Medan Merdeka Selatan, Jakarta - Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) digagas oleh Pemerintah Indonesia melalui Perpustakaan Nasional (Perpusnas) pada 2018. 
 
Melalui tindakan nyata dan kemitraan yang terjalin, TPBIS menjadi wujud komitmen Indonesia terhadap pembangunan global dan berkesempatan untuk diperluas menjadi bagian dari Kerja Sama Selatan-Selatan dan Triangular (KSST), berkat Colombo Plan.
 
Demikian disampaikan oleh Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Tri Tharyat pada pembukaan Program Berbagi Pengetahuan tentang TPBIS (Knowledge Sharing Program on Social Inclusion-Based Library Transformation (SILT)) di Ruang Auditorium Lt. 2 Gedung Fasilitas Layanan Perpusnas, Senin (13/11/2023).
 
&ldquo;Program ini bertujuan untuk memfasilitasi pertukaran pengetahuan antara Indonesia dan negara-negara anggota Colombo Plan lainnya dalam melakukan transformasi perpustakaan umum menjadi ruang inklusif,&rdquo; ujarnya.
 
Lebih lanjut, Tri juga mengatakan bahwa melalui KSST, Indonesia memiliki peluang untuk memperkuat TPBIS sebagai sebuah program prioritas nasional yang dapat dijangkau dan diharapkan bermanfaat bagi sesama negara anggota Colombo Plan.
 
&ldquo;Bersama, kita akan mengubah perpustakaan umum dari sekadar tempat membaca buku menjadi tempat yang memberdayakan masyarakat sekitarnya,&rdquo; ajaknya. 
 
Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Colombo, Sri Lanka merangkap Republik Maladewa, Dewi Gustina Tobing menambahkan bahwa pada program ini Indonesia akan membagikan pengalaman dan pengetahuan kepada negara-negara anggota Colombo Plan lainnya tentang TPBIS.
 
&ldquo;Program ini dapat memperkuat hubungan antar sesama negara anggota dan mendorong cara-cara inovatif untuk menyelesaikan permasalahan yang dimiliki para negara anggota Colombo Plan,&rdquo; ucapnya.
 
Menurut Dewi, Indonesia sangat mementingkan KSST karena sejalan dengan Konstitusi Nasional yang mengamanatkan Indonesia untuk memelihara ketertiban dunia berdasarkan nilai kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial, serta memainkan peran sentral dalam kerangka agenda pembangunan berkelanjutan 2030.
 
&ldquo;KSST adalah bagian integral dari diplomasi Indonesia dan Colombo Plan telah menjadi mitra yang sangat berharga di Dunia Selatan,&rdquo; ungkapnya. &nbsp;
 
Kepala Biro Kerja Sama Teknik Luar Negeri Kementerian Sekretariat Negara Noviyanti menekankan bahwa Indonesia, sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024, terus berkomitmen kuat terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Program TPBIS, sebagai bagian dari upaya strategis tersebut, merupakan kemitraan antara Perpusnas dan pemerintah daerah di berbagai tingkat.
 
&ldquo;Tujuannya adalah meningkatkan peran perpustakaan dalam meningkatkan kualitas hidup pemustaka. Inisiatif ini telah berhasil mengubah perpustakaan umum menjadi ruang komunal yang memberikan solusi bagi kepentingan masyarakat,&rdquo; katanya.
 
Noviyanti mengajak peserta pelatihan untuk memanfaatkan kesempatan ini untuk lebih memahami efektivitas pelaksanaan program TPBIS, meneliti kebijakan dan pedoman struktural yang mendukung transformasi perpustakaan.
 
"Program inklusi sosial ini memiliki potensi luar biasa. Inklusi untuk perpustakaan bisa dikembangkan lebih lanjut, masih ada peluang yang bisa direplikasi di negara masing-masing, dan ini bisa menjadi suatu capaian secara global," tambahnya.
 
