syarif Bando menyambut baik usulan kerja sama ini. Perpusnas menganggap Tiongkok sebagai negara besar dengan kekuatan ekonomi baru di dunia. Syarif menyebutkan bukti mengenai hal ini. “Ibu bisa melihat di pintu masuk Gedung Perpustakaan Nasional, ada tulisan Perpustakaan Nasional dalam bahasa Indonesia dan berbagai bahasa. Salah satu yang tertulis di situ dalam bahasa Mandarin. Saya rasa kita bisa mengatakan bahwa Tiongkok adalah mitra yang baik,” jelasnya.
Dia menambahkan, perpustakaan bisa menjadi komunikator untuk menyaring informasi negatif. Apalagi, Tiongkok merupakan salah satu negara dengan kondisi pasca literasi. “Saya rasa sangat pantas kami belajar dari Tiongkok. Jadi ada tawaran seperti ini, kami sangat beruntung,” tuturnya. Syarif berharap kesepakatan bisa dijalin dalam waktu dekat.
Siti Nugraha menyebut, MoU dengan Perpustakaan Nasional Tiongkok diharapkan bisa menjadi payung untuk menjalin kerja sama secara teknis dengan perpustakaan universitas di negara tersebut. Secara informal, Konjen RI di Shanghai sudah menggandeng mahasiswa-mahasiswa untuk menjajaki peluang ini di perpustakaan universitas masing-masing.
Pemerintahan Tiongkok menganut sistem satu komando. Kalau dari pemerintah pusat menyatakan A, maka ke bawahnya semua A. Jika ada Indonesia corner tentunya akan lebih bagus. "Saya belum pernah melihat ada Indonesia corner di universitas yang ada di wilayah kerja kami (Shanghai), itu akan menjadi salah satu target kami,” ungkapnya. Selain itu, kata Siti Nugraha, kerja sama ini diharapkan bisa meningkatkan persepsi masyarakat Indonesia terhadap Tiongkok. “Jadi two way traffic. Sehingga ada better mutual understanding,” tambahnya.
Sementara itu, Woro Titi menyebut penjajakan antara Perpustakaan Nasional dan Perpustakaan Nasional Tiongkok sebelumnya pernah terjadi. Namun masih ada yang perlu dicermati dalam penjajakan tersebut. “Tapi embrio untuk kerja sama sudah ada. Tinggal aspek-aspek apa saja yang perlu dibahas agar seimbang keuntungannya,” pungkas Woro.
Setelah pertemuan, Siti Nugraha yang didampingi Konsul Penerangan Sosial Budaya KJRI di Shanghai Braviono A. Adilaksono berkunjung ke lantai tujuh, lantai 24, dan Gedung Benda Cagar Budaya yang memamerkan koleksi naskah kuno Perpusnas. Saat melihat ke Gedung BCG, Siti Nugraha mengaku terkesan dengan koleksi yang impresif dan edukatif. Kunjungan diakhiri dengan foto bersama.
Reportase: Hanna Meinita