Kebon Sirih, Jakarta—Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Riset dan Pendidikan Tinggi, M. Nasir, Kepala Perpustakaan Nasional, Muh. Syarif Bando, dan Gubernur DKI Jakarta, Djarot Siaful Hidayat, meresmikan gedung fasilitas layanan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia di kawasan Jalan Merdeka Selatan, Jakarta. Gedung yang terdiri atas 24 lantai tersebut disebut-sebut sebagai gedung tertinggi di dunia untuk kategori perpustakaan.
“Saya ingin menginformasikan sekali lagi mengenai Perpustakaan Nasional ini. Dulunya hanya tiga lantai, tidak ada yang mau datang ke sini. Sekarang 27 lantai ditambah basement. Jadi tidak kaget kalau gedung Perpustakaan Nasional ini tertinggi di dunia untuk gedung perpustakaan,” ujar Presiden saat memberikan sambutan pada Kamis, (14/9).
Gedung fasilitas layanan tersebut didirikan di atas lahan seluas 11.975 meter persegi dengan luas bangunan 50.917 meter persegi memakan waktu pembangunan hampir tiga tahun. Tidak hanya sekadar megah, pembangunan gedung Perpustakaan Nasional ini merupakan sebuah perwujudan dalam menyongsong masa depan.
“Ketika saya mendapatkan laporan bahwa akan ada acara peresmian gedung Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, saat itu juga saya sampaikan bahwa saya mau datang. Saya ingin melihat langsung bagaimana Perpustakaan Nasional Republik Indonesia ini mempersiapkan diri untuk masa depan. Ini persiapan diri untuk masa depan karena sudah digagas Presiden Soekarno 65 tahun lalu, baru kita kerjakan pada saat ini,” Jokowi menceritakan.
Masa depan yang dimaksud Presiden ialah berbicara soal meningkatkan minat baca kepada anak-anak Indonesia. Apalagi anak-anak masa kini, yang biasa disebut dengan generasi milenial, memiliki pola pikir yang jauh berbeda bila dibandingkan dengan generasi-generasi sebelumnya. Oleh karenanya, dibutuhkan pendekatan-pendekatan dan pemanfaatan teknologi informasi untuk menjangkau mereka. Sebab, sekarang ini memang sudah seharusnya terobosan-terobosan digital diperkenalkan.
“Semua hal berkembang dengan cara yang tidak diduga, inovasinya cepat sekali. Kalau kita tidak ikut berubah, ya ditinggal. Jadi saya senang sekali Perpustakaan Nasional sekarang sudah mulai pengembangan serba digital. Bahkan dilengkapi dengan e-resources, e-books, e-journal dan lainnya,” tuturnya.
Dalam sambutannya itu, Kepala Negara juga memastikan bahwa pengembangan perpustakaan di daerah-daerah dalam rangka meningkatkan minat baca masyarakat, akan dilakukan dengan anggaran yang berasal dari dana daerah. “Tadi sudah disampaikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengenai dana desa untuk perpustakaan, akan saya urus masalah ini,” ucapnya.
Selain itu, Presiden Joko Widodo juga menginstruksikan Menteri Riset dan Pendidikan Tinggi untuk mengumpulkan jurnal-jurnal internasional dari seluruh perguruan tinggi di Indonesia di Perpustakaan Nasional. Hal ini dimaksudkan agar pencarian informasi jurnal-jurnal tersebut dapat dilakukan dengan mudah bila terintegrasi.
“Nantinya untuk jurnal internasional seluruh perguruan tinggi akan dipusatkan di Perpustakaan Nasional ini. Kita hitung itu lebih efisien, jangan sendiri-sendiri. Sekarang kalau semuanya terintegrasi seperti itu menjadi mudah,” kata Presiden.
Presiden berpesan agar Perpustakaan Nasional tidak merasa puas dengan apa yang sudah ada. Ia meminta agar terus dilakukan inovasi-inovasi terkini yang sesuai dengan perkembangan zaman untuk semakin meningkatkan pelayanan literasi kepada masyarakat.
“Jangan cepat merasa puas dengan peresmian ini karena yang namanya inovasi digital itu perkembangannya setiap saat selalu ada perubahan. Perhatikan dan pelajari bagaimana orang mengkonsumsi buku dan tulisan lalu sesuaikan layanan Perpustakaan Nasional dengan tren-tren terbaru yang ada,” pesannya.