Sementara itu, Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando menyampaikan saat ini Perpusnas berkomitmen untuk membawa perpustakaan ke tingkat berikutnya dengan fokus pada inklusi sosial.
 
"Hari ini, kami berkomitmen untuk membawa perpustakaan ke tingkat berikutnya dengan fokus utama pada inklusi sosial," ujarnya.
 
Seiring dengan perkembangan zaman, lanjutnya, paradigma ekslusif dalam dunia perpustakaan dianggap sudah tidak relevan. Sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, perpustakaan memiliki peran vital dalam menyajikan pengetahuan kepada masyarakat.
 
"Perpustakaan harus menjadi pelangi pengetahuan bagi jutaan masyarakat di pedesaan," tambahnya.
 
Dia menjelaskan dalam menyediakan akses pengetahuan, Perpusnas telah menciptakan aplikasi digital BintangPusnas Edu yang berisikan lebih dari 60 juta buku, manuskrip, teritama untuk pembelajaran dari SD sampai perguruan tinggi. &ldquo;Melalui aplikasi mobile, Masyarakat dapat mengaksesnya tanpa biaya di mana saja, dari perangkat seperti ponsel, laptop,&rdquo; jelasnya.
 
Dalam upaya menjembatani kesenjangan antara daerah terpencil dan pusat pemerintahan, Kepala Perpusnas menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah bergabung dalam membantu masyarakat. "Kami berharap dukungan dari semua stakeholder, terutama pemerintah daerah, baik eksekutif, legislatif, maupun yudikatif," ungkapnya.
 
Dengan kehadiran peserta dari berbagai negara, Kepala Perpusnas menegaskan komitmennya untuk mempertahankan kunci keberhasilan manusia melalui transformasi perpustakaan.
 
&ldquo;Melalui kegiatan ini, diharapkan dapat memajukan perpustakaan sebagai sumber daya pengetahuan inklusif, menciptakan masyarakat yang berpengetahuan dan berkeadilan di berbagai lapisan masyarakat,&rdquo; harapnya.
 
Perlu diketahui, Program Berbagi Pengetahuan tentang TPBIS&nbsp; menghadirkan 18 peserta yakni 8 peserta berasal dari 6 negara anggota Colombo Plan (Laos, Malaysia, Nepal, Sri Lanka, Vietnam, dan Myanmar) dan 10 peserta lainnya yang terdiri dari perwakilan dari provinsi/kabupaten/kota di Indonesia.
 
Seluruh peserta akan dilibatkan dalam pelaksanaan praktik baik berupa pelatihan dan visitasi ke perpustakaan Mutiara Rawa Binong, Kelurahan Lubang Buaya, Jakarta Timur untuk meninjau fasilitas perpustakaan dan mengunjungi bazar produk hasil binaan TPBIS. Ada pula kunjungan kebudayaan ke Taman Mini Indonesia Indah untuk memperkenalkan keanekaragaman kebudayaan Indonesia.
 
TPBIS merupakan kegiatan yang dilaksanakan Perpusnas dengan melibatkan pemerintah daerah (provinsi/kabupaten/kabupaten/desa) untuk mengembangkan fungsi dan peran perpustakaan dalam memberikan layanan, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat pengguna perpustakaan. Melalui TPBIS, perpustakaan umum diharapkan mampu menjadi ruang terbuka bagi masyarakat dalam memperoleh solusi meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan.
 
Sejak dicanangkan sebagai program prioritas nasional pada 2018, program TPBIS dengan stimulan yang bersumber dari APBN melalui Perpusnas, hingga tahun 2022 telah diimplementasikan di 34 perpustakaan provinsi, 296 perpustakaan kabupaten/kota, dan 1.696 perpustakaan desa/kelurahan. Pada tahun 2023, sejumlah 450 perpustakaan desa/kelurahan menjadi mitra baru TPBIS. Hingga Februari 2023, TPBIS telah direplikasi di 1.205 desa/kelurahan di 26 provinsi dengan sumber anggaran APBD dan/atau sumber lain.
Reporter: Basma Sartika / Wara Merdeka
Dokumentasi: Aji Anwar/Andri TK/Prakas A

TPBIS Wujud Komitmen Indonesia Terhadap Pembangunan Global

Kaliurang, Yogyakarta - Â â€Dengan mencintai buku dan segala jenis literasi lainnya penduduk sebuah negara akan terbiasa berimajinasi dan memprediksi banyak halâ€. Demikian mengutip pernyataan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini seperti yang dimuat rubrik Klasika harian KOMPAS edisi 19 Maret 2018, pada sebuah artikel berjudul, â€Literasi, Literasi, Literasiâ€.
Pernyataan tersebut senafas dengan dilakukan para Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Klas II AYogyakarta yang tergabung dalam Komunitas Pecinta Buku Lapas atau biasa disebut KOPIKU PAS menyelenggarakan Pameran Literasi bertajuk â€œTinta di Balik Jeruji, Menulis Mimpiâ€, Kamis, (5/5).
Pameran Literasi yang dibuat warga binaan Lapas berisikan aneka aktifitas literasi seperti bedah buku, pidato kebudayaan pustaka bergerak, lapak baca, pameran karya tulis, poster, buku, hingga komik. Aktifitas literasi yang diinisiasi warga binaan akhirnya menjadi contoh habitus baru di Lapas yakni Menuju Lapas Percontohan Sadar Literasi.
Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kemenkumham Provinsi DIY Tedja Sukmana mengatakan kegiatan warga binaan pemasyarakatan layak mendapatkan apresiasi karena dengan terbangunnya kesadaran literasi khususnya di lingkungan warga binaan dan di kalangan Lapas pada umumnya sesuai dengan amanat konstitusi pada pembukaan Undang-undang Dasar 1945, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. â€œMenkumham pada peringatan Hari Dharma Karyadhika 2017 menegaskan pentingnya budaya literasi di lingkungan warga binaan dengan menyediakan fasilitas perpustakaan yang memadai sebagai wadah kreatifitas dan aktifitas membaca dan menulis warga binaan,â€ ucap Tedja.
Pada peringatan Hari Dharma Karyadhika 30 Oktober 2017 lalu, Menteri Hukum dan HAM juga telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan berbagai pihak, antara lain Perpustakaan Nasional, PT Pos Indonesia (Persero), Kompas Gramedia, komunitas Pustaka Bergerak, dan Forum Lingkar Pena (FLP) tentang peningkatan budaya membaca dan menulis bagi tahanan, anak, narapidana dan klien pemasyarakatan.
â€œKami bersyukur atas perhatian dan dukungan dari berbagai pihak yang berkomitmen mendukung Gerakan Literasi Penjara yang dirintis di Lapas Narkotika Yogyakarta ini,â€ imbuh Tedja. Warga Binaan diharapkan dapat menempatkan diri sebagai warga Negara yang sadar hak dan kewajibannya sehingga berperan secara aktif, produktif untuk ikut membangun masyarakat yang lebih baik.
Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando dalam kesempatan tersebut mengenalkan Perpustakaan Nasional sebagai institusi yang bertanggungjawab melaksanakan tugas pemerintahan di bidang perpustakaan. Sesuai amanat Undang-undang Perpustakaan semua pihak didorong untuk membangun taman bacaan atau rumah baca untuk menunjang pembudayaan gemar membaca.
Pada Undang-undang tersebut juga dikatakan bahwa gerakan nasional gemar membaca dilaksanakan pemerintah dengan melibatkan seluruh masyarakat. "Paradigma terhadap warga binaan harus berubah dan disesuaikan konteks saat ini. Warga binaan dapat berubah kehidupannya ke arah yang lebih baik dengan membaca buku yang menginspirasi dan memotivasi. Dengan demikian membaca buku dapat dijadikan acuan untuk memperoleh remisi," terang Muhammad Syarif.Â 
Â 
Reportase : Arwan Subakti