Gedung fasilitas layanan perpustakaan dirancang dengan konsep Green Building dengan indeks konsumsi energi (IKE) 150 kwh/mm2 per tahun, dilengkapi dengan teknologi kabel jaringan data kategori 7 (CAT-7) serta perangkat jaringan aktif yang mampu mentransfer data sampai dengan 100 Gbps. Pembangunan gedung fasilitas layanan tersebut menggunakan anggaran multi years (2013-2016) yang menelan biaya Rp. 465.207.300.000.
Fasilitas layanan perpustakaan merupakan perpaduan layanan inklusif, diversifikasi layanan, berbasis komunitas yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Layanan inklusif didesain untuk melayani penyandang disabilitas dari segi sarana prasarana, koleksi, maupun ruangan khusus bagi disabilitas tuna netra.
Reading area anak-anak didesain secara apik, menarik dan colorful. Lukisan mural yang diambil dari cerita rakyat menghiasi pilar-pilar di area baca tersebut. Reading area anak-anak juga menyiapkan ruang khusus laktasi (menyusui) sehingga para ibu tidak perlu kuatir saat mendampingi buah hatinya bermain, membaca, bereksplorasi maupun berkreasi di panggung kreasi yang sangat kondusif bagi pengembangan literasinya. Sedangkan, bagi para pengunjung lansia diberikan pelayanan khusus, termasuk koleksi maupun petugas yang mendampinginya.
Fasilitas layanan Perpusnas dilengkapi data center koleksi dengan Teknologi Tier 3 dan telelift (system transportasi buku secara otomatis), ruang pameran (galeri), teater, aula berkapasitas 1.000 kursi, ruang telekonferensi, dan ruang-ruang diskusi yang dapat digunakan oleh para komunitas literasi.
Kartu anggota perpustakaan dikembangkan secara mutakhir berbasis radio frequency identification (RFID). Bahkan seluruh pengelolaan koleksi di setiap lantai menggunakan RFID. Penggunaan teknologi RFID sebagai sarana pengamanan dan inventori koleksi. Fasilitas layanan perpustakaan juga memberikan kemudahan bagi pemustaka yang ingin meminjam buku untuk dibawa pulang dengan limit waktu tertentu (open access).
Perpustakaan tidak dapat dipisahkan dari peradaban manusia, karena perpustakaan merupakan produk dari peradaban manusia. Keberadaan perpustakaan adalah keniscayaan dalam kemajuan peradaban dan kebudayaan umat manusia. Gedung fasilitas layanan tersebut diharapkan mampu menjadi daya dorong percepatan program-program mencerdaskan bangsa dan memposisikan Perpustakaan Nasional sebagai perpustakaan yang dibanggakan masyarakat Indonesia dan diperhitungkan di mata internasional.
Berikut Direktori tiap lantai Fasilitas Layanan Perpustakaan :
Lantai 1 : Lobby Utama
Lantai 2 : Ruang Layanan Keanggotaan Perpustakaan dan Ruang Teater,
Lantai 3 : Zona Promosi Budaya Baca,
Lantai 4 : Ruang Pameran Koleksi Perpustakaan,
Lantai 5 : Ruang Pustakawan ,
Lantai 6 : Data Center ,
Lantai 7 : Layanan Anak, Lansia Dan Disabilitas,
Lantai 8 : Layanan Audiovisual,
Lantai 9 : Layanan Naskah Nusantara,
Lantai 10 : Layanan Deposit,
Lantai 11 : Monograf Tertutup,
Lantai 12 : Ruang Baca Pemustaka,
Lantai 13 : Layanan Repositori Terbitan Karya Indonesia,
Lantai 14 : Layanan Koleksi Buku Langka,
Lantai 15 : Layanan Referens,
Lantai 16 : Layanan Koleksi Foto, Peta Dan Lukisan,
Lantai 17 – 18 : Kantor Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia,
Lantai 19 : Layanan Multi Media,
Lantai 20 : Layanan Koleksi Berkala Mutakhir dan Bidang Ilmu Perpustakaan,
Lantai 21-22 : Layanan Monograf Terbuka,
Lantai 23 : Layanan Koleksi Bangsa-bangsa di Dunia Dan Majalah Terjilid,
Lantai 24 : Layanan Koleksi Budaya Nusantara, Eksekutif Lounge dan Ruang Penerimaan Tamu Mancanegara
Reportase : Hartoyo Darmawan