Lapas Nasrkotika Klas IIA Kaliurang Jadi Contoh Lapas Sadar Literasi Yogyakarta

Salemba, Jakarta &ndash; Perpustakaan Nasional (Perpusnas) mengemban tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi, bimbingan teknis, supervisi, dan evaluasi dan pelaporan di bidang analisis kebijakan perpustakaan dan pengembangan budaya baca yang diamanatkan pada Pusat Analisis Perpustakaan dan Pengembangan Budaya Baca (PAPBB). 
PAPBB sudah merencanakan beberapa kegiatan pembudayaan gemar membaca yang menghadirkan keluarga sebagai peserta dalam hal ini, orang tua dan anak.
Hal tersebut disampaikan oleh Dewi Kartikasari, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala PAPBB pada kegiatan apel yang berlangsung secara virtual, Senin (8/5/2023). 
Kegiatan perdana yang semula akan dilaksanakan pada tanggal 14 Mei, dikarenakan satu dan lain hal, diagendakan ulang pada Bulan Juni tanggal 10. Kegiatan berupa talkshow &ldquo;Membangun Literasi sejak Dini&rdquo; mengambil tema &ldquo;Pentingnya Gizi Kini, dan Nanti&rdquo;. 
&ldquo;Pengambilan tema tersebut, dikorelasikan dengan pentingnya kualitas asupan makanan yang diberikan sejak dini untuk tumbuh kembang anak tidak hanya dalam hal fisik tetapi juga kecerdasan dan kecerdasan ini yang pada akhirnya menjadi salah satu faktor pendukung terwujudnya Sumber Daya Manusia unggul menuju Indonesia Maju sebagaimana visi yang dicanangkan pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo.&rdquo; Terang Dewi. 
Kegiatan berikutnya, dengan konsep serupa namun dengan tema berbeda adalah Duta Baca Indonesia Menyapa Sumba Timur pada tanggal 25 Mei 2023 yang merupakan wujud peran serta Perpustakaan Nasional dalam program kegiatan kolaborasi yang diinisiasi oleh Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK). Peserta yang dihadirkan meliputi anak usia sekolah (pendidikan usia dini dan TK), guru, dan orang tua serta peserta dan undangan lainnya meliputi 18 Kementerian/Lembaga dan lainnya yang hadir secara daring.
&ldquo;Harapan dari pelaksanaan dua kegiatan yang melibatkan keluarga sebagai bagian terkecil dari masyarakat tersebut, dapat memotivasi kita semua yang juga merupakan bagian dari keluarga untuk turut serta mendukung dan menyukseskan kegiatan yang akan dilaksanakan mengingat upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, menjadi tugas setiap warga negara sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea ke-empat.&rdquo; Pungkas Dewi.
&nbsp;
Reporter : Noviani Maghfiroh
&nbsp;
&nbsp;
&nbsp;

Perpusnas Mendorong Pembudayaan Gemar Membaca Sejak Dini

Cheongju, Korea Selatan&mdash;Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) mendapatkan penghargaan UNESCO/Jikji Memory of the World (MoW) Prize edisi ke-10 tahun 2024.&nbsp;
 
Dalam Jikji Prize edisi ke-10 tahun 2024, Perpusnas menjadi lembaga kesepuluh yang mendapatkan anugerah ini sekaligus yang pertama dari Indonesia. Para juri menilai kontribusi luar biasa Perpusnas terhadap usaha pelestarian dan perluasan akses terhadap naskah Nusantara, melalui pelaksanaan program ekstensif dalam penyelamatan dan peningkatan akses warisan dokumenter selama dua dekade terakhir.
 
Hal ini dilakukan sejak lahirnya Undang-Undang No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, yang meliputi beragam kegiatan yakni advokasi, inventarisasi, akuisisi, preservasi, digitalisasi, peningkatan kapasitas SDM, hingga kajian dan diseminasi naskah Nusantara bagi berbagai kalangan.
 
Direktur Warisan Dokumenter UNESCO Fackson Banda menyampaikan Perpusnas berhasil meraih Jikji Prize setelah mengalahkan banyak negara. &ldquo;Perpusnas berhasil menjadi pemenang dari 49 nominator dari 49 negara,&rdquo; terangnya.
 
Penyerahan anugerah Jikji dilakukan Direktur Fackson Banda kepada pelaksana tugas (Plt.) Kepala Perpusnas E. Aminudin Aziz yang didampingi Ketua Kelompok Kerja Pengelolaan Naskah Nusantara Perpusnas Aditia Gunawan di Cheongju, Korea Selatan, pada Rabu (4/9/2024).
 
Dalam pidatonya, Plt. Kepala Perpusnas menyampaikan apresiasi yang mendalam kepada UNESCO dan Wali Kota Cheongju. &ldquo;Penghargaan ini merupakan kehormatan besar bagi kami, karena pekerjaan yang telah kami lakukan selama beberapa tahun terakhir dalam mengumpulkan, melestarikan, mengonservasi, dan menghadirkan warisan di Indonesia, diakui sebagai tak ternilai dan layak diapresiasi oleh UNESCO dan Kota Cheongju melalui penghargaan ini," ujarnya.
 
Dia menekankan penghargaan ini datang pada saat yang tepat, seiring dengan grand design baru yang telah disusun Perpusnas untuk beberapa tahun ke depan, yang menetapkan naskah Nusantara sebagai program prioritas.
 
&ldquo;Pengumuman nominasi ini sangat tepat waktunya bagi kami di Perpusnas, karena bertepatan dengan grand design baru yang telah kami tetapkan untuk mempromosikan dan menjadikan naskah Nusantara sebagai program prioritas,&rdquo; ungkapnya.
 
Untuk itu, Perpusnas memerlukan kolaborasi internasional, karena naskah Nusantara tidak hanya ditemukan di Indonesia tetapi juga menjadi koleksi perpustakaan internasional atau kolektor naskah pribadi.
 
&ldquo;Penghargaan ini menjadi titik awal untuk memperluas kerjasama internasional. Perpusnas telah memulai inisiatif untuk membangun jaringan global dengan perpustakaan di Inggris, Jerman, Prancis, Belanda, Rusia, Arab Saudi, dan Mesir,&rdquo; urainya.
 
Perpusnas, jelasnya, akan memanfaatkan kesempatan ini untuk memaksimalkan manfaat naskah kuno bagi publik. Ditambahkan, pentingnya menjaga nilai-nilai dari naskah kuno untuk diwariskan kepada generasi mendatang yang dapat dijadikan pelajaran untuk masa kini dan masa depan.
 
&ldquo;Oleh karena itu, kita bertanggung jawab untuk melestarikannya agar dapat dimanfaatkan oleh generasi berikutnya," harapnya.
 
Capaian Perpusnas yang digarisbawahi oleh dewan juri internasional adalah program-program penyebarluasan informasi naskah Nusantara bagi berbagai kalangan. Hingga 2023, Perpusnas telah menghasilkan sebanyak 710 buku yang berbasis naskah Nusantara, baik berupa alih aksara, alih bahasa, kajian dan saduran. Bahkan pada 2024, sebanyak 100 buku seri komik berbasis naskah akan diterbitkan.
 
Dewan juri internasional yang memberikan rekomendasi atas penghargaan ini juga mengakui dedikasi Perpusnas dalam pelestarian dan penyebaran informasi naskah Nusantara melalui berbagai program, termasuk festival naskah nasional, publikasi yang luas, serta inisiatif pendidikan untuk anak-anak dan pemuda.
 
Sementara itu, Direktur Jenderal UNESCO Audrey Azoulay mengucapkan selamat kepada Perpusnas atas raihan ini. Dia menyoroti pentingnya manuskrip sebagai jendela untuk memahami sejarah, budaya, dan pengalaman hidup masa lalu.
 
&ldquo;Upaya kolektif kita untuk meningkatkan pelestarian dan aksesibilitas terhadap warisan dokumenter harus terus berlanjut. Saya mengucapkan selamat kepada Perpusnas atas penghargaan yang layak diterima ini,&rdquo; ucapnya.
 
Jikji Prize disponsori oleh Pemerintah Kota Cheongju. Nama hadiah terinspirasi dari buku Jikji, sebuah kitab cetakan metal bergerak pertama yang diproduksi pada 1377 di Kota Cheongju. Kitab ini berisi tentang ajaran Buddhist yang telah didaftarkan sebagai Memory of the World pada 2001.
 
Jikji Prize adalah penghargaan yang diberikan oleh UNESCO kepada individu, institusi, atau lembaga swadaya masyarakat di negara anggota yang berkontribusi secara signifikan terhadap upaya pelestarian dan perluasan akses warisan dokumenter, termasuk naskah kuno.
 
Dimulai sejak 2004, Jikji Prize diselenggarakan setiap dua tahun. Tujuan utamanya adalah membangkitkan kesadaran tentang warisan dokumenter yang berharga bagi kemanusiaan. Hingga 2022, tercatat sembilan lembaga di dunia yang mendapat penghargaan ini.
 
Daftar pemenang UNESCO/Jikji Memory of the World Prize:
 
2005 &ndash; National Library of the Czech Republic
 
2007 &ndash; Phonogrammarchiv, Austrian Academy of Sciences
 
2009 &ndash; National Archives of Malaysia
 
2011 &ndash; National Archives of Australia
 
2013 &ndash; Apoyo al Desarrollo de Archivos y Bibliotecas (ADABI) (Mexico)
 
2016 &ndash; Iberarchivos Programme for the Development of Ibero-Ameran Archives
 
2018 &ndash; SAVAMA DCI (Mali)
 
2020 &ndash; Tuol Sleng Genocide Museum (Cambodia)
 
2022 &ndash; The American University in Cairo
 
2024 &ndash; National Library of Indonesia
&nbsp;
Reporter: Aditya Gunawan/ Alditta Khoirun Nisa/ Anastasia Lily
Dokumentasi: Aditya Gunawan

Perpusnas Raih Penghargaan UNESCO, Berkomitmen Mengarusutamakan Naskah Nusantara

Medan Merdeka Selatan, Jakartaâ€”Ketiga anggota komisi III Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI melakukan kunjungan kerja ke Perpustakaan Nasional (Perpusnas) pada Senin siang, (31/8). Ketiga anggota DPD tersebut, antara lain Ketua Komisi III Sylviana Murni, Evi Apita Maya, dan H.M Fadhil Rami. Dalam tatap muka tersebut, DPD siap berkolaborasi dan mendampingi program perpustakaan dan kegemaran membaca Perpusnas.
â€œKami siap mendampingi Perpustakaan Nasional ketika melakukan kunjungan kerja ke daerah atau pelibatan program. Kami juga ingin berkontribusi,â€ ujar Sylviana Murni.
Menanggapi niat baik yang disampaikan DPD, Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando mengatakan hal yang terpenting yang bisa dilakukan adalah mengubah paradigma tentang tujuan pendidikan dan menumbuhkan kesadaran literasi di masyarakat. â€œLiterasi adalah kedalaman pengetahuan yang dimiliki seseorang yang bisa diperoleh dengan keaktifan membaca,â€ jelas Syarif Bando.
Di sadari atau tidak format pendidikan di Indonesia berkutat pada aktivitas belajar dan ujian. Itu berlaku dari bangku kanak-kanak hingga kuliah. Beda halnya di luar negeri dimana ada proses tahapan yang berjenjang sehingga ketika lulus kuliah menjadi sumber daya manusia yang siap pakai.
â€œIdealnya pemuda Indonesia ketika selesai menempuh pendidikan menjadi pemuda pembangunan. Pemuda yang berkontribusi aktif terhadap pembangunan, pandai menemukan solusi dari setiap hambatan, berpikir kreatif, penuh inovasi, dan bahkan sanggup membuka lapangan kerja baru,â€ pungkas Syarif Bando.
Di akhir pertemuan, Kepala Perpusnas menyerahkan simbolis bantuan berupa koleksi buku sebanyak 1.000 eksemplar kepada DPD.
Â 
Reporter : Hartoyo Darmawan
Fotografer : Ahmad Kemal
Â 
Â

Kunker DPD RI ke Perpusnas : DPD Siap Dampingi dan Kolaborasi Dengan Perpusnas

Â 
Jakartaâ€”Pembangunan sumber daya manusia yang berkelanjutan menjadi fokus pemerintah. Hal ini dilakukan agar SDM Indonesia, khususnya di bidang perpustakaan, memiliki daya saing dalam persaingan global dan pemerataan layanan perpustakaan berbasis inklusi sosial.
Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI Deni Kurniadi menyatakan, pada era kini, perpustakaan dan pustakawan harus siap dan berkomitmen untuk melayani masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan informasi. Oleh karena itu, pustakawan harus dapat meningkatkan kompetensinya di era digital berdasarkan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI).
â€œDan perlu diingat bahwa pustakawan adalah garda terdepan dalam melakukan layanan perpustakaan dan informasi di berbagai jenis perpustakaan dan harus meningkatkan layanan dan koleksi yang bermanfaat bagi masyarakat,â€ terang Deni saat membuka webinar dengan tema Sumber Daya Manusia Perpustakaan unggul di Era Digital Menuju Indonesia Emas yang diselenggarakan oleh Perpusnas dan Forum Perpustakaan Khusus Indonesia (FPKI) pada Jumat (22/10/2021).
Sementara itu, Farli Elnumeri, Kepala Perpustakaan Daniel S. Lev menandaskan bahwa SKKNI berkaitan dengan industri, Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), dan pendidikan tinggi. â€œHubungan erat antara pihak industri, dalam hal ini kita sebagai orang yang telah bekerja khususnya di bidang perpustakaan dengan salah satu yang menghasilkan orang-orang yang siap bekerja perpustakaan yaitu pendidikan tinggi,â€ terang Farli.
Dia menambahkan, saat ini sudah ada SKKNI bidang perpustakaan yang termaktub dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 236 Tahun 2019. Di dalamnya yang menjadi acuan adalah KKNI yang memiliki sembilan jenjang kualifikasi. â€œDari hal itu, kita bisa melihat profesi pustakawan perpustakaan khusus di jenjang mana,â€ tuturnya.
Selain itu, Perpusnas juga telah mengeluarkan Peraturan Perpustakaan Nasional Nomor 2 Tahun 2021 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Bidang Perpustakaan. KKNI bidang Perpustakaan bertujuan untuk mengembangkan SDM bidang perpustakaan berbasis kompetensi melalui pendidikan, pelatihan, dan sertifikasi kompetensi.
â€œDiharapkan teman-teman yang bekerja di perpustakaan adalah mulai jenjang kualifikasi 3-jenjang kualifikasi 8 yang berkaitan dengan layanan intelektual yang diharapkan mempunyai kesiapan pengetahuan yang cukup dalam pengelolaan perpustakaan,â€ jelasnya.
Chaidir Amir, Pustakawan Ahli Muda Kemendikbudristek, menjelaskan perpustakaan pada abad ke-21 memiliki paradigma bukan sebagai gudang buku. Perpustakaan berfungsi mengkoneksikan informasi, penghubung pembelajaran, layanan digital, berjejaring dengan perpustakaan lain, tidak hanya mengelola informasi pengetahuan tetapi juga mentransfernya dan memasarkan perpustakaan.
Ini sejalan dengan konsep perpustakaan berbasis inklusi sosial yang diusung Perpusnas. Dalam program tersebut, digunakan pendekatan pelayanan perpustakaan yang berkomitmen untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat.
â€œKonsep ini tidak dengan muncul dengan sendirinya. Banyak hal yang harus dipersiapkan termasuk sarana dan prasarana, infrastruktur, koleksi dan yang paling penting adalah SDM,â€ terangnya.
Seiring dengan hal tersebut, kompetensi pustakawan harus berubah. Dia melanjutkan, pustakawan harus memiliki kemampuan mengetahui (mengenal) kapan informasi diperlukan dan memiliki kemampuan menemukan, mengevaluasi, dan menggunakan informasi yang diperlukan dengan efektif, efisien, dan tepat waktu, mampu membuat konten dan memasarkan perpustakaan serta mampu berkomunikasi dan berkolaborasi.
Dahulu, perpustakaan membangun koleksi dan beriorientasi untuk pelayanan prima. Pada era sekarang yang dibangun adalah komunitas. â€œHarus ada komunitas dan aktivitas di dalamnya, maka perpustakaan dapat mewujudkan transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial,â€ pungkasnya.
Reporter: Anastasia Linawati/Hanna Meinita
Fotografer: Prakas Agrestian

Pustakawan Diminta Tingkatkan Kompetensi Sesuai dengan SKKNI  Â 

Medan Merdeka Selatan, Jakarta- Dalam upaya meningkatkan minat baca masyarakat, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan berencana untuk terus mengembangkan program perpustakaan lorong. Program Perpustakaan Lorong ini merupakan kerjasama Pemerintah Prov. Sulawesi Selatan dengan Bunda Baca.
Saat ini terdapat 55 titik perpustakaan lorong yang sudah ada di 5 kab/kota di Sulawesi Selatan dan akan terus bertambah. Seperti di Kota Makasar yang sejauh ini telah memiliki 10 titik perpustakaan lorong.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan, Moh Hasan saat juga menyebut telah mengangarkan dana 50 juta untuk masing-masing titik. â€œSesuai arahan Bapak Gubernur Sulawesi Selatan untuk terus memperluas keberadaan perpustakaan lorong, Kami menargetkan akan membangun 2020 titik di seluruh wilayah Prov. Selatanâ€, terang Hasan saat bertemu Kepala Perpusnas di Gedung Fasilitas Layanan Perpusnas, Jumat (13/3).
Menurut Hasan, dalam upaya meningkatkan koordinasi dan sinergi antar setiap unsur pemerintahan juga akan diadakan rapat koordinasi yang diikuti seluruh pimpinan perpustakaan dan kerarsipan di Prov. Sulawesi Selatan pada 26 Maret 2020 mendatang.
Kepala Perpustakaan Muhammad Syarif Bando menyambut baik upaya yang tengah dilakukan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan. Pihaknya menyebut hal ini sebagai dukungan nyata terhadap Kebijakan Presiden RI Joko Widodo terkait pengembangan mutu dan kualitas sumber daya manusia.
Â 
Reportase: Eka Purniawati
Fotografer: Ahmad Kemal Nasution

Berita

Provinsi Sulawesi Selatan Terus Kembangkan Perpustakaan Lorong

Pencarian

Berita Lainnya

TPBIS Wujud Komitmen Indonesia Terhadap Pembangunan Global

Lapas Nasrkotika Klas IIA Kaliurang Jadi Contoh Lapas Sadar Literasi Yogyakarta

Perpusnas Mendorong Pembudayaan Gemar Membaca Sejak Dini

Perpusnas Raih Penghargaan UNESCO, Berkomitmen Mengarusutamakan Naskah Nusantara

Kunker DPD RI ke Perpusnas : DPD Siap Dampingi dan Kolaborasi Dengan Perpusnas

Pustakawan Diminta Tingkatkan Kompetensi Sesuai dengan SKKNI Â